Saat tidak sibuk menjadi Content Director, Adita Kartasasmita akan traveling dan menyesap bir sesering mungkin. Bukan apa-apa, bir adalah hal pertama yang muncul di kepala jika mendengar namanya berkat pengetahuannya akan macam bir yang ada di dunia, sehingga wajar kalau di kemudian hari beer connoisseur ini membuat website khusus tentang bir, bernama Beergembira. Pada episode Gimme 5 kali ini, kami mengundang Adita untuk memilih lima bir terbaik versinya.
Einstok – Icelandic White Ale
Saya diperkenalkan bir ini oleh teman yang sedang bekerja di London. Waktu itu diajak ke sebuah rock ‘n roll bar di London dan dipesankan bir ini. Pertama coba langsung jatuh cinta. Bukan hanya karena desain labelnya yang keren ya, tapi rasanya pun sangat refreshing. Mungkin karena bir ini menggunakan air yang sangat bersih di up north sana (tertawa). Waktu sekali teguk langsung bisa merasakan sedikit rasa citrus, coriander dan orange peel. Tidak berat, dan sangat smooth. Bir ini sangat recommended untuk orang-orang yang tidak terlalu suka rasa pahit di dalam bir.
Pilsner Urquell – Czech Pilsner
Ini bir pertama yang saya coba. Keluarga saya selalu minum bir ini dari zaman saya masih kecil. Bir ini legendaris banget di Ceko, karena bir ini adalah bir tipe pilsner pertama di dunia yang asalnya dari kota Plzen yang artinya saja Pilsen. Rasanya sedikit pahit namun ada rasa toasted bread-nya setelah minum beberapa teguk. Kalau ada kesempatan mengunjungi Ceko, mampir deh ke kota Plzen dan ikut tur di brewery Pilsner Urquell. Seru!
Beavertown Gamma Ray – American Pale Ale
Bir keluaran Beavertown brewery, design packaging-nya memang sangat lucu-lucu. Banyak orang pertama beli bir ini karena desain kalengnya. Tapi rasanya pun tidak kalah dengan design packaging-nya. Waktu dibuka kalengnya, bisa langsung mencium aroma buah-buahan, agak seperti aroma mangga. Rasanya campur antara sedikit pahit dan manis, cocok untuk diminum kalau lagi panas-panasan. Saya suka semua bir keluaran Beavertown brewery, tapi Gamma Ray favorit saya.
Baird Beer Red Rose – Amber Ale
Pertama mencoba bir ini di Jepang waktu diajak seorang teman ke Baird Taproom Bashamici di Yokohama. Saya mencoba beberapa bir dari Baird Beer saat itu dan jatuh cinta dengan Red Rose. Bir ini mempunyai karakter yang unik karena bir ini di fermentasi menggunakan ragi ale tapi diproses dengan temperatur yang sangat rendah seperti lager. Rasanya seperti bunga dengan campuran karamel dan terasa sedikit pahit dan manis. Baird Beer dijual di Indonesia di beberapa bottle shop dengan kemasan botol, tapi saya belum pernah lihat yang Red Rose. Yang pernah saya liat di sini yang Single Take Session Ale dan Wheat King Wit.
Jacobsen Original – Dark Lager
Sebelum mencoba bir ini, saya pikir bir berwarna gelap itu hanya stout. Tapi ternyata bir berwarna gelap mempunyai banyak tipe. Saya pertama kali mencoba bir ini di Carlsberg Brewery di Copenhagen. Di situlah saya baru tahu kalau bir tipe lager itu ternyata ada yang dark karena dibuat menggunakan malt yang sudah di panggang. Saat mencoba langsung dari tap, rasanya seperti karamel dengan sentuhan malt panggang dan ada sedikit rasa kacang juga. Setelah mencoba berbagai merk bir tipe dark lager, saya tetap masih suka dengan rasanya Jacobsen Original, apa mungkin karena saya minumnya langsung dari tap di brewery-nya ya? Hmmm….