Kasus Covid-19 di China Catat Rekor Terbaru, Tertinggi Sejak Pandemi
China lampaui rekor jumlah kasus harian tertinggi dengan total 31.444 kasus dalam satu hari di tengah kebijakan zero-covid yang diberlakukan pemerintah.
Teks: Ahmad Baihaqi
Foto: Reuters
China dikabarkan mencatat kasus harian Covid-19 tertinggi sejak awal pandemi. Lonjakan kasus tersebut memberikan tekanan pada kebijakan zero-covid yang diterapkan oleh pemerintah. Pada Rabu, 21 November 22 The Nation Health Commission (NHC) mencatat terdapat 31.444 kasus, melampaui rekor sebelumnya pada 13 April lalu dengan jumlah kasus sebanyak 27.517, yang mengakibatkan lockdown berbulan-bulan di Shanghai.
Lonjakan kali ini dipicu wabah yang terjadi di beberapa kota, membuat pemerintah menolak mengakhiri kontrol penyebaran virus yang ketat. Kebijakan zero-covid sebelumnya telah memicu amarah para warga, memicu gerakan protes terhadap lockdown, karantina, dan pengujian massal yang selalu dijalankan pemerintah.
Merespon apa yang terjadi, pemerintah mengatakan akan merubah sebuah pusat pameran menjadi rumah sakit darurat untuk karantina dan perawatan pasien Covid-19. Hal tersebut merupakan tanda bahwa pemerintah sedang memperketat aturan. Awal pekan ini, sekolah di beberapa distrik telah memindahkan kelasnya menjadi online. Sementara pusat wabah, Chaoyang mendesak penduduk untuk tinggal di rumah dan menutup restoran, pusat kebugaran, dan salon.
Beijing juga mewajibkan warga untuk menunjukkan hasil negatif tes PCR dalam kurun waktu 48 jam ketika memasuki tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, hotel, hingga gedung pemerintah. Sedangkan Guangzhou sebagai pusat manufaktur yang merupakan lokasi hampir satu per tiga total kasus baru, telah membangun ribuan kamar rumah sakit baru untuk menampung pasien Covid.
Kebijakan pemerintah memicu protes dari penduduk
China merupakan sebuah negara dengan ekonomi besar di dunia yang masih menerapkan langkah-langkah ketat zero-covid, pada awal bulan ini mengumumkan kebijakan pelonggaran terbatas yang dilihat oleh pengamat sebagai wujud pemerintah mengakui kekurangan dari kebijakan yang dilakukan.
Kebijakan baru tersebut berarti memberhentikan pengujian massal klasifikasi area yang dianggap berisiko tinggi, membatalkan persyaratan karantina untuk kontak dekat sekunder, dan mengurangi karantina serta membuka kedatangan internasional.
Mengikuti pengumuman tersebut, beberapa kota di China membatalkan tes massal, tetapi masih menjalankan serangkaian pembatasan yang menyulitkan mobilitas warga, terutama saat wabah terjadi.
現場最新狀況,大白情況有點不妙啊🤔🤔🤔 pic.twitter.com/iKJ6PGBH4n
— |半澤.彎樹❤️🇹🇼🇯🇵🇺🇸Friendships❤️ (@lolc936163) November 23, 2022
Hal tersebut memicu protes dari warga yang membuktikan adanya perbedaan pendapat antara pemerintah dan warganya. Puncak protes terjadi pada Rabu, 21 November 2022 terjadi aksi aksi protes di pabrik iPhone terbesar, Foxconn yang berlokasi di Zhengzhou. Dalam sebuah video yang beredar menunjukkan pegawai menghadapi petugas berpakaian hazmat yang berusaha mengunci perusahaan tersebut.
Yang memicu kemarahan para pegawai dan warga adalah permasalahan yang selalu berulang, mereka yang terjebak dalam lockdown kesulitan mengakses perawatan medis yang cepat serta pasokan makanan yang cukup. Tak sedikit pula warga yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan akibat lockdown.