The New York Times Mencetak Edisi Terbaru “Losing Earth” yang Didedikasikan untuk Isu Perubahan Iklim
Salah satu tulisan penting yang sedikit banyak akan mengubah perspektif kita jika masih menganggap isu perubahan iklim sebagai hal remeh.
Teks: Winona Amabel
Foto: The New York Times
Edisi cetak The New York Times (NYT) terbaru yang diterbitkan tanggal 5 Agustus lalu menampilkan sampul yang cukup membuat perasaan tidak tenang. Tulisan The New York Times, judul edisi “Losing Earth”, dan nama penulis Nathaniel Rich dibuat saru dengan latar sampulnya yang berwarna hitam polos tanpa gambar. Ketiga elemen itu memang sengaja ditunjukkan tidak sepenting satu kalimat pendek di tengah sampul dengan tulisan warna putih yang berbunyi, “Thirty years ago, we could have saved the planet”. Satu kalimat pendek yang memberikan petunjuk besar atas isu yang diangkat.
Nathaniel Rich adalah novelis sekaligus jurnalis NYT yang melakukan investigasi jurnalisme untuk edisi khusus ini. Ia menghabiskan 18 bulan penuh untuk riset mendalam, dari studi pustaka hingga wawancara sekitar seratus narasumber, tentang periode 1979 sampai 1989 ketika umat manusia pertama kali mengetahui secara mendalam sebab dan bahaya dari perubahan iklim. Periode 10 tahun yang krusial. Nyaris segala hal yang kita ketahui tentang perubahan iklim sekarang telah diketahui dari tahun 1979, yang mana dasar klaimnya tidak diperdebatkan lagi di kalangan ilmuwan bahwa pembakaran bahan bakar fosil semena-mena telah menyebabkan perubahan atmosfer hingga berlanjut ke pemanasan global. Pertanyaannya, apa yang kita lakukan setelah mengetahui hal itu sejak hampir empat dekade lalu?
Sebagian jawabannya ada di “Losing Earth”, yang sebetulnya adalah cerita tentang upaya penyelamatan planet bumi dan umat manusia seperti yang kerap kali ada di komik pahlawan super. Ada sejumlah aktor yang memiliki power untuk menyelamatkan dunia: para ilmuwan, politikus, petinggi dunia, serta perusahaan minyak, batubara, dan gas. Namun dari mereka segelintir memilih peran sebagai hero dan sebagian lagi memilih peran yang lebih menarik: menjadi villain yang hanya mementingkan keuntungan pribadi. Dikelilingi juga diskursus politik dan propaganda publik yang tambah memperumit situasi.
“Losing Earth” merupakan salah satu tulisan penting yang sedikit banyak akan mengubah perspektif kita jika masih menganggap isu perubahan iklim sebagai hal remeh. Tulisan ini akan membuka mata, kemudian harapannya juga mengubah perilaku kita yang membacanya. Meskipun edisi cetak akan memberikan rasa yang lebih intim dan nyata, namun jika tidak bisa mengakses salinan fisiknya “Losing Earth” bisa dibaca secara online di sini.