Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: Studio International

Cukup sulit mendeskripsikan “Manifesto” murni sebagai film, tapi lebih menyerupai sebuah rangkaian monolog yang memiliki elemen-elemen film. Ya, karya arahan Julian Rosefeldt ini cukup eksperimental. Dalam “Manifesto,” Cate Blanchett memerankan 13 persona yang masing-masing menyampaikan manifesto tokoh-tokoh berpengaruh dunia, mulai dari Communist Manifesto Karl Marx dan Friedrich Engels (1848), Dada Manifesto Tristan Tzara (1918), hingga Dogme 95 Lars von Trier dan Thomas Vinterberg (1995).

Setiap manifesto diutarakan oleh 13 persona dengan 13 setting yang berbeda. Menariknya,
antara manifesto dengan setting di mana manifesto itu diutarakan terkadang sangat bertolak belakang. Manifesto I Am For An Art Claes Oldensburg – sebuah manifesto pop art (1961) – dijadikan doa sebelum makan siang di mana Cate berperan sebagai ibu rumah tangga yang memimpin doanya. Sedangkan Sentences of Conceptual Art Sol Lewitt (1969) disampaikan bak headline news oleh Cate yang berperan ganda sebagai pembawa berita dan reporternya. Hal ini terasa tidak logis, bahkan humoris, tapi di sini Julian Rosefeldt ingin membuat penonton fokus pada teks manifestonya, lantas dibuat kontras. Untuk beberapa monolog, gagasan ini berhasil, namun tak jarang hal ini membuat kita hilang arah.
Cate Blanchett menyuguhkan performa yang meyakinkan, walau sesekali terasa dipaksakan. Tapi, pemeranannya jelas menjadi kekuatan dari film ini.

Menikmati “Manifesto” membutuhkan usaha yang lebih, karena menyaksikan satu monolog ke monolog lain dengan lanskap yang terkadang kontras membuat kita sulit untuk menerkanya, tapi inilah yang justru membuat kita terpicu untuk menggalinya lebih dalam (dengan menontonnya sekali lagi, atau dua kali lagi).

Quick review Manifesto: 4/5

Manifesto (2015)
Sutradara: Julian Rosefeldt
Sinopsis: Disutradarai oleh seniman-sutradara Julian Rosefeldt, Cate Blanchett memerankan 13 persona yang menyampaikan manifesto tokoh-tokoh berpengaruh di dunia.