Foto: Rekti Yoewono
Berkat permainan apiknya bersama The SIGIT dan Mooner, musisi asal kota Kembang, Rekti Yoewono kemudian dikenal dan telah menjadi salah satu sosok penting yang menghiasi industri musik Tanah Air. Tidak hanya itu, di tengah kesibukannya sebagai musisi, Rekti juga masih menyempatkan diri untuk mengumpulkan piringan hitam, dan membuka sebuah toko yang menjual berbagai rilisan fisik hasil kurasinya bernama Bhang Records. Bicara soal kurasi, saat ini Rekti pun tengah menjadi salah satu kurator yang sedang mencari kreasi sample terbaik pada kompetisi “Musik Gue, Ekspresi Gue”. Mengingat musik telah menjadi bagian penting dari sosok Rekti, pada episode Gimme 5 kali ini kami menanyakan kepadanya 5 unit musik terbaik versinya.
–
Menurut saya sebuah band yang bagus memang seharusnya punya aksi panggung yang keren dan menarik. Namun ada hal yang akan membuat band bagus naik derajat menjadi band hebat, yakni kemampuan untuk menulis lagu yang bagus, enak didengar, unik juga berpengaruh.
The Beatles
Aksi panggung yang membuat para gadis teriak histeris, gaya rambut dan busana yang menjadi tren dan ditiru banyak band lain. Semua itu tidak berarti apa-apa tanpa kehadiran Lennon-McCartney yang mampu membuat lagu-lagu yang tidak lekang oleh waktu. Jangan sampai lupa, bahwa mereka menulis kurang lebih 200 lagu dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun dan hampir semua lagunya populer. Ditambah keberadaan George Harrison dan Ringo Starr yang juga adalah penulis handal.
Black Sabbath
Ada yang bilang bahwa semua riff gitar yang bagus sudah pernah habis dibuat dan direkam oleh Tony Iommi. Itulah kenapa setiap mendengar band baru dengan sound gitar dan nuansa lagu yang mengajak kita untuk headbang, serontak kita selalu teringat dengan Black Sabbath.
Genesis
Ada yang bilang bahwa Prog Rock adalah lagu Beatles yang dikembangkan menjadi lebih megah dan intens. Saya masih ragu antara pilih Genesis atau Pink Floyd. Setelah membandingkan semua rilisan mereka pilihan jatuh pada Genesis karena mereka memiliki segudang lagu yang senadi dengan konsep The Beatles pasca “Sgt. Pepper‘s Lonely Hearts Club Band”, yang juga menjadi favorit saya. Ditambah, Genesis kerap kali memasukan riff-riff heavy ke dalam lagu-lagu mereka.
Comets on Fire
Mungkin band ini kurang riffy ataupun catchy. Tetapi saya rasa tidak begitu ada banyak band seperti mereka. Memanfaatkan suara bising gitar listrik dan amplifier sebagai sarana utama penulisan komposisi lagu yang emosional, dinamis, dan tetap bisa dinikmati (setidaknya oleh saya).
Shark Move
Saya sangat menggemari karya Yockie, Eros Djarot, Harry Roesly, namun sampai detik ini baru Shark Move – “Ghede Chokra’s” (satu-satunya album mereka) yang bisa saya nikmati satu album secara utuh. Semua lagu di dalam album ini bagus menurut saya dan jarang ada yang saya skip. Mungkin mirip seperti pada saat lagu-lagu favorit saya dalam album Chrisye “Sabda Alam” dan Yockie & Chrisye “Jurang Pemisah” disatukan.