23 Spesies Hewan Dinyatakan Punah di Amerika Serikat
Sejak sekitar tahun 1500, ditemukan sejumlah 680 spesies binatang bertulang belakang (vertebrae) yang dilaporkan telah punah.
Teks: Titania Celestine
Photo: Joshua Cotten via Unsplash
Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan organisasi PBB pada tahun 2019, dinyatakan bahwa laju kepunahan pada beberapa tahun ini dipercepat oleh rusaknya lingkungan hidup liar, eksploitasi hewan, polusi, dan perubahan iklim dunia.
Dalam laporan tersebut, dinyatakan pula bahwa sejak sekitar tahun 1500, ditemukan sejumlah 680 spesies binatang bertulang belakang (vertebrae) yang dilaporkan telah punah. Pada tahun 2021, kepunahan spesies paling banyak ditemukan di Amerika Serikat. Melalui deklarasi yang dirilis agensi Fish and Wildlife Services, sebanyak 23 spesies hewan di Amerika Serikat mengalami kepunahan di tahun 2021.
“Sekitar 3 miliar ekor burung telah hilang di benua Amerika Utara sejak tahun 1970, hal ini menekankan pentingnya mengambil tindakan untuk mencegah kepunahan sebisa kami,” ujar agensi Fish and Wildlife Services dalam sebuah pernyataan yang dipublikasi bulan September lalu.
Diantara 23 spesies yang telah punah adalah binatang sebagai berikut:
1. Burung penyanyi Bachman (Vermivora bachmanii)
2. Bridled white-eye (Zosterops conspicillatus)
3. Burung pelatuk paruh gading (Campephilus principalis)
4. Kaua’i akialoa (Akialoa stejnegeri)
5. Kelelawar Mariana (Pteropus tokudae)
Mengumumkan kepunahan spesies hewan merupakan suatu hal yang dianggap sulit. Hal ini dikarenakan beberapa kondisi yang tidak memungkinkan bagi manusia yang bertugas mengobservasi spesies tersebut untuk memasuki lingkungan habitat beberapa hewan tertentu. Selain kemungkinan human error berupa kesalahan hitung atau keterbatasan penglihatan, mendeklarasikan sebuah spesies telah punah membutuhkan banyak bukti bahwa hewan tersebut sudah tidak muncul dalam waktu yang lama.
Setelah pengumuman yang dibuat agensi Fish and Wildlife Services, pengamat burung dan fotografer Tim Gallagher menyanggah kepunahan burung pelatuk paruh gading, mengaku bahwa beliau melihat burung tersebut di tahun 2004, dan berpendapat bahwa saat ini masih terlalu dini untuk merilis pernyataan kepunahan spesies tersebut.
“Jika kalian menyatakan spesies ini telah punah, maka nantinya lingkungan habitat mereka tidak akan termasuk daerah yang dilindungi hukum dan konservasi alam. Kenapa terburu-buru sekali untuk menyatakan hewan-hewan ini telah punah?” ungkap Gallagher di sebuah unggahan blog di situs Audobon.
“Tidak sabar sekali akan niat kalian untuk menebang hutan habitat hewan-hewan ini untuk dijadikan lahan pertanian. Coba direnungkan kembali baik-baik, hutan-hutan ini terlalu krusial untuk semua makhluk hidup yang tinggal di habitat tersebut, tumbuhan, binatang, dan seisinya.”