Teks: Muhammad Faisal
Foto: The Totality
Apabila di wilayah barat kita mengenal pianis jazz semacam Bill Evans, Herbie Hancock, atau Thelonius Monk yang tersohor dengan nama besarnya, maka di kawasan Asia khususnya Jepang, sosok Ryo Fukui tak dapat dipisahkan dari telinga penikmat jazz kebanyakan. Kualitasnya jangan disangsikan. Jemarinya bebas berkehendak menguasai tiap bongkah tuts berwarna hitam putih dan menari lincah di atasnya.
Selama perjalanan bermusiknya, Ryo telah mengeluarkan lima buah album; Scenery (1976), Mellow Dream (1977), My Favourite Tune (1995), In New York (dibuat bersama Leroy Williams dan Lisle Atkinson pada 1999), serta A Letter from Slowboat (2015). Catatan di atas tergolong sedikit untuk ukuran pianis legenda sepertinya. Namun percayalah, keseluruhan karyanya adalah tonggak penting bagi perkembangan musik jazz di Jepang.
Dari kelima albumnya, Scenery dirasa menjadi titik monumental. Baik aransemen maupun instrumentasi yang ia gubah terdengar orisinil. Dibuat kala Ryo berumur 22 tahun, Scenery menggambarkan kejeniusannya dalam meramu komposisi jazz standar yang tak sebatas berpatokan pada notasi umumnya. Sesekali ia mengikuti arus ketika memainkan “It Could Happen To You” dan tak jarang pula ia meluapkan keliarannya tatkala mementaskan “Scenery.”
Meskipun keenam nomor di Scenery menarik disimak, repertoire bertajuk “Early Summer” tetap menyuguhkan atensi tersendiri di samping performa menakjubkan. Track sepanjang 11 menit ini membuktikan kapasitas seorang Ryo Fukui di mana ia menumpahkan segala rupa variasi dalam wujud kentalnya progresifitas di balik aroma blues hingga samba. Mendobrak batasan demi menciptakan sekelumit keindahan memang perlu; dan Ryo Fukui sukses melakoninya.