In this open column submission, Garrin Faturrahman notes how songs that are sung in languages of unfamiliar language can bring comfort, and how there's so much to explore if people can overlook the stigma labelled as "weaboos".
In this Open Column submission, Lana Tiffanie shares reflections on the pressure to define one's life path in their twenties. Lana discusses societal expectations to have clear future goals, the influence of observing successful adults, and the personal journey of finding peace through gradual progress.
Dalam submisi Open Column ini, Dinar Maharani Hasnadi mengenang puisi-puisi Joko Pinurbo sekaligus menyentuh bagaimana perasaan dalam menulis memiliki bobot yang lebih nyata ketimbang diksi yang sulit, dan mengingatkan kita juga akan nilai terapeutik yang terkandung dalam menulis secara ekspresif.
Dalam submisi Open Column kali ini, Muhammad Zaidan menjabarkan interpretasi dan refleksinya dari lagu “Membebaskan Hujan dari Tirani Puisi” karya Morgue Vanguard.
In this Open Column submission, Samantha Dewi Gayatri writes her concern on the trending show that glorifies academic achievements, where this "pursuit" may exacerbate social inequalities, turning education into a status symbol rather than a means for social mobility.
Dalam submisi Open Column ini, Rinaldi Fitra Riandi menuliskan bagaimana lagu Bernadya bisa menjadi titik mula yang baik untuk kita memahami cara menghadapi patah hati, dan pentingnya cuti patah hati.
Dalam submisi Open Column ini, Firman Imaduddin memaparkan kritik tentang mismanajemen energi oleh PLN dan bagaimana pemerintah mendorong warga Indonesia untuk menggunakan listrik secara jor-joran.