Menghadapi Krisis Kepegawaian, McDonald’s Bergerak Meningkatkan Hak Pekerja
Karena pandemi, sektor restoran sekarang dihadapkan pada masalah kepegawaian yang signifikan.
Teks: Hanindito Buwono
Foto: Justin Sullivan/Getty Images
Peristiwa pandemi telah menciptakan badai yang sempurna untuk kekurangan staf. Setelah pemutusan hubungan kerja yang meluas karena pandemi COVID-19, banyak bisnis tatap muka antar konsumen sekarang menemukan diri mereka kekurangan staf.
McDonald’s adalah salah satu perusahaan yang menghadapi kekurangan tersebut. Khusus untuk sektor restoran, mereka dihadapkan pada masalah kepegawaian yang signifikan. Karena para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka di saat keadaan pekerjaan di sektor hospitality yang tak kunjung membaik.
Akibatnya, McDonald’s bergerak untuk meningkatkan hak pekerjanya di Amerika Serikat. Ini termasuk kenaikan gaji per jam, tawaran paid time-off, serta memberikan bantuan untuk menutupi biaya kuliah bagi para pekerjanya.
Menurut laporan dari Wall Street Journal, McDonald’s perlu memberikan presentasi internal kepada stafnya untuk mengakui bahwa perusahaannya perlu, “Secara mendasar mengubah apa artinya bekerja di restoran McDonald’s.” Dalam sebuah pernyataan, McDonald’s mengatakan bahwa banyak manfaat yang telah ditawarkan kepada karyawan yang sudah memenuhi syarat bekerja.
Lain halnya dengan pesaing McDonald’s, termasuk Burger King dan KFC, yang belum mengumumkan paket kompetitif serupa untuk karyawannya. Padahal, sebuah cabang Burger King di Nebraska, Amerika Serikat, menarik perhatian media ketika staf mengambil alih papan nama restoran dan menulis, “Kita semua berhenti. Maaf untuk ketidaknyamanannya.”