Prioritas pada Kualitas untuk Pola Konsumsi yang Lebih Baik
Dengan filosofi Kaizen, kualitas kain di Jepang terus mengejar perkembangan teknologi dan tuntutan penggunaan yang tinggi.
Words by Whiteboard Journal
In partnership with Bobo Tokyo
Cover: Riezky Hana Putra
Tanpa disadari, terlepas dari beragam warna dan desain pakaian yang kita miliki di lemari, pasti ada beberapa potong pakaian yang nyaman digunakan berulang-ulang kali. Mau itu karena desain yang mudah dipadupadankan dengan pakaian-pakaian lain atau memang pakaian tersebut membuat kita langsung percaya diri ketika menggunakannya.
Namun, tidak dapat dihindari, umur pakaian semakin menipis apabila sering digunakan. Alasannya sederhana, bahan-bahan pakaian yang kita miliki belum tentu mengakomodir penggunaan kita yang intensif. Semakin sering digunakan, pakaian kesayangan kita semakin mudah pudar, lusuh, rapuh, hingga robek. Jika sudah seperti itu, kemungkinan pakaian tersebut akan digunakan kembali jadi semakin kecil.
Alhasil, kita jadi lebih sering ingin berbelanja baju baru. Pengeluaran untuk pakaian pun kian membengkak, potongan pakaian yang kita miliki juga jadi semakin tertimbun di lemari. Sekilas terlihat ideal bagi kita untuk memiliki banyak pilihan agar mudah melakukan padu padan busana. Tapi apa iya kita akan menggunakan semuanya?
Dalam sebuah wawancara oleh Wall Street Journal, California Closets menjelaskan bahwa rata-rata kita hanya menggunakan 20% dari isi lemari kita. Sisanya? tertimbun hingga habis masa pakainya. Setelah itu? tumpukan kain tersebut akan berakhir menjadi limbah yang membutuhkan 200 tahun untuk lebur bersama alam.
Industri busana pun tidak berdiam diri. Menanggapi pembeli yang semakin cerdas dan sadar akan dampak dari pembelian mereka, produsen tekstil mulai menawarkan berbagai inovasi. Salah satu yang paling populer adalah persaingan antara produsen kain-kain berkualitas tinggi yang memiliki masa pakai yang panjang.
Salah satu negara yang gempar mengejar kualitas tersebut adalah Jepang. Dengan tuntutan bertubi-tubi akan pakaian berkualitas tinggi yang tahan lama, banyak produsen tekstil di Jepang yang menerapkan filosofi Kaizen dalam produksi kain mereka. Filosofi kerja ini mendorong proses usaha yang menerapkan evaluasi dan adaptasi secara berkesinambungan.
Mengapa demikian? Proses penyempurnaan tidak pernah berhenti sampai tahap tertentu. Secara aktif mereka berusaha untuk meningkatkan teknologi yang digunakan, etos produksi yang diterapkan, dan pengetahuan akan potensi produk mereka. Dengan perspektif tersebut, kualitas kain terus mengejar perkembangan teknologi yang kian maju.
Dengan berinvestasi pada pakaian yang memiliki masa pakai lebih panjang, kita meminimalisir pakaian yang tertimbun di lemari. Tidak ada alasan untuk membeli pakaian baru secara berlebih karena ingin menggantikan pakaian-pakaian kita yang sudah tidak memenuhi standar, bahkan setelah berulang-ulang kali digunakan.
Dalam “The Beauty of Everyday”, kita akan membedah hal-hal sederhana melalui berbagai sudut pandang filosofi Jepang. Nantikan artikel selanjutnya dengan mengikuti media sosial kami dan Bobo Tokyo!