Nick Cave: Menulis Lagu dengan Menggunakan ChatGPT itu Konyol!
Vokalis band The Bad Seeds ini beri tanggapan terhadap teknologi AI yang mampu membantu proses songwriting.
Teks: Alissa Wiranova
Foto: Wikimedia Commons/David Shankbone
Seiring dengan perkembangan teknologi AI, banyak pertanyaan yang muncul tentang kemampuannya dalam memproduksi seni. Apakah “kecerdasan” teknologi ini dapat akhirnya menggantikan peran manusia dalam proses berkreasi?
Nick Cave, vokalis dari band Nick Cave and the Bad Seeds mengaku tak begitu senang melihat keberadaan teknologi AI ChatGPT yang banyak digunakan orang untuk menulis lagu. Cave melihat kiriman berupa baris lirik lagu dari salah seorang fansnya yang dibuat dengan bantuan teknologi ChatGPT. Lirik lagu ini sengaja dibuat dengan ‘in the style of Nick Cave’.
“I am the sinner, I am the saint/ I am the darkness, I am the light/ I am the hunter, I am the prey/ I am the devil, I am the saviour,” tulis ChatGPT.
“With all the love and respect in the world, the track is bullshit and a grotesque mockery of what it is to be human,” tulis Cave dalam blognya, The Red Hand Files.
Menurut Cave, teknologi AI semacam ChatGPT yang dapat digunakan untuk membuat lirik lagu ini tak akan pernah sebanding dengan kreativitas dan perasaan manusia yang sebenarnya.
“Well, as far as I know, algorithms don’t feel. Data doesn’t suffer. ChatGPT has no inner being, it has been nowhere, it has endured nothing,” tegasnya.