NME Mengumumkan Edisi Terakhirnya, Bukti Baru Majalah Musik Tak Bisa Berumur Panjang?
Kemarin (7/3) majalah musik asal Inggris, New Musical Express (NME) mengabarkan bahwa edisinya di bulan Maret 2018 merupakan salam perpisahan atas perjalanan panjang karirnya selama ini.
Teks: Amelia Vindy
Foto: BBC
Kemarin (7/3) majalah musik asal Inggris, New Musical Express (NME) mengabarkan bahwa edisinya di bulan Maret 2018 merupakan salam perpisahan atas perjalanan panjang karirnya selama ini. Tentu kabar tersebut merupakan momen mengejutkan bagi kancah musik dunia, mengingat peran signifikan NME bagi perkembangan musik dunia hingga hari ini. Selama 66 tahun sejak kemunculan pertamanya di tahun 1952, telah banyak membukakan jalan juga kesempatan besar tidak hanya bagi para musisi namun termasuk para jurnalisnya, sebut saja Julie Burchill, Tony Parsons, Stuart Maconie hingga Steve Lamacq.
Sebelumnya di tahun 2015, NME pun telah mencoba untuk menyelamatkan umur mereka dengan mengubah sistem pendistribusian majalah yang awalnya berbayar menjadi bebas biaya dan terbit setiap minggu. Hal tersebut memang secara drastis menambahkan angka pembaca namun rupanya secara value pendapatan, apa yang mereka hasilkan lewat sistem tersebut jauh di atas angka rata-rata sehingga sampailah kabar duka tersebut ke telinga kita hari ini.
Meskipun demikian, NME mengabarkan bahwa akan banyak melakukan penambahan fitur-fitur pendukung untuk menambahkan value mereka agar mampu bersaing dengan digital platform lainnya. Adapun rencana yang mereka siapkan di antaranya adalah music marketplace baru bernama PledgeMusic, dan dua radio stations baru. Setelah Rolling Stone Indonesia dan NME, akankah bertambah lagi nama-nama majalah musik lainnya yang tumbang di tahun 2018?