Belanja Online Sebagai Masa Depan Retail di Era Post-Pandemi
Memetakan masa depan berbelanja kita di era post-pandemi bersama retailer, creative director dan marketing manager.
Words by Emma Primastiwi
Ilustrasi: Max Suriaganda
Desain: Mardhi Lu
Selama masa karantina, online shopping telah menjadi metode belanja utama bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Sistem berbelanja yang tadinya diciptakan untuk kenyamanan kini telah menjadi infrastruktur berbelanja yang esensial. Memberikan efisiensi dan kemudahan lebih di masa-masa sulit seperti sekarang, pantas saja persentase online shopping telah meningkat pesat selama pandemi ini. Dengan banyaknya toko retail yang menutup pintu sejak awal PSBB ini, muncul pertanyaan tentang masa depan berbelanja dan sikap konsumsi kita di masa depan, terutama di era pasca pandemi yang kita harap segera hadir. Dengan itu, kami berbincang bersama retailer, creative director sampai marketing manager tentang masa depan retail, dari sikap masyarakat dalam mengkonsumsi sebuah produk, regulasi yang harus diperhatikan tentang higienitas hingga potensi online shopping sebagai sistem berbelanja yang mutlak.
Rosiana Halim
Managing Director of BOBOBOBO
Secara pribadi, metode apa yang paling sering Anda lakukan untuk berbelanja? Apakah masih pergi secara fisik ke toko atau menggunakan servis online?
Saya senang melakukan keduanya, tergantung dari waktu dan kondisi. Belanja ke toko offline sangat menyenangkan karena dapat melihat kualitas dan mencoba barangnya langsung. Melalui online juga sangat menarik karena efisien bisa browsing banyak style products melalui foto-foto catalog, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Terutama saat sibuk, online commerce sangat membantu karena saya bisa belanja midnight pada saat kerjaan sudah beres dan anak sudah tidur.
Menurut Anda, bagaimana Anda melihat sikap konsumsi masyarakat, terutama di kota-kota besar, selama pandemi ini? Apakah semakin konsumtif atau lebih berhati-hati dalam berbelanja?
Pada tahap awal, pastinya dengan keadaan yang tidak pasti customer memfokuskan pembelanjaan pada barang-barang kebutuhan primer dan yang berhubungan dengan kesehatan. Namun seiringnya waktu kami sudah melihat adanya peningkatan trend yang mulai kembali berbelanja barang sekunder dan tersier.
Sistem delivery awalnya diciptakan untuk kenyamanan, sekarang sistem tersebut telah menjadi infrastruktur berbelanja yang esensial. Menurut Anda, apakah belanja online berpotensi menjadi metode berbelanja utama secara permanen?
Sangat memungkinkan, akan tetapi experience belanja online kedepannya akan terus berevolusi untuk menciptakan customer experience yang lebih baik, salah satunya adalah bagaimana memberikan “human touch” yang lebih berasa lewat online yang selama ini hanya bisa didapat lewat belanja offline. Kita akan lihat banyak inovasi dari sisi penjualan online kedepannya, namun offline juga tetap akan menjadi channel belanja masyarakat meskipun akan ada penyesuaian terhadap perubahan customer behavior, pada akhirnya kedua channels ini akan tetap saling meng-komplemen satu dan lainnya tapi mungkin dengan porsi yang berbeda dari sekarang.
Satu concern yang kerap muncul ketika berbelanja online dalam masa pandemi ini adalah hiegenitas. Cara efektif apa yang bisa dilakukan oleh seller / konsumer untuk memastikan bahwa barang yang mereka terima aman dan higienis?
Memastikan staff yang melakukan pengepakan dalam kondisi sehat dan mengikuti SOP higienis, barang di Pack dengan tertutup rapat agar isinya tidak terkontaminasi pada saat pengiriman.
Menurut Anda, bagaimana pandemi ini dapat mengubah cara kita berbelanja di masa depan? Apakah delivery online akan menjadi sistem berbelanja yang mutlak?
Pandemi ini men-force semua orang untuk beradaptasi dengan switch behaviour belanja ke online channel. Orang-orang yang tadinya tidak suka belanja online akan belajar, dan lama kelamaan menjadi terbiasa dan saya yakin sudah banyak yang mulai menyadari kemudahan belanja online selama lockdown period. Setelah pandemi berakhir, pasti masyarakat akan mulai kembali belanja offline, akan tetapi belanja online akan selalu menjadi opsi mereka kedepannya. Belanja online tidak berarti hanya melalui website atau aplikasi, as simple as pesan sayur lewat whatsapp ke tukang sayur langganan saja juga termasuk salah satu metode belanja online. Jadi pasti akan banyak juga masyarakat yang convinced untuk memakai jasa online seterusnya.
Salli Sabarrang
Marketing Manager ALDO Group
Secara pribadi, metode apa yang paling sering Anda lakukan untuk berbelanja? Apakah masih pergi secara fisik ke toko atau menggunakan servis online?
Personally, sebelum masa pandemic saya lebih senang ke offline store untuk berbelanja. Online store hanya sebatas untuk membeli barang elektronik. Tapi most of the time, saya lebih enjoy belanja di offline store.
Menurut Anda, bagaimana Anda melihat sikap konsumsi masyarakat, terutama di kota-kota besar, selama pandemi ini? Apakah semakin konsumtif atau lebih berhati-hati dalam berbelanja?
Di awal masa pandemi masyarakat banyak menghabiskan uang dengan berbelanja health and hygiene product dan tentunya bahan pokok. Tapi setelah sebulan 2 bulan masa pandemi ini, mereka sudah mulai untuk berbelanja lifestyle misalnya barang fashion, beauty dsb.
Jadi di awal-awal mungkin lebih berhati hati, tapi setelah melewati masa 1 bulan pandemi masyarakat juga mulai konsumtif akan hal-hal yang bukan kebutuhan primer. begitu agresifnya promo dengan besarnya % diskon yang diberikan oleh hampir semua brand ternyata berhasil menarik minat masyarakat untuk spending
Sistem delivery awalnya diciptakan untuk kenyamanan, sekarang sistem tersebut telah menjadi infrastruktur berbelanja yang esensial. Menurut Anda, apakah belanja online berpotensi menjadi metode berbelanja utama secara permanen?
Masa pandemi membuat layanan belanja online menjadi pilihan utama konsumen untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pangan. Imbauan pemerintah untuk tetap di rumah dan melakukan aktivitas dari rumah menjadikan tren konsumen untuk berbelanja online / home delivery mulai berubah ke new normal.
Satu concern yang kerap muncul ketika berbelanja online dalam masa pandemi ini adalah hiegenitas. Cara efektif apa yang bisa dilakukan oleh seller / konsumer untuk memastikan bahwa barang yang mereka terima aman dan higienis?
Sebagai seller sebaiknya menerapkan safety measure dalam hal packing barang.
– Memastikan staff selalu di cek suhu tubuhnya
– Menggunakan sarung tangan dan masker saat memproses order customer
Sebagai customers:
– Tidak melakukan kontak langsung dengan kurir. Sebaiknya sediakan box / kotak khusus di depan pintu rumah sehingga para kurir bisa menaruh paketnya di tempat tersebut tanpa bertemu langsung dengan customers.
– Setelah unboxing segera cuci tangan.
Menurut Anda, bagaimana pandemi ini dapat mengubah cara kita berbelanja di masa depan? Apakah delivery online akan menjadi sistem berbelanja yang mutlak?
Pandemi secara drastis mengubah pola berbelanja konsumen. Konsumen menjadi lebih melek akan belanja online. Bisa dilihat dari jumlah pengguna layanan e commerce di Indonesia naik pesat di masa pandemi Covid-19. Percepatan pergeseran dari toko fisik ke online membuat banyak banyak bisnis retail fisik beralih ke ranah online.
Hafiz Akhbar
Stylist & Brand Consultant
Secara pribadi, metode apa yang paling sering Anda lakukan untuk berbelanja? Apakah masih pergi secara fisik ke toko atau menggunakan servis online?
Semenjak PSBB dan pandemi, hampir 98% aktifitas berbelanja gw melalui e-commerce/market place, kecuali untuk sembako sehari-hari, gw 2 minggu sekali ke supermarket terdekat. Sisahnya untuk makanan sehari-hari juga, karena gw nge-kos, gw subscribe katering rekomendasi temen, yang sampe sekarang jadi langganan.
Menurut Anda, bagaimana Anda melihat sikap konsumsi masyarakat, terutama di kota-kota besar, selama pandemi ini? Apakah semakin konsumtif atau lebih berhati-hati dalam berbelanja?
Kalo di lihat dari cerita teman dan pengamatan di sosial media gw pribadi, gw melihat daya konsumsi/belanja orang-orang gak menurun ya, malah meningkat, cuman mungkin apa yang di beli mulai berubah kali ya…
Kebanyakan yang share cerita or yang gw lihat, mereka cenderung menjadi konsumtif akan FMCG produk lebih tinggi dari sebelumnya dan mungkin perlangkapan rumah tangga juga, yang gak penting-penting banget jadi kebeli saat PSBB gini. Termasuk gw, korban konsumtif printilan-printilan rumah tangga, kononnya biar pas di rumah aja jadi nyaman.
Sistem delivery awalnya diciptakan untuk kenyamanan, sekarang sistem tersebut telah menjadi infrastruktur berbelanja yang esensial. Menurut Anda, apakah belanja online berpotensi menjadi metode berbelanja utama secara permanen?
Sebenarnya dari dulu kayaknya belanja online udah menjadi bagian aktivitas yang utama ya buat orang-orang, apalagi di lingkungan gw. Cuman sekarang gw notice tingkat belanja online naturally meningkat karena PSBB ini.
Untuk kenyamanan, itu relatif, menurut gw kita sebagai pembeli juga harus pinter dan selektif dalam membeli barang atau bertransaksi.
Gw berharap PSBB dan pandemi cepet berakhir, karena metode belanja online memang cendrung lebih mudah, tapi ada rasa nyaman tersendiri ketika berbelanja face-to-face.
Satu concern yang kerap muncul ketika berbelanja online dalam masa pandemi ini adalah hiegenitas. Cara efektif apa yang bisa dilakukan oleh seller / konsumer untuk memastikan bahwa barang yang mereka terima aman dan higienis?
Nah poin ini, menurut gw bukan tanggung jawab seller aja, di sini kayak yang gw bilang, kita sebagai pembeli juga harus pintar.
Biasanya kalo gw, setiap ada belanja online yang datang, gw akan jemur dulu di bawah sinar matahari, abis itu gw buka masih di bawah sinar matahari, dan jemur lagi, just to make sure aja. Selanjutnya kalo bisa gw cuci, kayak buah, gw cuci, atau paling gak, gw lap-lap dengan tissue basah kalo memang di butuhin aja.
Menurut Anda, bagaimana pandemi ini dapat mengubah cara kita berbelanja di masa depan? Apakah delivery online akan menjadi sistem berbelanja yang mutlak?
Menurut gw, kayaknya tidak akan banyak yang berubah dari habit orang belanja online ini nanti ketika pandemi selesai juga. Dinamika masyarakat sekarang juga, apalagi yang udah melek dengan e-commerce/market place, pasti cendrung akan tetap menggunakan servis online.
Paling yang harus di inget bahwa in the other end of that online service portal ada manusia juga yang berjuang mencari nafkah, kan katanya pembeli adalah raja, cuman ada baiknya kita juga harus bisa pintar dan selektif atau at least teliti sebelum berbelanja untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan.
Bhisma Diandra
Creative Director – Urban Sneakers Society
Secara pribadi, metode apa yang paling sering Anda lakukan untuk berbelanja? Apakah masih pergi secara fisik ke toko atau menggunakan servis online?
Online shop dan instagram DM (basic-nya online semua)
Menurut Anda, bagaimana Anda melihat sikap konsumsi masyarakat, terutama di kota-kota besar, selama pandemi ini? Apakah semakin konsumtif atau lebih berhati-hati dalam berbelanja?
Semakin konsumtif dalam keperluan rumah dan sehari hari sepertinya terutama bahan baku makanan. Untuk pakaian atau sepatu sepertinya di nomor sekian.
Sistem delivery awalnya diciptakan untuk kenyamanan, sekarang sistem tersebut telah menjadi infrastruktur berbelanja yang esensial. Menurut Anda, apakah belanja online berpotensi menjadi metode berbelanja utama secara permanen?
Yes, karna basic-nya semakin praktis akan semakin dipilih. namun pasti masih ada sebagian yang lebih memilih offline karena alasan bisa lebih melihat kualitas, mencoba fitting, dan sebagainya. karena online shopping hanya bermodalkan visual saja (kurang trustworthy).
Satu concern yang kerap muncul ketika berbelanja online dalam masa pandemi ini adalah hiegenitas. Cara efektif apa yang bisa dilakukan oleh seller / konsumer untuk memastikan bahwa barang yang mereka terima aman dan higienis?
Hal yang sekarang saya lakukan ketika barang datang adalah mencuci semua kiriman barang (cover-nya, box, atau plastic wrap). untuk pakaian, langsung dicuci terlebih dahulu walaupun masih keadaan baru.
Menurut Anda, bagaimana pandemi ini dapat mengubah cara kita berbelanja di masa depan? Apakah delivery online akan menjadi sistem berbelanja yang mutlak?
Sepertinya delivery online cukup bisa mendominasi karena pertama, sifat masyarakat yang malas, ke dua efek pandemi ini membuat orang makin bulat tekadnya untuk berbelanja secara online dengan membersihkan paketnya terlebih dahulu ketika sampe untuk meminimalisir penyakit yang akan menular.