Komunitas Film di Indonesia telah hadir secara aktif selama 15 tahun terakhir ini. Mereka memproduksi film menyuarakan apa yang terjadi di lingkungan mereka, membuat workshop film, mempromosikan serta mendistribusikan film hingga memutar film di ruang-ruang non bioskop yang membuka ruang diskusi publik. Tak dapat disangsikan lagi, merekalah penggerak utama dalam membangun publik penonton film Indonesia di tingkatan akar rumput, sehingga kehadiran kembali film Indonesia di bioskop mendapat tanggapan positif dari penonton Indonesia di awal tahun 2000-an.
Dari berbagai jenis komunitas film, dari yang fokus kepada produksi film hingga kegiatan pemutaran film dan festival film, hanya sedikit yang berhasil membangun sebuah ruang pemutaran dan secara rutin memutar film alternatif bagi publik. Apa strategi komunitas putar untuk mendatangkan publik? Bagaimana perjuangan mereka untuk dapat mengadakan acara secara rutin? Sejauh manakah kegiatan ini berdampak bagi perkembangan perfilman lokal?
Pada acara Hari Film Nasional bulan ke-11 bertema Komunitas Putar Film Indonesia ini, kami mengundang perwakilan komunitas putar film Presentasi dan Diskusi bersama David Darmadi (Cinemama Padang), Yulia Hesti (Ruang Film Semarang), Reny Suci (Sumbawa Cinema Society), Asep Triyatno (CLC Purbalingga), Lintang Aulia (Lélakon Malang), dan Tria Nin (Minikino Denpasar) yang dipandu moderator Alexander Matius (Manajer Kineforum) untuk saling berbagi informasi dan pengalaman. Akan hadir pula Dimas Jayasrana wakil penyelenggara acara Temu Komunitas Film Indonesia yang akan diselenggarakan pada 25-27 Maret 2016 mendatang di Baturaden.
Presentasi dan Diskusi dipandu oleh moderator Alexander Matius (Manajer Kineforum)
Acara gratis, terbuka untuk publik. Mohon datang tepat waktu.
Acara ini didukung oleh Djarum Foundation