Things We Like: Spooky Stories
Kumpulan cerita menakutkan yang pernah terjadi pada tim kami.
Words by Whiteboard Journal
Oktober sudah memasuki mingu terakhir. Banyak dari kita yang menyiapkan film horror untuk ditonton atau kostum untuk merayakan keseruan perayaan Halloween. Tapi apakah kalian sudah menyiapkan diri untuk cerita-cerita yang menantang adrenalin? Dengan Halloween yang jatuh pada minggu ini, kami berbagi pengalaman menakutkan yang pernah terjadi pada tim kami.
HILMI
Managing Editor
What:
Mengalami Film “Keramat”
Description:
Gw nggak gampang takut. Kebetulan suka nonton film horror dan so far belum ada yang bikin takut pas ada jumpscare (walau ada beberapa film yang membekas karena horornya psikologikal). Satu-satunya yang bikin takut selama ini adalah film “Keramat”. Baru kali ini merasa takut beneran karena pernah mengalami sendiri adegan ngeri di film ini.
Ceritanya waktu itu masih SD dan diajak ikut studi kenal alam sama orang tua yang adalah guru MTs (setara SMP). Tujuannya ke Jogja, tempat yang dikunjungi adalah Pantai Parangtritis, Prambanan, Keraton, Museum AU, Malioboro dan Borobudur.
Singkat cerita, ada satu anak hilang dari rombongan pas di Prambanan. Kejadian ini bikin heboh. Anak SMP tiba-tiba hilang dan sedang jauh dari rumah. Beberapa guru harus tinggal di lokasi untuk mencari, sedangkan rombongan sisanya melanjutkan perjalanan. Sampai malam, si anak ini masih belum ketemu. Karena desperate, akhirnya beberapa guru ke “orang pintar” setempat.
Di “orang pintar” tadi, diceritakan kalau si anak ini “diambil” dan disembunyikan oleh jin. Katanya, kalau hilang sampai 24 jam akan hilang selamanya. Buat retrieve si anak ini, pak guru harus kasih sesajen dan baru akan tahu lokasi anak hilang ini jika sesajennya diterima.
Keesokan harinya, beberapa menit sebelum lewat 24 jam, dikabari kalau pak guru yang cari harus ke alun-alun Jogja. Di sana, anaknya ternyata nyangkut di salah satu pohon di alun-alun dengan tubuh yang luka-luka baret. Katanya, pas sadar, si anak mengaku selama seharian diajakin renang sama orang tua. 😐
SHADIA KANSHA
Editorial Staff
What:
Satu Lagi di Lawang Sewu
Description:
“Lawang Sewu” atau “Pintu Seribu” adalah salah satu lokasi berhantu paling terkenal di Semarang (bahkan di Indonesia). Walaupun sudah lama direnovasi dan diberdayakan kembali menjadi museum kereta api, tempat ini akan tetap menjadi lokasi mistis bagi keluarga kami.
Kisah ini terjadi ketika gue masih duduk di bangku kelas 2 SD. Saat itu, Lawang Sewu baru saja memulai perjalanan rebranding-nya. Udara masih pekat dengan harum cat baru. Semarak acara-acara aktivasi juga masih kerap terasa. Salah satunya adalah Expo untuk Export dan Import. Karena Mama bekerja di bidang ekspedisi lintas benua saat itu, kami membuka booth untuk mempromosikan jasa perusahaannya. Gue dan adik turut membantu sepulang sekolah sambil menghibur diri. Maklum, kami jarang keluar rumah di umur segitu.
Waktu mulai masuk pukul 17.00 WIB. Langit semakin pilu membiru dan jumlah pengunjung semakin surut. Mereka tidak ingin mengambil risiko berlama-lama di Lawang Sewu saat malam tiba. Terdengar suara panik mama memanggil nama adik yang ternyata telah hilang. Kami mencari-cari sambil berteriak-teriak. Adik gue bukan anak yang gemar berpetualang dan tidak suka pergi tanpa ditemani. Dugaan terburuk kami adalah dia diculik.
Gue bersama Papa berkeliling Lawang Sewu ditemani oleh penjaga. Kami telusuri setiap pintu yang bisa kami buka. Tetap saja, dia masih tidak ditemukan. Kami tidak menyerah. Kami terus mencari adik sambil berdoa, berharap dia baik-baik saja.
Suara Adzan Maghrib tak lama kemudian berkumandang. Akhirnya terdengar tangisan yang tidak terdengar asing.
Kami berlari menghampiri tubuh kecil yang menangis frustasi di bawah pohon besar taman utama gedung tersebut.
Kami bertanya kemana dia pergi. Polosnya, dia berkata:
“Aku di belakang kakak dari tadi, tapi kakak tidak dengar aku panggil-panggil,”
MONICA IVANA
Graphic Design
What:
Astral Projection Berujung Ketempelan Tante K 😙
Description:
Waktu gue masih kuliah, gue sempet ngekost di kostan punya orangtua gue. Lokasinya gak terlalu deket dari kampus, tapi nggak jauh-jauh amat juga; kayak 10-15 mins walk. Kalo hampir telat atau lagi hujan ya mau nggak mau harus naik angkot. Oh iya, for your reference, kostannya dulu itu di daerah Palmerah. Jalan rayanya macet, gang-gangnya sempit. IYKYK. Agak risih sih, karena jauh dari tempat makan dan tempat print langganan, tapi berhubung biayanya nol rupiah dan gue anak yang baik ya…. Gue ngga bisa protes buat pindah ke kostan lain dong…
Anyway, gue inget banget kejadiannya itu pas banget baru mulai libur akhir tahun. Gue lagi mau dijemput bokap pulang ke Bogor karena kebetulan doi lagi ke Jakarta. Siang itu hujan lumayan deras, jadi sambil nunggu, gue ketiduran dikit. Ketidurannya di kasur, dan kebetulan kasur gue itu sebelah jendela yang menghadap teras. Di tidur gue itu gue mimpi gue lagi di amusement park, dan gue lagi ngantri wahana yang bentuknya kayak rumah. Gue sendiri, dan antrian gue cukup panjang, cuma nggak lama kemudian gue udah ada di antrian paling depan. Gue bahkan bisa lihat bentuk pintunya. Pintunya plain banget, seperti pintu pada umumnya, dicat putih, lalu gue tiba-tiba ngeh: Kok pintunya kayak pintu kosan gue???
Tapi tetep, gue raih gagang pintunya, dan begitu gue buka, gue langsung kebangun. Tepat di depan posisi gue tidur, ada cewek berdiri. Rambutnya panjang, bajunya yang lusuh compang-camping menyentuh lantai. Di balik rambutnya, gue liat juga mukanya. Gue lupa persisnya gimana, cuma gue ngeh kalo kita saling lihat-lihatan. Monggo ditebak makhluknya biasanya dipanggil siapa, cuma singkat cerita gue cerita ke sepupu gue yang memang bisa lihat dan interaksi dengan makhluk astral. Gue bahkan nggak cerita sampai ke detail bentuk penampakannya, tapi dia bisa nebak.
“Rambutnya panjang ya? Bajunya lusuh?”
Gue kaget dong, dan sontak nanya, “Kok tau????”
Sepupu gue dengan santainya jawab:
“Lah iya, dia nempel ke kamu.”
MARDHI LU
Graphic Design
What:
The Time I Mistook Something as a Priest
Description:
Kelas SMP 1, gue dan seangkatan SMP gue melakukan jambore pramuka di Buperta Cibubur karena merupakan ekskul yang wajib dari sekolah. Semua murid mengeluh dan gondok dalam menjalankan semua aktivitas pas disana. Panas, lengket, kering dan menyebalkan, kombinasi maut untuk membuat kerumunan anak SMP bersemangat.
Pada penghujung hari pertama disana. Kita berkumpul di tengah api unggun dan menyanyi lagu-lagu nasional and generally having a good time, setelah itu kita diajak untuk jalan-jalan malam pada pukul 9, sebuah inisiatif untuk menikmati sejuk malam sebelum kita tidur.
Kita semua berjalan rapi berbaris menuju suatu tanah terbuka. Selama perjalanan, karena tidak ada hal yang eventful dan membosankan. Aku memutuskan untuk melihat sekeliling jalanan yang dikelilingi hutan itu. Dan aku melihat sesuatu, jauh di sisi lain sana. Ada segerombolan orang berbaju putih yang berjalan sangat pelan, hampir melayang dengan mulus.
Pada saat itu aku tidak terlalu menggubris, karena kupikir bisa saja ada sebuah gereja katolik/kristen dengan Romo/Pastor/suster yang berkunjung kesana juga. Aku terus menatap mereka hingga dekat ke area kosong tujuan kita.
Ketika kita berhenti disana. Aku bertanya ke guruku mengenai gerombolan gereja itu.
“Pak, ada gereja juga dateng kesini ya? Tadi aku ada liat segerombol suster dan romo di jalan kesini”
“Hah? Ga ada siapapun yang ke sini selain kita dek”
SABRINA FARIZKY
Marketing & Partnerships
What:
Jurit Malam
Description:
Kejadiannya sudah cukup lama, waktu gue SMP dan sedang melakukan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) di sebuah tempat latihan militer, tapi agak lupa lokasi nya dimana.
Seperti acara-acara sekolah pada normalnya, di malam kedua terakhir dilakukan jurit malam masuk ke hutan (yang sampai detik ini, gue masih ngga paham tujuannya apa), kami dibagi jadi beberapa grup dan jalannya harus berbaris ke belakang. Kebetulan karena waktu itu gue yang paling ngga penakut, jadi gue ditempatin di paling belakang.
Tiba-tiba di tengah perjalanan, ada sesosok poci terbang di atas kita, lalu mendadak juga ada sosok tante K yang standby di depan rombongan. Karena kaget, temen gue yang paling depan jatuh kebelakang, dan mengakibatkan serombongan jatuh semua (konsepnya kayak domino), termasuk gue. Dan pas jatuh, gue inget gue kepentok batok kepala temen yang berdiri persis di depan gue, dan pas gue berdiri gue inget ada sejumput rambut nya dia yang masuk mulut gue (ew). Lalu selesai sudah jurit malamnya, dan kita pulang ke Jakarta beberapa hari kemudian.
Waktu masuk sekolah, kita rame-rame lagi bahas mengenai si jurit malem tersebut, sampai akhirnya sambil ketawa gue bilang “eh iya, waktu itu siapa sih yg berdiri depan gue? Sorry ya rambut lo kegigit gue kayaknya rontok banyak di mulut gue”, tiba-tiba temen gue yang cowok dan botak bilang, “loh Na, yang di depan lo kan gue.”
Kita semua sempat diam sejenak, lalu mencoba santai melanjutkan obrolan. Sampai akhirnya temen gue mencetus “itu guru siapa sih yang jadi tante K? Ngumpet dimana ya, tiba-tiba muncul”, lalu anak-anak lain kebingungan, karena harusnya disitu cuma ada stunt poci terbang, dan ngga ada guru yang jadi tante K.
DEANDRA AURELLIA
Editorial Intern
What:
The Infamous Toilet Tress-passer
Description:
As far as I could recall, kayaknya gue gak pernah ngerasain pengalaman serem langsung? Gue juga orangnya nggak begitu penakut, tapi ada satu cerita horor iconic, kayaknya anak Jakarta pasti tau: kalo abis nonton midnight di suatu bioskop di suatu mall di Jakarta, di pojok toiletnya ada setan yang bisa ngikutin doa agama apapun, sambil nyengir (kayak making fun of us) dan kepalanya geleng-geleng. Sumpah, ini cerita horor yang paling gue inget dan paling gue takutin. Ngetik ini aja jadi merinding.
NADA SALSABILA
Editorial Intern
What:
Ketindihan
Description:
As far as I recall, gue gak pernah ngerasain paranormal experience yang sampai ngeliat makhluk halus dengan jelas atau sampai bikin merinding. But for some time pas gue SMA, gue sering banget ketindihan, dan tiap ketindihan itu gue liat sesosok bayangan ‘hitam’ yang kadang cuma berdiri, dan kadang approach gue dengan cepet. Tiap ketindihan dan ngelihat sosok hitam itu gue cuma pasrah aja (dan coba buat baca doa & gak panik). If it doesn’t work, gue bakal coba untuk tidur lagi aja hehe.
VERISKA
Social Media Intern
What:
“Kok papah masih makan kacang ijo di kamar?”
Description:
Dua hari setelah bokap meninggal dunia, masih dalam keadaan berduka dan a bit denial, pokoknya jauh dari kata ikhlas. Sampai suatu pagi, baru bangun tidur banget, seperti biasa gue turun ke bawah buat makan, yang mana pastinya selalu ngelewatin kamar bokap. Posisi nya, kamar kebuka dan ya karena baru bangun jadi belum wide awake banget, gue biasa aja ngeliat bokap duduk di pojok kamar sambil nyuap makan kacang ijo yang persis dia makan beberapa jam sebelum meninggal kemarin. Pas di ruang makan pun, denger suara batuknya, exactly suara batuk bokap. Tapi ya karena masih baru bangun juga, belum 100% sadar, jadi gue ngerasa ga ada yang salah dan biasa aja.
Setelah makan, naik ke kamar… baru mikir “Loh kan papah udah gak disini…?”
EZRA REYHAN MARZUKI
Social Media Intern
What:
Weird “things” happened after my grandma passed away
Description:
Dari kecil gue dapat dibilang skeptis banget dengan kisah-kisah supernatural, cuman ada satu kejadian yang bikin gue merinding banget dulu. Beberapa hari setelah nenek gue meninggal, terdapat beberapa kejadian aneh yang terjadi di rumah gue. Kebetulan keluarga gue itu kental banget dengan budaya jawa, dan keluarga gue percaya kalau seseorang meninggal dunia, ruh mereka biasanya pelan-pelan akan pamit dari rumahnya. Kejadian yang aneh itu adalah pintu yang terbuka dan tertutup sendiri, sempat bau melati di daerah taman, dan yang paling bikin merinding adalah suster nenek gue yang entah oleh siapa dilempar dengan tissue dari lantai atas padahal di lantai dua rumah gue biasanya gak ada orang. Setelah kejadian ini gue akhirnya mulai percaya sama yang namanya fenomena supernatural.