Membayangkan Bagaimana Bentuk Seni di Masa yang Akan Datang
Bersama lima seniman, kami berbincang tentang tren pameran virtual, cara untuk terus terinspirasi saat semua dibatasi, hingga memproyeksikan bagaimana bentuk seni di masa mendatang.
Words by Whiteboard Journal
Berbagai kejadian yang terjadi beberapa waktu belakangan mengubah pola hidup kita. Termasuk dalam konteks seni. Baik kita sebagai penikmat maupun seniman dihadapkan pada realita baru dalam cara kita berinteraksi dengan karya.
Kami berbincang dengan beberapa seniman untuk melihat bagaimana mereka terus mendapat inspirasi, beradaptasi dengan situasi juga tren pameran virtual, dan membagi prediksi tentang bagaimana karya seni di waktu yang akan datang.
Bagaimana situasi sekarang mengubah pola berkarya? Bagaimana cara kalian mendapat inspirasi saat semuanya dibatasi?
Mahaputra Vito (V): Sebenarnya berbicara mengenai pola sebetulnya nggak banyak yang berubah, balik kayak jaman freelance bahkan. Gue jadi punya waktu lebih banyak buat berkarya. Karena WFH, musuhnya sama nonton dan tidur siang aja, selama kerjaan kantor under control. Apa dulu konteks dibatasinya? Kalo berbatas hanya karena nggak bisa pergi, masih ada internet sih, cuma memang cukup terasa karena gue doyan pergi buat ketemu orang ngobrol bertukar pikiran dan lihat referensi baru dengan travelling.
Bunga Yuridespita (B): Pola berkarya sebetulnya tidak banyak berubah, sekarang kebanyakan orang harus bekerja di rumah, ini memang hal yang selalu gue lakukan sebelumnya. Inspirasi tetap banyak bisa dicari: nonton, cari referensi dan liat-liat karya online, jalan kaki di waktu-waktu yang sepi biasanya sama anjing gue. Justru dengan situasi yang membuat waktu keluar rumah semakin minim, membuat gue punya banyak waktu untuk berpikir tentang pertanyaan yang selalu muncul, “What’s next?”. Karena ada atau enggak ada situasi sekarang, mengembangkan karya sudah jadi tanggung jawab untuk diri sendiri.
Mang Moel (M): Bagi saya situasi sekarang sebenarnya tidak ada pola yang diubah tapi justru ditambah. Karena ternyata untuk menjadi seniman kita ditantang untuk terus berinovasi menyesuaikan zaman, teknologi dan banyak berkolaborasi. Untuk mendapatkan inspirasi bisa dengan beraktivitas, nonton, jalan-jalan, ngobrol, ibadah, main dan lain sebagainya. Tidak ada yang membatasi kecuali diri sendiri. Kita tinggal memakai cara-cara yang terbaik dan tidak membuat orang lain terganggu dengan pilihan kita. Selama semua masih bisa dikerjakan dengan akan sehat dan bahagia.
Owiliunic (O): Situasi sekarang membuat semuanya serba dibatasi. Biasanya kita mencari inspirasi dari luar, mungkin dengan ngobrol dan jalan-jalan. Sekarang cara saya mengatasinya adalah lebih melihat ke dalam diri sendiri. Lebih banyak mengenal diri sendiri dan merasakan hal-hal baru yang bisa menjadi fuel dalam berkarya.
Bujangan Urban (U): Lumayan mengubah pola berpameran, tapi tidak terlalu berubah untuk kekaryaan, paling kita banyak bermain dengan medium medium baru. Kalo inspirasi masih sama dari sebelumnya, dari musik, film, dan kondisi sosial.
Dengan suasana normal yang baru ini bagaimana pengalaman dalam menikmati pameran?
V: Sebagai perupa, gue merasa jadi bisa membuat karya-karya yang tadinya rasanya rumit untuk dikerjakan entah karena budget atau waktu produksi, karena virtual, jadi mungkin untuk dikerjakan. Namun, sebagai penikmat untuk hadir melihat langsung karya rasanya jauh berbeda dengan melihat pameran virtual, perkara rasa memang nggak bisa bohong.
B: Kadang karya punya karismanya sendiri ketika kita berhadapan langsung, ruangan juga punya peran untuk menyampaikan pesan seniman. Pameran offline jadi salah satu ruang kecil untuk gue sosialisasi mengingat kebiasaan sehari-hari yang memang banyak di studio, kadang bisa tiba-tiba jadi kolaborasi. Untuk hal baru, sejauh ini belum banyak yang membekas sejujurnya, tapi balik lagi karya punya rasa dan ciri khasnya sendiri ketika berhadapan langsung.
M: Untuk pembuat instalasi seperti saya, menikmati pameran online itu besar perbedaannya. Pengalaman yang dirasakan terasa ada yang kurang karena kita hanya mengandalkan kekuatan visual dan pendengaran. Sedangkan pameran instalasi offline itu ada eksplorasi pengalaman lain yang bisa dirasakan atau dinikmati, seperti sentuhan, penciuman.
O: Sebelum masa pandemik saya senang sekali melihat pameran secara langsung. Karena keadaan memaksa semua serba virtual, saya pun mencoba pengalaman baru melihat berbagai virtual exhibition dari dalam maupun luar negeri. Dan juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Hal yang menurut saya hilang adalah merasakan vibe dari atmosphere pameran itu sendiri dan pengunjungnya. Di satu sisi, karena saya suka hal berbau tech, saya juga menemukan vibe baru dari virtual exhibition, seperti menjelajah ke dunia baru yang berdimensi.
U: Sebenernya nggak jauh beda sama masa sebelumnya, kita sudah mulai memamerkan karya lewat medium digital untuk menjangkau audiens jauh dan nggak bisa dateng. Cuma bedanya sekarang lebih harus membuat ruang galerinya secara digital juga. Tapi ada kangen juga buat gigs di pameran, makan cemilan pameran dan obrolan obrolan ngalor ngidulnya.
Situasi sekarang mengubah cara kita berinteraksi, apa kemungkinan bagi bidang yang kalian dalami untuk beradaptasi dengan keadaan yang demikian?
V: Berkembang, menjadi haus untuk terus menggali hal-hal baru dan membaca semua kemungkinan yang dapat dimanfaatkan dari kondisi hari ini.
B: Ada potensi untuk beradaptasi, walau belum nyaman. Kolaborasi online, instalasi yang bisa dialami secara online. Agak rumit, tapi semoga saja kedepannya bisa ketemu di tengah.
M: Itu tergantung kesepakatan dan sikap pertahanan pribadi dalam mengkondisikan zaman dan keadaan seperti sekarang ini. Yang harus diadaptasi adalah jangan gagap teknologi dan selalu menumbuhkan sikap positif dan menyebarkannya. Interaksi pasti bisa dilakukan dengan cara apapun kalau mau.
O: Mungkin karena susahnya interaksi, kita bisa membuat karya yang dapat berinteraksi dengan sendirinya. Entah melalui visualnya atau dengan interactive art. Sebagai AR designer, saya terkadang membuat interactive art dengan Instagram AR filter untuk melihat respon user-nya dan pengaruhnya terhadap brand.
U: Beradaptasi itu keharusan sebagai seorang seniman, gue harus bisa beradaptasi dalam kondisi apapun sehingga gue bisa terus berkarya. Dan dari kondisi kayak gini malah mempertajam gue dalam melihat sesuatu yang dapat gue jadiin inspirasi berkarya.
Bagaimana melihat tren karya-karya yang akan muncul di masa yang akan datang?
V: Menurut gue sih akan 50:50, orang sudah mengenal pameran virtual ini akan terus berkembang, dan pameran fisik pun akan terus ada karena seperti yang gue bilang sebelumnya pameran fisik rasanya berbeda dengan pameran virtual.
B: Kalau kondisi seperti ini, akan banyak bentuk seni yang bersinggungan sama teknologi, gadget, instalasi digital, motion. Sesuatu yang nggak konvensional lagi. Mungkin ya.
M: Melihatnya dengan banyak baca dan diskusi. Kalau punya kelebihan bisa melihat masa depan tinggal banyakin harapan saja untuk kebaikan semua.
O: Di masa yang akan datang menurut saya dunia digital akan terus berkembang lebih dari sekarang. Orang-orang akan berlomba menghasilkan karya digital terbaiknya, mencoba teknik baru dan terus bereksplorasi. Kalau saya tapi lebih pengen masih bisa nge-balance antara medium tradisional dan digital,karena kayaknya butuh rehat dari ngeliat layar terus.
U: Gue semakin seneng banget karena semakin mudahnya informasi, beda banget sama dulu ketika gue mulai, tapi pasti ada positif-negatifnya.
Bagaimana melihat Virtual Exhibition sebagai ajang untuk menjelajahi medium baru dalam berkarya?
V: Virtual exhibition merupakan sebuah ruang dimana segala kemungkinan dapat terjadi, harusnya segila apapun karyanya dapat dieksekusi. Sebuah ruang tak berbatas yang seru untuk dieksplorasi.
B: Belakangan mencoba mindahin karya yang biasanya di kanvas ke ruang yang baru, ke bentuk yang lebih berdimensi agar ada pengalaman baru yang bisa dibayangkan oleh audiens sekarang ini. Walau sebelumnya karya instalasi seperti sudah sering dilakukan mungkin sekarang ini akhirnya jadi mendalami dan menjelajah bagaimana potensi karya gue bisa masuk ke bentuk yang lebih 3D painting/installation, juga bentuk-bentuk yang lebih ilusif.
M: Jika virtual exhibition ini terus diadakan keberadaannya, di-upgrade terus hingga menarik orang dan terbentuk pasarnya, sudah dipastikan banyak seniman yang akan berkarya menjelajah memakai medium yang support dengan pameran tersebut.
O: Menurut saya, virtual exhibition bisa digunakan sebagai dunia baru untuk menjelajah karya-karya yang bisa diapresiasi pembuatannya secara digital karena digital art juga memiliki cerita dibaliknya, membutuhkan waktu untuk dieksekusi, sama halnya dengan physical art.
U: Keren banget si karena jauh sebelum tren virtual exhibition banyak seperti sekarang gue dan temen temen Artcoholic dan garduhouse sudah membuat ini yg pertama di awal masa pandemi. Jadi ini menurut gue adalah bagian dari budaya yang tercipta dari masa ini. Dan ini juga bagian dari kita agar tetap terus berkarya dari kondisi seperti apapun. Otak kita dirangsang terus mencari sesuatu yang baru dan baru lagi.