DJ yang tergabung dalam kolektif Dekadenz ini memiliki referensi musik eksotis yang bisa didengarkan di kala ia tidak bekerja sebagai Music Director di beberapa restoran di pusat Jakarta. Khidja hingga Acid Arab adalah beberapa unit musik yang mengisi mixtape-nya saat tampil, namun pada episode Gimme 5 kali ini, kami menanyakan 5 lagu feel-good versinya.

Persian Love – Holger Czukay (1978)
Salah satu karya terbaik dari Holger Czukay menurut saya. Setelah meninggalkan posisi bassist di band Can, dia mengerjakan album dengan teknik manipulasi pita kaset dan sampling. Pertama dengar lagu ini saya bertanya bagaimana cara membuat musik seperti ini. Lagu bernuansa Timur Tengah yang romantis ini cocok didengarkan pada saat matahari terbenam ataupun terbit.

Perfect World – Holger Czukay (1987)
Masih dari artis yang sama. Lagu ini bertempo lebih cepat dengan nuansa latin berpadu dengan rasa absurd dan komedik.

Kereta Tak Berhenti Lama – Senyawa (2014)
Pertama kali dengar lagu ini waktu Senyawa melakukan konser di Jakarta tahun 2016. Dan lagu ini adalah lagu pembuka layar yg menutupi Wukir dan Rully di bagian awal konser. Cover version lagu yang selalu saya dengar sejak kecil mengingatkan saya akan saat bangun pagi dan harus melakukan kesibukan hidup.

Sister Midnight – Iggy Pop (1977)
Cikal bakal lahirnya musik post-punk dan industrial. Nuansa ‘dark’ dan ‘sleazy’ dari lagu ini memberi inspirasi untuk mencari lagu-lagu setipe (apa jadinya kalau lagu setipe dimainkan di dalam satu party?) Mungkin ada yang mengerti, ada yang biasa aja atau mungkin jadi pesta orgy?

Walk on By – The Stranglers (1978)
Lagu aslinya ciptaan Burt Bacharach di-cover oleh band Inggris ‘The Stranglers’ (dengan vokalis pertama mereka Hugh Cornwell). Lagu patah hati yang diubah menjadi ‘feel-good punk song’, dengan bagian solo hammond dan gitar yang panjang di tengah lagu. Sangat easy listening!!

Dengarkan mixtape Aditya Permana di sini.