Dekadenz Kembali dengan EP “Themes for Divided Tribes” Jilid Ke-2
Mengajak A Fine Tuning Creation hingga produser asal Bangkok Sunju Hargun untuk mengisi EP ini.
Words by Febrina Anindita
Foto: Dekadenz
Kira-kira 3 tahun lalu, sebuah kolektif musik elektronik leftfield bernama Dekadenz muncul dan menawarkan party tidak biasa lewat seleksi musik mereka. Diisi oleh 3 ‘orang lama’ di dunia malam Jakarta, wajar jika keberadaan unit ini sudah punya karakter pengikut tersendiri. Jonathan Kusuma, Aditya Permana dan Ridwan Susanto jelas sudah tidak asing bagi mereka yang sudah fasih dengan lantai dansa di Jakarta Selatan.
Namun kini melihat semakin berkembangnya ekosistem party di Jakarta dan semakin kritisnya kuping pendengar yang datang di party-nya, Dekadenz merilis EP dengan judul “Themes for Divided Tribes Vol. 1”. Dirilis November 2018 lalu, jilid pertama ini diisi dengan sederet nomor buatan penggerak di balik Dekadenz serta kawan-kawan terdekatnya, yakni Komodo dan Sunmantra. Pujian pun datang untuk EP ini tak hanya dari pendengar di Indonesia tapi juga link mereka di luar negeri.
Namun tidak menunggu lama – hanya 4 bulan – mereka kembali merilis EP Volume 2. Dalam rangka menyambut ulang tahun ke-3, di EP ini Dekadenz mengajak A Fine Tuning Creation hingga produser asal Bangkok Sunju Hargun untuk menyumbangkan edit beragam. Masih menawarkan unsur raw drums, synth atau post punk, EP berisi 4 lagu ini didesain untuk menggelitik pendengar dalam menebak lagu asli yang diproduksi ulang oleh mereka. Terdapat scoring film, lagu EBM hingga lagu trance yang diedit sedemikian rupa guna menonjolkan karakter Dekadenz yang identik dengan nuansa bunker party.
Pada produksinya, EP Volume 2 dibuka oleh trek Sunju Hargun, lalu dilanjutkan oleh Omar Joesoef dengan trek trance dan Aditya Permana lewat trek no wave/tribal, kemudian ditutup dengan nomor funky dari A Fine Tuning Creation. Patut dicatat, A Fine Tuning Creation adalah sosok di balik unit Space System dan Listen to the World (LttW), dengan latar belakang musik klasik, pecinta Antônio Carlos Jobim yang kemudian mengeksplorasi musik blues, funk, jazz, electro, techno hingga house. Mendengar dirinya mengisi edit untuk EP ini tentu melahirkan ekspektasi dan rasa penasaran tinggi akan seperti apa tone yang ia munculkan. Selain itu, melabeli treknya dengan sebutan funky jelas merupakan understatement, namun pada pendengaran pertama terdapat kompleksitas yang tidak lazim ditemui pada nomor elektronik yang membuatnya irresistible.
Jika membahas ekspektasi dan buah karya yang ditawarkan pada EP terbaru Dekadenz, terdapat progresi signifikan yang bisa ditemui dari benang merah antara trek. Adanya harmoni satu sama lain membuat EP ini terasa diproduksi secara hati-hati hingga bisa didengar berulang kali tanpa terasa membosankan.
Begitupun jika mencari beat pada EP ini, kalian bisa menemukannya di tiap trek berkat variasi karakter dari tiap tamu yang diundang. Ibarat sebuah party terakhir di akhir masa, orang-orang di dalam EP ini rasanya mampu memeriahkan detik-detik terakhir di dunia lewat party animalistic yang membuat orang-orang menari dengan musik slow mid tempo dan kemudian terbakar di lantai dansa. Semoga di EP Volume 3, Dekadenz menaikkan kualitasnya dan menawarkan sederet nomor yang lebih eksploratif. Самые лучшие и проверенные проститутки готовы оказать интим услуги высочайшего уровня.