Melewati Gugatan Pelanggaran Privasi, Program Iklan Terbaru Facebook Mengincar Pengguna Berkeluarga
Facebook mematenkan algoritma baru untuk menganalisa foto-foto keluarga penggunanya.
Foto: Telegraph
Di bulan April tahun 2018, Mark Zuckerberg dipanggil ke pengadilan majelis tinggi karena gugatan pelanggaran privasi yang melanda Facebook. Skandal tersebut didasarkan pada tuduhan bahwa Facebook telah menjual data pribadi penggunanya ke Cambridge Analytics untuk personalisasi iklan di situsnya. Sekarang; 7 bulan kemudian, Facebook mempaten sistem baru guna mempermudah analisa foto-foto keluarga penggunanya dengan tujuan sama.
Keinginan Facebook dalam mempaten algoritma baru ini adalah untuk melengkapi sistem dari program baru mereka, khusus mentarget pengguna-pengguna berkeluarga. Meskipun mampu menganalisa berbagai atribut melalui informasi yang tersedia, algoritma ini berperan sebagai tunjangan sistem dalam mempermudah kategorisasi target iklannya per keluarga.
Jika Facebook sukses dalam mempaten algoritma, sistem baru tersebut akan menentukan iklan pengguna melalui informasi dalam foto dan profil mereka. Pertama, algoritma ini akan mengidentifikasi elemen-elemen yang ada, seperti wajah, lokasi dan juga latar belakang dari sebuah foto. Kemudian, elemen tersebut dibandingkan dengan referensi lainnya seperti riwayat posting, daftar pertemanan, status hubungan, beserta lokasi tempat tinggal penggunanya. Dari situ, Facebook mempunyai sebuah panduan akan anggota keluarga penggunanya.
Secara teknis, algoritma baru ini memang tidak melanggar privasi penggunanya secara langsung karena menggunakan informasi yang tersedia. Mengingat permohonan maaf Zuckerberg pada akhir sidangnya, kiranya Facebook akan mempelajari kesalahan tersebut dan memperhatikan langkah mereka secara lebih teliti. Tetapi, melihat dari upaya terbaru ini, sepertinya Facebook masih belum sepenuhnya memahami ataupun memperdulikan kepentingan dari privasi data para penggunanya.