Dalam submisi Open Column kali ini, Muhammad Afriza Adha mengisahkan karakter-karakter di suatu semesta yang tidak mengenal garis finis, dan tidak pernah diberikan kesempatan untuk memilih jalan hidupnya sedari rahim—semua sebagai bentuk refleksi terhadap ketidakadilan sosial yang seakan-akan 'normal' di sehari-hari.
In this Open Column submission, Roro Kinasih proposes how—with regards to the countless crises today, the exclusionary design of modern environmentalism, to core-core TikToks—the key to saving the planet isn’t getting people to care, but to get them feel kinky, disgusted and emasculated.
Dalam submisi Open Column ini, Daffa Batubara membahas sekaligus menyinyalir bagaimana salah kelola politik membuat ancaman sengsara dan nestapa untuk kita semua di hari tua menjadi lebih nyata.
In this Open Column submission, Aldo Marchiano Kaligis and Dimas Bagus Arya, as members of KontraS, cast their memories as to bring about just how close we all are to regress into authoritarianism all over again through the eyes of fellow millennials.
Dalam submisi Open Column ini, Intan Zariska Daniyanti banyak menuangkan kegamangan personalnya yang tetap berkecamuk di tengah jayanya berita-berita memprihatinkan, sekalian mengingatkan bahwa kita masih memiliki ruang untuk mendengarkan keresahan di kepala kita sendiri.
In this Open Column submission, Yvonne Tan questions Malaysian men’s obsession with “Amoi” by reflecting it through her own absurdist methods of self-ethnography.