Menilik Menjamurnya Bisnis Rumahan ala Anak Muda di Tengah Pandemi
Dengan meningkatnya bisnis rumahan di kalangan anak muda sebagai solusi menghadapi situasi pandemi, kami berbincang dengan beberapa pelaku bisnis rumahan tentang peluang dan tantangan berbisnis di tengah pandemi.
Words by Emma Primastiwi
Ilustrasi: Max Suriaganda
Desain: Mardhi Lu
Masa-masa pandemi telah membawa banyak dampak yang besar terhadap kondisi ekonomi. Anak muda, sebagai kalangan yang masih meniti karier dan cenderung belum memiliki stabilitas finansial yang baik, menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang rentan terkena efek ekonomi dari pandemi. Namun, di tengah ketidakpastian, beberapa anak muda justru terdorong untuk memulai bisnis rumahan sebagai pengganti sumber “cuan”. Kini, posting soal bisnis rumahan semakin sering ditemukan, malah sudah menjamur, di media sosial. Kali ini, kami berbincang dengan beberapa anak muda yang baru memulai bisnis rumahan di tengah pandemi tentang peluang, tantangan, hingga “nasib” bisnis mereka jikalau pandemi berlalu.
Secara pribadi, bagaimana pandemi ini berdampak pada situasi karier Anda?
Pandemi menyebalkan, lumayan mengurangi income saya karena beberapa kerjaan seperti shooting, editan video atau event banyak yang postpone atau bahkan kena cancel. Dan tentunya film saya yang jadinya tidak bisa rilis tahun ini karena belum bisa shooting lagi.
Faktor-faktor apa saja yang mendorong Anda untuk membuka bisnis Anda sekarang?
Karena faktor di atas tadi, jadi banyak waktu luang di rumah. Akhirnya ada alasan untuk mulai hobi baru, yaitu membuat masakan favorit saya dari jaman bocah, pizza. Ini juga salah satu faktor, karena dari dulu emang kepengen bisa bikin tapi selalu males karena kayaknya susah.
Terus mulai iseng-iseng cek ombak dengan beberapa kali posting foto pizza buatan sendiri buat liat respon temen-temen. Ternyata responnya lumayan, ada beberapa yang nanyain pizza-nya dijual apa engga. Akhirnya iseng-iseng coba jualan. Ada faktor terinspirasi istri juga yang lebih dulu memulai usaha jualan jamu di masa pandemi ini.
Menurut observasi Anda, mengapa kita melihat semakin munculnya banyak bisnis rumahan?
Tentu jelas palingan mereka seperti saya karena banyak waktu luang di rumah jadi bisa explore ke hobi dan bisnis baru dan tentunya butuh pemasukan lebih, hehehe.
Setelah pandemi berakhir, apakah bisnis-bisnis rumahan ini akan tetap berjalan setelah pandemi usai?
Kalau laku sih pasti tetap jalan atau bahkan bisa total disitu. Mungkin minimal kalo keuntungannya bisa dipake buat jajan sama bayar tagihan bulanan kali ya.
Melalui pengalaman ini, apakah Anda terpikir untuk serius melanjutkan bisnis yang sedang dijalani ketika pandemi telah usai?
Terpikir sih iya, sebenernya salah satu keinginan jaman bocah dulu adalah punya pizzeria. Cuman liat ntar deh kalo laku, lagian sekarang belom terlalu serius juga. Meskipun begitu ini pengalaman yang menyenangkan dan cukup membanggakan sih soalnya bener-bener ngulik sendiri dari ga bisa bikin sampe akhirnya bisa jualan.
Secara pribadi, bagaimana pandemi ini berdampak pada situasi karier Anda?
Susah banget men adaptasinya. Susah banget untuk sabar dan memaklumi keadaan karena di awal pandemi gue sempet gak kerja sebulan. Cuman makin hari gue makin sadar harus ngapain, ya sabar haha. Karena emang ga ada lagi yang bisa dilakuin. Untunglah di saat kesulitan itu ada tawaran untuk menjalankan usaha kecil. Tawaran itu datang benar-benar di saat yang tepat, jadi ya ketolong lah.
Faktor-faktor apa saja yang mendorong Anda untuk membuka bisnis Anda sekarang?
Sebenarnya gue mulai usaha jual daging segar itu bukan karena pandemi, tapi kebetulan aja pas banget mau jualan eh ada pandemi. Tapi gue juga bersyukur, dengan gue jualan daging, secara gak langsung gue juga bisa ngebantu banyak orang yang ingin mengurangi bepergian keluar rumah. Selain ngebantu ekonomi pribadi, tapi juga jadi bisa punya andil untuk ngebantu memerangi pandemi juga.
Menurut observasi Anda, mengapa kita melihat semakin munculnya banyak bisnis rumahan?
Karena kebanyakan di rumah orang tuh jadi punya banyak waktu untuk berpikir. Mengingat gak ada pilihan lain selain bertahan, jadi kenapa gak memanfaatkan kemampuan juga keadaan. Karena again, dampaknya itu gak hanya untuk si pengusaha doang tapi juga yang beli. Gak perlu ribet keluar rumah, sekarang tinggal pesan lalu ada yang antar. Simple. Gue salut banget sama orang-orang yang berani untuk memulai bisnis rumahan, itu artinya mereka punya keinginan untuk fight back dan gak nyerah sama keadaan. Selama apa yang di jual di rasa punya value, kenapa harus takut? Sebenernya gak sedikit juga yang ragu dan malu, takut gak laku atau takut musiman, yah kalau belum dicoba mana tau hasilnya, dude.
Menurut observasi Anda, setelah pandemi berakhir, apakah bisnis-bisnis rumahan ini akan tetap berjalan?
Wah gue berharap sih terus lanjut, tapi itu semua tergantung yang ngejalanin juga. Belum tentu semuanya mau tetep jadi pengusaha, ada aja yang lebih suka kerja kantoran karena lingkungannya and stuff. We never know, tapi gue berharap bisnis seperti yang sedang terjadi gak hilang, sukur-sukur kalo bisa buka toko hihi amin.
Melalui pengalaman ini, apakah Anda terpikir untuk serius melanjutkan bisnis yang sedang dijalani ketika pandemi telah usai?
Gue sih iya. Rencananya insya allah mau banget buka usaha/peluang bisnis lainnya. Semoga ada kesempatan untuk eksplor jenis bisnis lainnya. Mumpung masih muda kan?
Secara pribadi, bagaimana pandemi ini berdampak pada situasi karier Anda?
Saat ini saya bekerja di Twilo Skate Corner, skatepark yang akhirnya berkembang menjadi sebuah komunitas yang mencakup skate, art dan music. Kami biasa bekerja di event atau membuat event, jadi pandemi ini berdampak sangat besar bagi karier saya. Jadwal event yang sudah masuk untuk setahun ini batal semua.
Faktor-faktor apa saja yang mendorong Anda untuk membuka bisnis Anda sekarang?
Faktor yang mendorong (selain perlu uang hahaha) adalah supaya tetap ada kegiatan (yang menghasilkan) biar tetap waras di masa pandemi ini.
Menurut observasi Anda, mengapa kita melihat semakin munculnya banyak bisnis rumahan?
Karena menurut saya pada dasarnya semua orang memiliki bakat tersembunyi, yang selama ini kurang diasah karena terlalu sibuk (kerja, kuliah, sekolah). Jadi di masa pandemi ini karena semua orang jadi lebih sering di rumah, mereka mulai mencari-cari apa yang sekiranya bisa dilakukan di rumah dan melihat peluang bisnis disana. Bisa menghasilkan uang dari rumah ternyata sangat menyenangkan (hehe)
Menurut observasi Anda, setelah pandemi berakhir, apakah bisnis-bisnis rumahan ini akan tetap berjalan?
Bisnis rumahan ini menurut saya akan tetap berjalan, tetapi akan terbagi dua: menjadikannya sebagai bisnis utama (karena ternyata lebih menghasilkan, lebih betah di rumah, dsb) dan menjadikannya sampingan (karena ternyata kerja kantoran lebih menyenangkan, mungkin karena dia lebih senang ketemu banyak orang, tidak bisa di rumah saja, dsb).
Melalui pengalaman ini, apakah Anda terpikir untuk serius melanjutkan bisnis yang sedang dijalani ketika pandemi telah usai?
Saya terpikir untuk serius menjalani bisnis ini. Sekarang saya sudah mulai memikirkan beberapa resep baru. Semoga suatu saat nanti saya bisa punya restoran sendiri 😉
Elizabeth Eljohn
Co-Founder Bergas Waras
Secara pribadi, bagaimana pandemi ini berdampak pada situasi karier Anda?
Akibat pandemi, selain kehilangan pekerjaan setelah perusahaan tempat kami bekerja tutup. Keinginan berkarir di bidang yang sama pun juga jadi tambah susah karena kebutuhan pasar berubah lumayan drastis.
Faktor-faktor apa saja yang mendorong Anda untuk membuka bisnis Anda sekarang?
Bergas Waras ini jadi jalan keluar tercepat karena kebetulan kami sudah menyukai dan memproduksi jamu untuk konsumsi pribadi secara rutin sebelum masa pandemi, jadi pas banget kami mendapat peluang untuk menjadikannya bisnis saat pandemi.
Menurut observasi Anda, mengapa kita melihat semakin munculnya banyak bisnis rumahan?
Kalau kami lihat sepertinya berawal dari perubahaan kondisi ekonomi secara drastis, karantina yang bikin orang orang jadi susah beraktivitas di luar rumah, hingga jadi sekedar ajang aktualisasi diri di media sosial. Banyak sih faktor yang mendukung bisnis rumahan menjadi trend di masa pandemi.
Menurut observasi Anda, setelah pandemi berakhir, apakah bisnis-bisnis rumahan ini akan tetap berjalan?
Terlepas dari tinggi atau tidaknya minat beli, jika pandemi ini berakhir dalam waktu yang cukup panjang (amit-amit tapi ya), maka kemungkinan bisnis-bisnis rumahan ini menjadi lebih stabil dan bertahan setelah masa pandemi pun semakin besar.
Melalui pengalaman ini, apakah Anda terpikir untuk serius melanjutkan bisnis yang sedang dijalani ketika pandemi telah usai?
Mungkin kami juga bukan satu-satunya yang merasa bahwa bisnis rumahan tidak hanya menjadi solusi finansial di saat pandemi, tapi kami juga bisa belajar lebih untuk memaksimalkan potensi diri kita sendiri dan membantu orang lain. Oleh karena itu, ga ada alasan untuk Bergas Waras berhenti memproduksi jamu buat kalian 🙂