Masih segar dalam ingatan ketika tersebar berita mengenai terciptanya hover board. Untuk Anda yang tidak tahu, hover board adalah semacam skateboard namun bukan dijalankan dengan roda, melainkan tenaga elektrik. Seperti yang digunakan karakter Marty McFly dalam film back to the Future Part II. Kabar penciptaan itu tentu saja menjadi buah bibir banyak orang di media sosial. Namun tak lama berselang, terbukti bahwa berita tersebut merupakan hoax semata.
Ada pula berita mengenai salah satu fitur terbaru iOS yang dikabarkan dapat membuat pengguna iPhone mengisi baterai ponsel itu hanya dengan meletakkannya pada microwave yang menyala. Berita ini lantas tersebar dengan cepat pada berbagai media, dan membuat beberapa orang tertantang untuk menjajal fitur terbaru ini. Lagi-lagi berita tersebut adalah hoax, membuat beberapa orang kehilangan handphone-nya yang rusak parah akibat radiasi pada microwave.
Setiap hari, ada ribuan – bahkan lebih – informasi yang muncul melalui Internet. Seperti lewat media sosial, berita baru bermunculan pada tiap menitnya. Baik berita benar maupun yang tak jelas keakuratannya. Akses internet yang semakin merata dan berkecepatan tinggi pun membuat masyarakat hidup di antara derasnya arus informasi. Mulai dari pagi hari hingga petang datang, setiap individu dihujani kabar dari berbagai bidang, yang juga tampil dengan berbagai perspektif. Bisa jadi, sebuah peristiwa akan tersampaikan dalam dua atau tiga angle maupun tone berbeda bila datang dari sumber yang berbeda pula.
Apalagi kini terjadi perubahan alur informasi. Jika dulunya publik perlu aktif mencari informasi, kini informasi yang menghampiri, bahkan sering datang tanpa diminta. Pola demikianlah yang menimbulkan dua kemungkinan.
Pertama, ketersediaan informasi yang makin tak berbatas ini bisa dimaknai sebagai hal positif. Karena publik bisa terus ter-update dan memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai berbagai hal. Kedua, fenomena tersebut juga bisa bergerak ke arah yang negatif. Misalnya laju informasi yang begitu pesat bisa berubah menjadi gangguan tersendiri dalam keseharian. Hingga menurunkan produktivitas kerja, karena Anda terlalu sibuk menerima laju berita.
Produktivitas yang menurun akan terasa semakin negatif bila selanjutnya Anda terjebak pada informasi yang tak jelas atau yang isinya hanya tentang penyebaran kebencian semata. Hal yang mungkin kerap ditemui di antara deretan timeline pada gadget Anda. Hal itu bisa saja membuat kreativitas Anda macet, atau menjerat Anda dalam sentimen yang tak berdasar.
Karenanya, Anda pun harus menyaring berita. Mana informasi yang menarik, penting, layak dibaca, atau hoax, dan harus diabaikan. Beberapa waktu lalu, mungkin Anda masih melakukan seleksi informasi secara manual. Misalnya dengan memilih headline yang dianggap menarik saja. Namun kini, penyaringan informasi bisa Anda lakukan secara otomatis, melalui aplikasi Kurio.
Sebagai aplikasi kurasi berita karya anak bangsa, Kurio menawarkan pengalaman kurasi berita. Maksudnya, Anda bisa memilih informasi yang masuk ke gadget sesuai dengan topik yang disukai, maupun sumber pilihan. Dengan tampilan desain yang menarik dan beragam fitur, setiap hari, Kurio akan menyaring jutaan artikel dan memberikan sejumlah rekomendasi yang cocok dengan topik favorit Anda. Sehingga Anda tidak akan ketinggalan berita terbaru dari lokal dan internasional.
Tersedia secara gratis pada App Store dan Google Play, Kurio tak hanya membuat kegiatan kurasi menjadi semakin menyenangkan, tetapi juga untuk mengembalikan kehangatan sensasi membaca seperti ketika membaca surat kabar baru di setiap pagi hari. Dengan demikian, kegiatan membaca bisa menjadi salah satu aktivitas wajib dalam keseharian Anda. Setidaknya, membaca dapat menjadi pengisi waktu senggang di antara rutinitas. Sehingga internet tak lagi hanya menjadi distraksi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi.