Braille Bricks dari Lego, Bantu Penyandang Tunanetra Belajar Sambil Bermain
Keluaran visioner terbaru dari Lego.
Teks: Wintang Warastri
Foto: Dezeen
Pekan lalu dalam acara Sustainable Brands Conference di Paris, Lego meluncurkan kreasi terbarunya Braille Bricks. Balok-balok Lego yang sudah familiar sebagai salah satu mainan terpopuler di dunia hadir dengan pola titik timbul yang membentuk huruf-huruf dalam alfabet, juga angka dan simbol matematika. Melalui Braille Bricks, Lego berharap pihak mereka dapat membantu anak-anak penyandang tunanetra dan kesulitan melihat untuk mempelajari Braille selagi bermain dengan balok-balok tersebut.
Ide tentang Braille Bricks ini pertama kali dikemukakan pada 2011 oleh Danish Association of the Blind, juga setelahnya oleh Dorina Nowill Foundation for the Blind. Sebanyak 250 balok akan tersedia, semuanya juga akan ditandai dengan tulisan cetak dalam huruf Latin, sehingga orang lain seperti guru, orangtua dan teman-teman lainnya bisa ikut bermain dengan Braille Bricks. Kesempatan interaktif ini dimaksudkan untuk membangun kemampuan dan aspirasi dari para anak yang memiliki kesulitan melihat selayaknya anak-anak lain, sekaligus memotivasi mereka untuk mempelajari Braille lewat media permainan yang inklusif.
Saat ini, sebanyak 75% dari dewasa penyandang kesulitan melihat di Eropa tidak memiliki pekerjaan, menurut European Disability Forum. Hadirnya banyak program komputer dan audiobook untuk penyandang tunanetra membuat minat belajar Braille menurun, padahal data dari European Blind Union membuktikan bahwa mereka yang memahami Braille merupakan individu yang lebih mandiri dan lebih teredukasi, yang kemudian meningkatkan kesempatan mereka untuk memiliki pekerjaan. Urgensi dari Braille Bricks semakin dikuatkan oleh data dari WHO yang menyatakan sebanyak lebih dari 19 juta anak di dunia merupakan penyandang tunanetra atau kesulitan melihat lainnya.
Proyek ini merupakan keluaran visioner terbaru dari Lego, setelah tahun lalu mereka memproduksi balok permainan mereka menggunakan plastik berbasis tumbuhan. Braille Bricks saat ini tersedia dalam alfabet dalam bahasa Denmark, Norwegia, Portugis dan Inggris, menyusul dalam bahasa Prancis, Spanyol dan Jerman pada akhir tahun ini. Sedangkan untuk rilisan luas, Lego menargetkan akan merilis secara resmi pada 2020 mendatang, di samping distribusi gratis untuk beberapa institut tertentu.