Cara-Cara Menang dalam Aktivitas Keseharian
Kebiasaan buruk di keseharian dan cara mengatasinya untuk #MENANGINDONESIA.
Words by Ghina Sabrina
Banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai warga Indonesia untuk menunjukkan dukungan pada para atlet-atlet yang bersaing di SEA Games tahun ini. Selain memberi dukungan langsung, transfer energi kepada para atlet juga bisa dilakukan dari diri masing-masing. Untuk sama-sama memajukan Indonesia di ajang olahraga maupun aspek lain, kita harus terlebih dulu menang dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat progress diri kita sendiri.
Dengan menjadi disiplin dan menjauhkan diri dari hal-hal seperti buang sampah sembarangan, procrastinating hingga mental pasrah, baru kita bisa maju dan #MENANGINDONESIA. Kami berbincang dengan berbagai sosok dari latar belakang yang berbeda untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat mengalahkan kebiasaan buruk, dan menjadi pemenang.
Soleh Solihun
Comedian
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Karena tak bisa datang langsung menonton mereka bertanding, dukungan yang bisa saya lakukan ya dengan selalu mengikuti berita SEA GAMES 2019. Mengetahui sejauh mana perolehan medali dll, adalah salah satu bentuk dukungan terkecil yang bisa kita lakukan. Setidaknya, itu salah satu bentuk kecintaan kita pada atlet kita. Yang namanya cinta, apalagi ketika baru jatuh cinta sama seseorang, kita selalu mau tahu kabar orang yang kita cintai.
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
Memang stereotip itu masih cukup kuat melekat di orang Indonesia. Gawatnya, semua stereotip itu dimaklumi oleh kita, seakan-akan hal biasa. Padahal, kalau mau mengubah stereotip itu, ya kita harus sepakat menerima bahwa hal-hal itu bukan untuk dimaklumi, melainkan diperbaiki.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
Sayangnya iya. Jiwa menunda-nunda pekerjaan itu masih sering saya lakukan. Sering sekali mengerjakan kewajiban di detik-detik akhir alias mepet ke tenggat waktu. Padahal, kalau dikerjakan tak mepet tenggat waktu, pasti hasilnya akan lebih maksimal.
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
Meyakinkan diri sendiri bahwa kalau mau berkembang dan lebih maju, harus menghasilkan karya yang baik. Karya yang baik, butuh waktu pengerjaan yang maksimal, itu artinya jangan menunda-nunda yang bisa dikerjakan hari ini.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
Karena menegur orang yang tak mau antri atau mengingatkan orang yang datang terlambat itu kadang tak semudah dibayangkan, jadi ya lebih baik kita praktekkan saja dulu sendiri. Sabar mengantri kalau memang harus bertemu antrian. Kalau ada janji bertemu, atau menjanjikan waktu pada banyak orang, tepati
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
Yang bisa dilakukan adalah dengan menyadari bahwa kita punya kebiasaan buruk, tapi bukan untuk memakluminya, tapi untuk kita perbaiki. Langkah selanjutnya adalah dengan merealisasikan perubahan tadi, jangan cuma omong doang.
Tapi satu hal yang selalu saya ingat adalah bahwa kebiasaan buruk ini tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tapi juga orang lain di sekitar kita. Jangan sampai kita merugikan orang lain. Intinya, mulai berbagi manfaat dengan orang lain, mulai dari hal-hal kecil, mulai dari diri sendiri, niscaya masyarakat kita akan maju.
Cindercella
Beauty Vlogger
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Dukungan yang bisa saya lakukan adalah dengan mengajak orang-orang untuk support atlet-atlet Indonesia. Memberi tahu bahwa atlet-atlet Indonesia perlu lebih diapresiasi, dan tidak kalah hebat dengan atlet-atlet luar juga.
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
Sebenarnya itu kebiasaan buruk yang harus dirubah dan bisa dirubah, karena kalau dibiarkan jadi dianggap normal. Contohnya seperti kebiasaan terlambat, lama kelamaan, semua orang jadi kebiasaan dan menormalkan itu.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
Tentunya saya juga masih banyak kebiasaan negatif yang perlu dirubah. Salah satunya telat, padahal bisa banget dicegah dengan bangun lebih pagi.
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
Yang pasti harus dibiasakan untuk melakukan yang perlu dibenarkan. Seperti bangun pagi biar tidak telat tadi, bisa set alarm lebih pagi biar tidak buru-buru dan akhirnya telat.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
Kalau saya bakal menegur dan kasih tahu baik-baik kalau itu salah, karena menurut saya kalau didiamkan saja mereka bakal terus seperti itu.
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
Commit untuk berubah dan melangkah maju, meskipun berat untuk dilakukan, tapi semua pekerjaan akan ada hasilnya jika dilakukan dengan konsisten.
Jennifer Bachdim
Model
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Pertama-tama, menurut saya kita harus bangga pada para atlet yang berangkat untuk mewakili negara Indonesia. Saya sendiri akan mendoakan mereka dan pastinya juga akan menunjukkan support di keseharian saya dan juga di akun media sosial. Saya yakin jika para atlet merasakan dukungan dari masyarakat Indonesia sendiri, mereka akan bersaing dengan lebih baik!
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
Saat saya pindah dari Jerman ke Indonesia untuk pertama kalinya di tahun 2011, saya pun merasakan hal yang sama. Orang-orang Jerman termasuk sangat organized, selalu on time dan pekerja keras. Tapi, menurut saya kita tidak bisa mengatakan semua orang Indonesia sebagai pemalas dan sering telat. Saya yakin ada banyak orang Indonesia yang sama-sama hard working dan selalu on time.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
Saya selalu mencoba untuk melawan kebiasaan buruk setiap harinya. Menurut saya, itu adalah sebuah proses dan penting untuk selalu memperbaiki diri sendiri. Feel good and happy and get better everyday. Saatnya untuk memiliki impian besar dan raih impian itu untuk menjadi kenyataan!
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
Menulis jurnal akan sangat membantu menurut saya. Tuliskan semua pikiranmu, goals, dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus ditinggalkan. Langkah selanjutnya adalah dengan memikirkan cara untuk membebaskan diri dari kebiasaan buruk. Kalau sering terlambat, coba mulai dengan mengeset alarm lebih pagi, plan your day dan pelan-pelan pasti akan terjadi perubahan.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
Bagi saya, orang terlambat adalah hal yang terburuk, mungkin juga karena saya berdarah Jerman dan lahir dan besar di sana. Ini menunjukkan sisi Jerman saya, karena jika saya bekerja dengan orang lain saya pasti mengharapkan mereka untuk datang tepat waktu untuk shooting, meeting, dan lain sebagainya. Namun, jika mereka telat, saya pasti mengharapkan permintaan maaf dari mereka.
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
Menetapkan goals dalam hidup, terinspirasi oleh sosok-sosok yang memberikan dampak positif, setelah melawan kebiasaan buruk pasti Anda akan merasa lebih baik dan bangga pada diri sendiri.
The Panturas
Surf-rock Band
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Abyan Zak (Gitar/Vokal)i: Kemarin kita bikin lagu buat mereka. Keren ga?
Rizal Taufik (Gitar): Berkontribusi dalam lagu yang kemarin dirilis untuk menyemangati atlet Indonesia, walaupun mengisi gitar cuman beberapa bar.
Surya Fikri (Drum): Satu-satunya yang bisa saya tunjukkan adalah membuat lagu untuk meramaikan laga SEA Games ini.
Bagus Patria (Bass): Menurut saya, bikin lagu kayak kemarin merupakan bentuk dukungan. Dukungan yang lain, nonton TV di rumah, nonton pertandingan, dan bantu mendoakan.
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
AZ: Melawan stigmanya atau melawan gejala-gejala yang disebutkan tadi? Yang kedua dulu aja kali ya soalnya kalau stigmanya sudah hilang tapi masih begitu ya kasihan kitanya harus mengambil tanggung jawab yang tidak perlu diambil.
RT: Cukup sulit saat ini untuk melawan stereotip tersebut. Yang paling mudah dilakukan adalah melakukan dengan sepenuh hati apapun bidang yang kita jalani. Ketika melakukan dengan sepenuh hati maka energi yang keluar akan positif. Siapa tahu kita akan jadi yang terbaik di bidang yang kita tekuni tersebut dan membuat Indonesia bangga.
SF: Stereotip itu sepertinya sudah melekat di orang-orang Indonesia. Bahkan kalau berkaca, sikap-sikap yang disebutkan tadi itu ada di dalam diri saya. Tapi ya mau tidak mau kita harus melawan kebiasaan tersebut. Hidup bakal bosan ‘kan kalau kita tidak fighting for something?
BP: Lawan stigma ya caranya melawan kebiasaan yang bikin stigma itu menempel. Dimulai dari memperbaiki diri sendiri sih, kasih contoh buat orang lain. Nanti kalo memang yang kita lakukan benar juga akan banyak yang ngikutin.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
AZ: Saya aja masih sering menunda-nunda pekerjaan, jadi malu kalau nanti ada orang luar yang mengira orang Indonesia rajin-rajin.
RT: Masih. Saya sering berleha-leha padahal ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tapi saya tidak pernah terlambat ketika sudah ada janji dan tidak pernah melebihi waktu yang ditentukan kalau misalkan hubungannya dengan pekerjaan. Selagi tugas utamanya selesai sesuai waktu yang ditentukan, tak apalah berleha sedikit. Kan manusia butuh menikmati hidup.
SF: Sejujurnya, procrastinating itu tidak bisa dihindari sih. Terutama orang yang kerjaannya multitasking kayak saya. Tapi balik lagi, yang terpenting adalah kebiasaan tersebut tidak berulang dan merugikan orang-orang yang kita kasih janji.
BP: Ya procrastinating itu susah banget dilawannya, mau rilis album baru aja materinya masih PR banyak. Seenggaknya sekarang procrastinating-nya dikurangi sih, apalagi kalau yang merugikan orang lain.
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
AZ: Tapi saya berusaha melawan itu sih. Kebiasaan memang harus dilawan dengan kebiasaan lagi. Jadi saya yang biasanya bangun tidur lanjut tidur, sekarang langsung mandi supaya memulai harinya tidak tertunda. Tapi jujur saya belum menang.
RT: Saya sendiri tidak pernah melawan, tapi kebutuhan untuk hidup yang membuat saya bergerak untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu. Sampai saat ini saya masih melawan.
SF: Berjanji sama diri sendiri dan membagikan semangat untuk keluar dari kebiasaan tersebut ke teman atau orang lain. Biasanya kalau kita sendiri yang malas, suka ada yang ingetin. Jadi bisa berjuang bareng mencapai titik yang kita mau.
BP: Setuju sama Acin, lawan kebiasaan itu dengan bikin kebiasaan baru. Walaupun dalam beberapa hal emang masih di-“lemesin, susah dilawan”.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
AZ: Kalo terlambat saya tidak bisa banyak bicara. Kalau antrian anehnya yang biasa menyela saya itu orang tua. Jadi saya tidak enak gitu bilanginnya. (Tidak enakan tuh positifnya orang Indonesia bukan sih?). Tapi hal-hal begitu memang butuh diingatkan sih walaupun orang sekarang suka sensitif dengan “sekadar mengingatkan”. Walaupun yang disensitifkan seringkali berkaitan dengan ibadah tapi ini juga kerap terjadi saat cepu dan wakil pengisi absen bertemu di kelas kuliah ya nampaknya.
RT: Mengingatkan dan menegur. Selain itu kita sendiri juga harus memberikan contoh agar orang-orang di sekitar kita yang berperilaku salah jadi malu melakukannya.
SF: Saya jarang negur sih, karena kalau ditegur tuh orang yang salah suka lebih galak. Paling bener tuh emang ngasih contoh. Misal nih kasus telat. Saya pernah telat datang ke kantor, lantai-lantai kotor lupa dibersihkan. Pas saya baru datang, saya lihat sendiri, bos saya mengepel bersih ruangan sendirian. Dia tidak marah, cukup ngasih pemandangan itu, saya langsung tidak enak hati karena kesiangan. Sejak saat itu saya janji sama diri sendiri untuk tidak telat lagi. Kalo kasus menyelak antrian, itu mah kebangetan woi! Bayangin aja kamu di posisi orang yang disela antriannya, pasti kesel kan?
BP: Tegur!!! Apalagi kalau nyelak antrian. Gas aja.
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
AZ: Seperti yang dibahas tadi sih, kebiasaan harus dilawan dengan kebiasaan lagi. Mengubah kebiasaan kolektif memang sulit tapi kalau kita bersatu tidak ada yang tidak mungkin. Jangan menyerah, jangan menyerah, jangan menyerah. Tetap jalani hidup ini. Lakukan yang terbaik.
RT: Meninggalkan kebiasaan buruk sedikit-sedikit dan melakukannya secara berulang sehingga menjadi sebuah kebiasaan baru. Biasanya badan dan pikiran kita ketika sudah melakukan hal secara berulang akan terbiasa
SF: Bisa asalkan kita punya frame dan goals yang sama untuk keluar dari segala kebiasaan buruk. Selain itu, harus sama-sama saling ngingetin sih, kalo diingetin tuh jangan malah jadi rewel. Udah tahu salah, tapi malah lebih galak. Sama-sama sadar diri aja.
BP: Bisa pastinya, tapi semua memang butuh proses. Kalau mau cepet mah bangunin diktator buat genosida di Indonesia (aaaaa nanti saya juga mati).
Reza Chandika
Comedian
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Dengan menjadi pemirsa yang suportif aja. Kalau menang, terus beri dukungan. Kalau kalah, jangan mencela.
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
Yang namanya perubahan, asal tujuannya baik, pasti jadinya baik. Namun sebelum anda kerepotan mengatur orang lain, alangkah baiknya untuk introspeksi diri terlebih dahulu. Baru kalau dirasa sudah tidak malas, sudah tepat waktu dan sudah ini itu, boleh deh memberi ajakan. Tapi pelan-pelan. Karena kalau kata teman dekat saya, Marchella FP, “Kita nggak bisa ngatur mindset orang”. Jangan sampai ajakan baik Anda, di pikiran orang lain malah terkesan mencela.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
Kebetulan saya manusia, bukan siluman. Namanya manusia, katanya tidak ada yang sempurna. Pasti ada kurangnya. Terus apakah dengan begitu, anda tidak mau berubah karena memakai tameng “nobody’s perfect”? “Ya gue emang gini orangnya”, “Lo terima ajalah”?. Saya yakin masih banyak yang kurang dari dalam diri saya, tapi sebisa mungkin, egois tidak menjadi salah satunya. Saya yakin sebagai manusia, kita harus pintar-pintar toleransi karena hidup itu tidak cuma sendiri. Lalu apa yang harus anda lakukan jika sudah ditoleransi orang? Hargai.
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
Niat. Asal ada niat dari diri sendiri, bukan untuk menyenangkan hati orang lain, saya yakin bisa. Namun yang suka jadi alasan adalah, “Mau mulai kapan?”. When the time’s right, you’ll just know.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
Coba aja obrolin, kalau itu datangnya dari orang lain dan jadi merugikan buat diri sendiri. Tapi ini memang kadang challenging karena kita berhadapan dengan sifat manusia yang sering sulit diubah. Kalau memang sulit diobrolin dan nggak worth it, tinggalin. Sambil ingat-ingat saja bahwa kebiasaan buruk ini berdampak juga buat orang lain, jangan sampai kita menghabiskan hidup buat jadi beban orang lain.
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
Pilah mana yang baik dan buruk, lalu mulai jalani dari diri sendiri. Kalau sukses, baru ajak orang lain. Tapi ingat, jangan sampai kita jadi polisi moral buat orang lain. Semoga dengan begitu bertambah banyak orang baik dan rendah hati.
Baskara Putra
.Feast/Hindia
Bagaimana Anda menunjukkan dukungan pada atlet kita untuk #MENANGINDONESIA di SEA Games tahun ini?
Mungkin dengan sesimpel berhenti berkata buruk tentang siapapun yang mewakili Indonesia di sana. Tak ada yang salah dalam mengkritik— selama disampaikan dengan baik—tetapi terkadang sekitaran kita butuh positivitas lebih. Jika tak bisa berbicara baik, mungkin tidak perlu berbicara—terutama di beberapa topik tertentu.
Selain di olahraga, sebenarnya dukungan untuk #MENANGINDONESIA juga bisa untuk melawan stigma negatif tentang orang Indonesia, seperti suka terlambat, malas, hingga kurang disiplin, bagaimana kalian melihat stereotip tersebut?
Terkadang kita terlalu sering memukul rata banyak hal tertentu jika berbicara tentang orang Indonesia. Tidak semua orang Indonesia seperti itu, tapi sebagai manusia sepertinya kita sudah terlatih untuk lebih cepat menangkap hal buruk dibandingkan hal baik.
Secara introspektif, bagaimana kalian melihat diri sendiri, apakah masih melakukan hal-hal negatif seperti procrastinating?
Tentu, semua orang memiliki aspek negatif yang berbeda-beda dengan dimensi/tingkatan yang berbeda pula. Saya sendiri sadar atas banyaknya kekurangan diri sendiri, dan tiap hari masih berjuang melawan ini semua agar bisa menjadi orang yang lebih berguna lagi di dalam masyarakat.
Bagaimana cara kalian menang dan membebaskan diri dari kebiasaan negatif tadi?
Dengan mencari jalan-jalan lain untuk menyiasati kekurangan-kekurangan tersebut, dan menutup sebanyak mungkin kemungkinan saya dapat mengulangi kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut––dari berhenti memberikan janji rapat di pagi hari jika tidak yakin dapat sampai di tujuan tepat waktu pada hari tersebut atau melawan godaan kenyamanan mobil pribadi dan menggunakan transportasi lain agar tetap bisa tepat waktu.
Bagaimana kalian merespon kebiasaan negatif seperti kebiasaan menyela antrian, terlambat, di kehidupan sehari-hari?
Dengan cara melawan godaan untuk nyinyir di belakang/media sosial dan langsung menegur orangnya, jika dilakukan oleh orang lain yang kebetulan dikenal secara pribadi, contohnya.
Bagaimana menurut kalian, kita sebagai masyarakat bisa maju dari kebiasaan-kebiasaan buruk?
Kita selalu bisa membiasakan diri terhadap kebiasaan baru yang tampaknya berat namun dampaknya baik. Bergeraknya pun harus bersama—jika semakin banyak yang menggunakan tumbler pribadi dalam acara musik, pasti kebiasaan untuk menggunakan kemasan plastik akan berkurang, lantaran orang-orang yang melakukannya akan ikut terbawa kebiasaan orang lain di sekitarnya.