Bagaimana Paten Menjadi Senjata Rahasia dalam Industri Kecantikan
Saat merek yang didukung sains dan tren mendorong kecantikan ke depan, ada pengakuan yang berkembang akan pentingnya paten untuk melindungi inovasi. Mereka juga bisa membuat pelanggan terkesan.
Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: Getty Images
Kata ‘kecantikan’ dan ‘paten’ jarang digunakan bersama-sama. Ketika merek kecantikan yang didukung sains semakin populer, maka masuk akal jika beauty brands mencari cara untuk mengumpulkan lebih banyak paten.
Demikian pula, mengiklankan penggunaan ‘bahan kimia’ dalam pembuatan produk kecantikan atau kosmetik semakin dihindari. Namun, ketiganya — kimia, kosmetik, dan paten — merupakan serangkaian formula sukses yang telah bekerja selama lebih dari satu abad, menghasilkan pengembangan berbagai produk kosmetik yang tidak dapat kita bayangkan tanpanya.
Ada lebih banyak yang bisa diperoleh dari paten selain hak kekayaan intelektual. Kalau dikerahkan dengan benar, paten dapat menjadi alat yang strategis. Paten dapat membantu merek kecantikan untuk memberi keunikan pada pilihan produk mereka, memasarkan produk secara lebih efektif, dan mencegah pesaing memasuki wilayah mereka.
Namun, proses memperoleh dan menegakkan paten bisa sangat mahal dan rumit, sementara relevansinya juga sering disalahpahami oleh konsumen.
Mengapa paten?
Paten memilki peran penting dalam mewujudkan inovasi baru untuk menjadi produk yang dapat digunakan. Kebutuhan akan perlindungan paten yang tepat sangatlah krusial setiap kali adanya niat atau potensi untuk memperoleh nilai komersial dari sebuah penemuan teknologi.
Jika tidak, investasi terkait penelitian dan pengembangan dapat hilang karena pesaing mengambil keuntungan dari teknologi milik orang lain dan memproduksi/menjual produk itu sendiri.
Selain itu, pendanaan dari investor seringkali diperlukan untuk menerjemahkan pengembangan penelitian menjadi produk komersial, maka dari itu perlindungan paten biasanya merupakan prasyarat untuk menarik investasi tersebut.
Apa saja yang bisa dipatenkan?
Dalam industri kecantikan, kategori yang paling umum adalah komposisi atau formulasi yang mengandung campuran bahan-bahan, seperti sunscreen, sampo, deodoran, pasta gigi, krim kulit, parfum, dan cat kuku.
Metode seperti cara mengurangi kerontokan rambut, meminimalkan garis-garis halus dan kerutan, atau menguji kondisi kulit, juga dapat dipatenkan, meskipun ini adalah area di mana batasan mengenai apa yang dapat atau tidak dapat dipatenkan berbeda-beda antar negara.
Pematenan perusahaan besar vs indie?
Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih baik untuk aplikasi paten juga terbiasa mengajukan paten secara cepat dan efektif. “Mereka dapat mengambil tempat di pasar dan industri, dan mencegah pesaing lain mengajukan paten,” ujar Joyce de Lemos, co-founder and Head of Product di Dieux Skin. Pendanaan publik terkadang dapat dimanfaatkan untuk membantu mengimbangi biaya tinggi.
Bagi pemilik merek kecantikan indie, janganlah salah, biaya untuk tidak mematenkan produk Anda mungkin lebih tinggi.
“Jika Anda memiliki startup tahap awal, paten dapat menghabiskan sebagian besar anggaran Anda,” jelas Ford.
“Pada saat yang sama, ini adalah sesuatu yang dicari investor karena mereka ingin tahu bahwa IP Anda aman. Jadi, jika Anda ingin mendapatkan investasi di perusahaan Anda, Anda mungkin harus menanggung biaya itu.”
What’s next?
Di masa sekarang, industri kecantikan telah berkembang pesat dan didukung dengan konsumen yang semakin terbuka untuk mengeksplorasi serta meninggalkan banyak ruang untuk inovasi.
Kosmetik yang dipersonalisasi dengan mengandalkan genomik dan kecerdasan buatan juga menjadi topik yang hangat dalam penelitian kecantikan. BASE Skincare menerapkan bantuan teknologi untuk menyajikan rangkaian produk yang dipersonalisasi sesuai dengan tipe kulit dan gaya hidup pengguna.
Calysta Skincare juga memprioritaskan metode ‘Treatment Skin Genomic’, mengandalkan genomik dengan menggunakan air liur pasien sebagai penentuan jenis perawatan kulit yang tepat.
Inklusivitas juga memainkan peran yang kuat dalam perkembangan industri kecantikan. Contoh yang paling terkenal adalah Fenty Skin yang mengajak A$AP Rocky dan Lil Nas X untuk menunjukkan bahwa tidak hanya perempuan, laki-laki juga bisa menggunakan skincare.
Ini menunjukkan akan pentingnya paten dalam mendorong kemajuan industri kecantikan, dan juga bagaimana paten, sains dan strategi marketing yang tepat dapat sama-sama mendorong ketertarikan konsumen dan memajukan industri kecantikan.
Tanggung jawab paten terakhir bergantung pada brand kecantikan untuk mengkomunikasikan secara efektif manfaat dan keunikan paten mereka di luar bahasa hukum dan teknis yang kompleks, agar menarik mata konsumen yang tidak hanya trend-conscious, tetapi juga science-conscious.