Performa Eksperimental ala Mirak Div
Entah mengapa setelah Trio Ligro, sebuah passion project pun menggunakan konsep kata terbalik, yakni Mirak Div.
Foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya
Entah mengapa setelah Trio Ligro, sebuah passion project pun menggunakan konsep kata terbalik, yakni Mirak Div. Kesan pertama yang didapat dari namanya, tentu terdengar seperti datang dari belahan Eropa bagian timur, tapi setelah sadar pengisinya – Adra Karim dan John Navid – sontak tersadar bahwa Mirak Div adalah ejaan terbalik dari nama belakang mereka.
Masih dalam bagian gelaran Salihara Jazz Buzz “Jazz sans Frontieres”, Mirak Div tampil pada tanggal 24 Februari lalu dan menunjukkan beragam aransemen yang; uniknya, dibuat dengan paduan alat musik konvensional dan alat-alat rumah tangga sehari-hari. Adapun yang membuat duet ini memorable adalah performa John Navid, dimana mulai dari mainan ayam, alat pengaruk punggung sampai mesin tik ia jadikan komponen yang membuat penampilan malam itu serasa performance art.
Repertoar malam itupun serasa menonton sebuah pertunjukan penuh kejutan. Alih-alih membuat tiap lagu terdiri dari bagian-bagian khas yang bisa diidentifikasi penonton – mana intro, verse maupun outro – mereka berimprovisasi dalam menciptakan bebunyian playful selama lebih dari 70 menit. Menghadirkan 7 lagu, terasa dualitas kental dalam visi proyek mereka. Memakan waktu sekitar 2 tahun dalam proses realisasinya, Mirak Div membuktikan bahwa bebunyian apapun; walau bukan datang dari instrumen musik, tetap bisa menghasilkan nada maupun harmoni yang enjoyable tanpa harus terbatas kaidah-kaidah musik yang ditetapkan.