2016 adalah era dimana banyak bermunculan inovasi-inovasi kreatif yang datang untuk semakin mempermudah kehidupan sehari-hari, termasuk pada aktivitas kreatif. Kemudahan inilah yang kemudian menjadi penanda generasi saat ini. Sekarang, sangat mudah bagi setiap orang untuk menemukan referensi atau inspirasi dalam proses kreatifnya, namun berkat hal itu juga stagnasi timbul hari ini.
Sebagai contoh, coba lihat berapa banyak nama brand fashion baru yang bermunculan pada tahun ini, dan berlomba-lomba menawarkan berbagai macam konsep. Mudahnya memulai usaha bisnis pada bidang ini pun menjadi salah satu dorongan terkuat hadirnya nama-nama brand baru Tanah Air. Selain uang tentunya, modal lain yang diperlukan adalah berani dan peka terhadap tren saat ini. Walaupun demikian, tidak sedikit dari nama-nama brand tersebut, hanya bermain dalam konsep ‘aman’ yang menjual gaya tren terkini, sehingga membawa scene fashion tahun ini terkadang terasa di isi dengan gaya yang itu-itu saja. Hal ini ditandai dengan diidolakannya tren-tren tertentu, salah satunya yakni tren ‘90’s Revival’, dimana sangat mudah menemukan orang-orang kembali menggunakan kalung choker, juga mom jeans yaitu celana jeans yang dipakai di atas pusar, celana jeans robek-robek kebesaran dan masih banyak contoh lainnya. Standarisasi penggunaan sebuah tren yang kemudian membuat penggunanya menerima label dari apa yang dikenakan cukup menjadi perhatian. Sehingga, penyerapan tren yang apa adanya, secara tidak sadar menimbulkan dan membentuk sebuah keseragaman tampilan. Padahal harusnya dengan arus informasi yang sedemikian, ada alasan baru untuk menggali lebih dalam mengenai tren yang ada, sehingga mampu memberi value lebih bagi pelakunya, tidak hanya sekadar mencari keuntungan dan menyeragamkan generasi ini.
Dampak serupa juga dirasakan di fotografi, ini bisa dilihat dari salah satu platform populer yakni Instagram yang terisi dengan fotografer-fotografer baru yang menjadikan sosial media sebagai medium berekspresi. Sayangnya, tak jarang ditemukan kemiripan pola yang coba diperlihatkan. Tema yang sering ditemukan biasanya berkutat pada fashion photography, traveling dan lifestyle. Tiga hal ini bisa dibilang menjadi tren fotografi yang mengarisbawahi tahun 2016. Belum lagi mengenai hasil akhir yang mirip satu sama lain – foto diambil dari angle yang kurang lebih sama, dengan gaya editing yang mirip. Tidak ada yang salah dari hal tersebut, hanya sayang kalau hal tersebut dilakukan semata-mata hanya untuk mengikuti alur zaman. Kabar baiknya, ada beberapa di antaranya yang menerobos arus dan membawa angin segar bagi dunia fotografi saat ini, yakni melalui fotografi analog yang menawarkan hasil berbeda, di tengah keseragaman tersebut. Inovasi untuk membangkitkan lagi ketertarikan pada fotografi analog ini menjadi dorongan untuk kita agar tidak terus berdiri pada zona nyaman, untuk menciptakan temuan-temuan yang menyelamatkan diri dari kejenuhan.
Kegelisahan juga muncul di lingkup seni rupa, dimana masih sering rasanya ditemukan pameran-pameran – di kota-kota besar khususnya – didominasi oleh seniman-seniman lama. Fenomena ini bukanlah dilema baru dan rupanya masih berlangsung hingga sekarang. Akibatnya, tak jarang seniman-seniman baru yang merasa enggan atau “minder” dan mempertanyakan kelayakan dirinya untuk menunjukan potensi yang dimiliki. Satu-satunya yang bisa dimanfaatkan adalah ajang submission, yang juga terkadang exposure-nya hanya sementara dan tidak ada kelanjutannya. Beberapa memang sudah ada yang berani menciptakan pasarnya sendiri dan membuktikan eksistensinya dengan terus aktif menjadi fasilitator akan kegelisahan, salah sayunya adalah Kopi Keliling yang aktif memberikan kesempatan kepada sosok kreatif baru untuk menampilkan karyanya ke publik. Semangat inilah yang harus terus dipertahankan dan akan lebih baik lagi jika terus bertambahnya wadah-wadah seperti itu.
Kemunculan berbagai macam kolektif-kolektif baru yang bertujuan menjadi wadah alternatif untuk mendukung hadirnya potensi-potensi baru khususnya di ruang lingkup musik, menjadikan tahun ini kebanjiran acara-acara musik yang seru begitu pula musisi dan grup musiknya. Berangkat dari beragam visi dan misi, kolektif-kolektif tersebut menanamkan spirit yang saling mendukung para pelakunya bahkan sampai penikmatnya. Beberapa di antaranya di Jakarta ada Studiorama, We.Hum Collective, wastedrockers, dan Noise Whore, lalu Malang punya Malang Sub Pop, Surabaya, ada Rumah Gemah Ripah dan Dysania. Di Cirebon, ada Live Forever. Di Bandung ada An Intimacy, Liga Musik Nasional, Maternal dan beberapa kolektif lainnya dari berbagai kota dan daerah. Dengan berbagai macam ide dan kreativitas untuk terus memenuhi kebutuhan para penikmat musik, bersenang-senang pun menjadi salah satu visi yang ingin di sampaikan oleh para kolektif ini. Spirit yang coba disalurkan oleh para kolektif ini direspon cukup positif, dengan terus meningkatnya jumlah penonton pada gig-gig kecil yang biasanya menjadi kekhawatiran para kolektif baru yang hendak menggelar sebuah acara.
Selanjutnya pasti akan bermunculan berbagai macam penanda zaman baru, yang alangkah baiknya jika muncul dan diciptakan oleh para pembawa angin segar. Apa yang akan diingat nantinya, tentu yang menawarkan perbedaan. Sehingga akan lebih menarik rasanya, bila keseragaman ini dijadikan bentuk koreksi diri, yang hasilnya akan menjadi sebuah dorongan untuk membuat lingkup kreatif yang lebih beraneka-ragam.
Di era yang serba mudah ini, sangat sayang rasanya untuk membiarkan begitu saja potensi yang dimiliki, di saat seharusnya mampu menawarkan berbagai inovasi-inovasi untuk memberikan variasi yang lebih banyak lagi di dunia kreatif. Sudah seharusnya, para pelaku dan sosok kreatif ikut menjadi bagian dari perkembangan kultur kreatif saat ini, dengan berani unjuk gigi ke publik yang lebih luas. Sebuah platform bernama GoAheadPeople.com hadir sebagai wadah untuk bereksplorasi dan berekspresi di mana para sosok kreatif bebas untuk mengekspresikan passion-nya dan merayakan perbedaan. Telah dipersiapkan di dalamnya tantangan dari para mentor sesuai dengan passion yang dimiliki, juga kesempatan kolaborasi berasama sosok idola. Jadi bagian dari GoAheadPeople dan ikuti kompetisi Go Ahead Challenge untuk mendalami passion dan menjadi bagian komunitas kreatif di Indonesia.