Aspirasi dan inspirasi bisa kita dapatkan dari mana saja. Baik dari pengalaman pribadi, cerita orang lain, hingga produk dari budaya populer. Salah satunya adalah melalui seni, seperti musik dan film. Berikut kami berbagi film inspiratif favorit tim kami.
SHADIA KANSHA
Editorial Staff
What:
The Blind Side
Description:
Taken from a true story of Michael Oher, a professional NFL player that grew up receiving a lot of grace in the midst of his griefs.
One very realistic aspect that I truly appreciate from this movie (and Michael’s story, of course) is the fact that he has to put in as much work as the rest of us. Even though through the course of the movie he looks like a lucky man, he did fight a lot of personal battles. His family issues, academic disadvantages, personality development, etc.
This movie taught me an invaluable lesson that despite how little or how much my circumstance and privilege gives me, I should always remind myself that I won’t go anywhere unless I do the work. T
HAFIZA DINA
Editorial Intern
What:
A Hero (2021)
Description:
Gua tidak pernah menyangka bahwa gua membutuhkan film ini. Film ini tidak menjanjikan angan-angan utopis bahwa keadilan akan mudah untuk ditegakkan, seakan-akan orang-orang baik akan selalu dipermudah jalannya. Alih-alih, film ini justru menampilkan kompleksitas kehidupan masyarakat: bahwa yang baik dapat juga berbuat salah dan tampak jahat di mata orang lain, bahwa tidak semua orang akan berpihak pada kebaikan, bahwa banyak orang yang bersembunyi di balik perbuatan baik agar bisa mendapat empati masyarakat. Semuanya disajikan dengan sangat kompleks, nyata, dan yang pasti, menampar.
Satu tamparan keras, yang akan selalu gua pegang dari film ini adalah sometime life treats you shitty and unfair, and that’s the truth. Namun, perihal apakah lu masih mau berbuat baik di tengah ke-tai-an yang menimpa lu, dan berpegang teguh pada prinsip yang lu percaya, itu adalah urusan yang berbeda.
TITANIA CELESTINE
Editorial Intern
What:
The Greatest Showman
Description:
Ah yes, the movie where Wolverine scams the bejeezus out of hundreds of people.
Gue tau film ‘The Greatest Showman’ itu berdasarkan kisah nyata dan P.T Barnum itu orang beneran, dan gue juga tau IRL P.T Barnum was just a scammer. Tapi cara mereka mengolah perspektif itu dan dijadiin sesuatu untuk promote body positivity– keren banget.
I always find myself crying ketika gue nonton film ini walaupun udah berkali-kali. Karena selain menjadi inspirasi buat jadi diri sendiri dan embrace our body and identity sebagai bagian dari diri kita, it’s also very magical to see a man build an empire out of nothing.
Dalam runtime film itu P.T Barnum berubah dari broke man, struggling man, sampe menjadi happy man. Happy, not filthy rich. Mungkin kita semua bisa belajar dari itu.
NANCY RUMAGIT
Editorial Intern
What:
Lars and the Real Girl
Description:
Lars and the Real Girl is, to me, one of the loveliest movies ever made. To shortly sell this movie to you: it’s Ryan Gosling, and a sex doll.
I know, I know. Gasp, or whatever, right?
But the story really shows that family and love comes in all shapes and sizes. And maybe sometimes we find ourselves standing in the presence of those things, yet somehow we are unable to accept it. This story shows what comes with loving a person — the playing along with their quirks, the patience, the understanding, the surprises, the acceptance, and then eventually, the growing up together.
It’s also very, very weird, and not for everybody – but if you can find it in yourself to sit in strangeness for an hour or two, this movie is sure to make you laugh, and then cry, and then fall in love.