Bicycle Architecture Biennale Sajikan Karya Arsitektur Sepeda dari Belanda Sampai Cina
Menyediakan pola pikir baru untuk masa depan dengan sepeda dan fasilitasnya.
Teks: Stefano William A.
Foto: BYCS
Sepeda adalah transportasi konvensional paling efektif dan efisien. Mengapa demikian? Karena tentu saja sepeda dapat mempercepat perjalanan, tidak menghasilkan polusi udara, serta di titik tertentu membantu tubuh untuk tetap bugar. Sayangnya, industri transportasi berpaling dari sepeda karena perkembangan mesin yang sampai hari ini perhatiannya masih tetap ada pada kendaraan dengan bahan bakar gas atau listrik. Salah satu cara yang dilakukan BYCS, organisasi dengan fokus terhadap sepeda dan segala hal di sekitarnya, untuk kembali membuat publik tertarik adalah lewat gelaran Bicycle Architecture Biennale. Acara ini menjadi ajang pameran desain bangunan fasilitas bersepeda canggih atau ternama dari seluruh dunia. Rancangan-rancangan yang ditampilkan merupakan bentuk terobosan para arsitek dalam membangun kota dengan transportasi sepeda sebagai pusatnya.
Tahun 2019 menjadi kali kedua Bicycle Architecture Biennale digelar. Pihak penyelenggara telah memilih 15 proyek dari 9 negara yang dianggap mampu menunjukkan bagaimana solusi selain desain fungsional, bisa membawa masyarakat pada gaya hidup sehat, komunitas inklusif, juga lingkungan yang lebih bersih. 11 dari 15 proyek tersebut telah dibangun dan 4 lainnya masih dalam tahap konsep atau perencanaan.
Salah satu yang menarik perhatian adalah “Biggest Bicycle Parking in The World” di Utrecht, Belanda dan mampu menampung 12.500 unit sepeda pada bulan Agustus mendatang. Selain itu ada pula karya arsitek berjudul “Cycling Through Water” dan “Cycling Through The Trees” di Limburg, Belgia. Pada karya pertama, terdapat trek sepeda sepanjang 200 meter dengan bentuk seperti parit, sehingga pengendara sepeda seakan berada di bawah air. Karya selanjutnya, adalah konstruksi berbentuk lingkaran dari besi sepanjang 700 meter yang mengantar pengendara sepeda melewati pemandangan hutan indah yang sensasional.
Selain negara-negara Eropa yang memang sudah jelas memiliki budaya bersepeda cukup tinggi, ternyata Cina turut berpartisipasi dalam gelaran ini. Rencana pengembangan kota Xiamen menjadi lingkungan bersepeda aman dan nyaman ditampilkan melalui konsep jalan layang sepeda berwarna hijau dengan jarak 8 kilometer. Warna hijau dipilih sebagai lambang bahwa sepeda merupakan transportasi alternatif ramah lingkungan. Apabila terealisasikan, jalan ini bisa menjadi jalur sepeda terpanjang dunia.
Gelaran kedua dari Bicycle Architecture Biennale sendiri dimulai pada bulan Juni 2019 sebelum melanjutkan pamerannya dengan melakukan tur global. Diharapkan agar supaya acara ini dapat membawa pengunjung menemukan pola pikir baru tentang bagaimana menyiapkan kota yang layak untuk masa depan.