Suasana di Ethiopia, Brussels dan Beppu Direpresentasikan dalam Parfum Arpa
Brand parfum baru Arpa hadirkan jenis-jenis fragrance multi-sensory mentransport pemakainya lewat synesthesia ke tempat-tempat dari memori sang penemu, Barnabé Fillion.
Teks: Inaya Pananto
Foto: Arpa by Barnabé Fillion
Brand parfum multi-sensory Arpa, didirikan oleh Barnabé Fillion seorang model merangkap fotografer yang kemudian beralih profesi menjadi desainer parfum artisan. Selama pengalamannya bekerja menjadi penguji wewangian dari brand Aesop selama sepuluh tahun, Fillion mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan seni dan bahasa wewangian dan kemudian berinisiatif untuk merintis merk parfumnya sendiri didukung oleh pemilik dari Aesop, Dennis Paphitis.
Terus mempertahankan hubungan kerjasama dengan Aesop, Fillion dalam eksperimennya menyeberangi pembatas indera penciuman dan berkolaborasi dengan berbagai seniman dari berbagai disiplin seni. Ia telah bekerja sama dengan seniman Anicka Yi, Marguerite Humeau, dan Dominique Gonzalez-Foerster hingga nama-nama besar di industri fashion seperti Commes des Garçons, Paul Smith, dan Rick Owens. Kolaborasi lintas disiplin seni inilah yang Fillion sebut sebagai perayaan dari pertemanan dan simbol kekagumannya.
Melibatkan lebih dari sekedar indera penciuman, Fillion menciptakan aneka jenis fragrance terinspirasi dari serangkaian perjalanannya keliling dunia ke negara-negara seperti Ethiopia, Belgium, hingga Jepang yang membekas begitu jelas di ingatannya. Melalui synesthetic recollections yang dihubungkan dengan visi dan suara pada parfum-parfum ciptaannya, ia ingin mentransport pemakainya ke tempat-tempat dalam memorinya. Berkaitan dengan proyeksi memorinya, ia berkata, “they are so full of synesthesia, so it’s easy for me to transmit.”
Sejauh ini, Arpa telah meluncurkan tiga jenis aroma dengan total tujuh core scents yang masing-masing merepresentasikan unsur-unsur kebudayaan, geografis, dan kenangan personal. Jenis parfum pertamanya yang terinspirasi dari pemandian asam vulkanik yang ia kunjungi di Dallol, Ethiopia diberi nama Arco Spettro. Lalu fragrance Recedere merefleksikan cahaya matahari yang menyelip di antara rimbunnya teduh pepohonan di Brussels, diwakilkan oleh wewangian seperti iris, myrrh, dan sage. Yang terakhir adalah Fosforo yang ia ciptakan dengan bayangan pengalamannya menyaksikan festival dan keramaian kembang api di Beppu, Kyushu, Jepang.
View this post on Instagram
Menyempurnakan pendekatan retrofuturist personal yang Fillion lakukan lewat parfum-parfumnya, ia berkolaborasi dengan Jochen Holz seorang seniman gelas untuk membuat kemasan botol parfumnya yang terinspirasi dari konsep futurisme Italia dan unsur-unsur yang terkandung dalam parfumnya. Parfum ini dikemas dalam bungkus gliserin yang merangkap sekaligus sebagai sabun batang. Detail terakhir ini menyempurnakan elemen eksperimental dan keunikan dari tiap botol parfum Arpa.
Menutup penjelasannya, Fillion mengatakan, “Arpa for me is about the inspiration to celebrate life in every detail, everything that you taste, everything that you see, and listen to.”
Saat ini parfum Arpa dapat dibeli online melalui ssense.com dan arpastudios.com.