Who, What, Why: Putra Fadhil
Musisi yang mampu membawa kita mengawang-awang di atas beat elektronik.
Teks: Stefano William A.
WHO
Lebih dikenal sebagai seorang DJ dengan nama panggung “Artificial”, Putra Fadhil sudah aktif dalam pergerakan musik elektronik dalam maupun luar negeri sejak tahun 2013. Terinspirasi dari musisi-musisi eksentrik seperti Chaz Bundick serta Kevin Parker, ia mulai membuat musik sendiri sejak kuliah dan akhirnya sukses menduduki tempat sejajar bersama nama-nama yang sudah terkenal sebelumnya. Sekarang dia menjalankan label independen yang fokus pada produksi musik elektronik, Talking Machine.
WHAT
Pada akhir 2015 Fadhil mengeluarkan EP perdananya berjudul “Solitary State” bersama Double Deer Records yang diterima dengan baik oleh penikmat musik elektronik. Selain EP, ia juga berhasil merilis satu single, yakni “S.A.L” dalam kompilasi yang dirilis Cafe del Mar dari Ibiza, Spanyol. Dengan umur yang terbilang muda, hal tersebut dapat dipandang sebagai sebuah pencapaian besar dan patut mendapat apresiasi. Saat ini, bersama Talking Machine, ia sudah merilis “Adios Amigos”, sebuah EP baru bentuk pencarian jati diri dan upayanya untuk keluar dari kenyamanan.
WHY
Permainan musik yang dihadirkan dalam setiap penampilannya menggabungkan secara rapi permainan drum, gitar, dan bass organik dengan unsur musik elektronik sehingga membuat pendengar menikmati nuansa mengawang-awang di atas beat. Dalam beberapa lagu bahkan Fadhil mengajak kolaborasi musisi seperti Rayssa dan Ben Sihombing untuk menyanyi. Jika memandang musik sebagai bentuk ekspresi perasaan, bisa diperhatikan dalam musiknya bahwa Fadhil mencoba berekspresi secara pasti dan tenang.