Teks oleh Muhammad Faisal
Foto Itrsnicethat.com
Membicarakan makanan memang tak pernah ada habisnya. Ia bisa dikupas dari pelbagai sisi. Lewat buku yang berjudul Feast for the Eyes, Atelier dan Sonya Dyakova mencoba membahas makanan dari kekayaan sejarah fotografi. Diterbitkan oleh Aperture, Feast for the Eyes memberi pandangan bahwa fotografi makanan dapat dibentuk melalui lintas disiplin; seni fashion, jurnalisme, relasi sosial, sampai periklanan yang nantinya dapat dilihat bagaimana fotografi ini berkembang seiring berjalannya waktu.
Dalam proses pembuatan buku ini, serangkaian estetika berbeda hadir pada periode waktu tertentu. Menjadi tantangan ketika berbagai pengambilan gaya digabungkan agar memudahkan pembaca mencerna isi yang ada. Di satu sisi dapat menyajikan kualitas visual yang bagus, di satu sisi dapat menjadi santapan bacaan untuk semua kalangan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Feast the Eyes menggunakan perpaduan gaya kitsch dan retro sebagai inspirasi; menghasilkan keseimbangan antara baru dan lama. Memenuhi eksistensi masa kini dan mewujudkan sisi kontemporernya, membuat buku ini memancarkan kualitas secara ilustratif dan variatif.
Secara garis besar, Feast for Eyes menyadarkan tentang dua hal: bagaimana makanan berpusat pada hidup kita dan kita tak segan untuk terus mendokumentasinya lebih dari yang pernah ada, sekaligus mengkritisinya tentang fenomena unggah foto makanan di media sosial; yang terkadang menegaskan esensi makanan sebagai objek visual belaka.