Seniman Tari Fitri Setyaningsih berikan Pertunjukan “Sleep Paralysis” di Komunitas Salihara
Setelah pertunjukan pertama di tahun 2016 pertunjukan ini berhasil menghadirkan suasana yang misterius serta mencekam dan emosional.
Teks: Adinda R. Syam
Foto: Salihara
Setelah terakhir tampil di Komunitas Salihara di tahun 2016, seniman tari Fitri Setyaningsih akhirnya hadir kembali membawakan pertunjukannya yang bertajuk “Sleep Paralysis”. Karya ini sukses ditampilkan di hadapan 137 penonton pada akhir pekan (20–21/08) lalu.
“Sleep Paralysis” berangkat dari pengalaman “ketindihan” yang dialami oleh Fitri, yaitu ketika tubuh tidak bisa bergerak, mulut tidak bisa mengeluarkan suara tapi mata mampu mengamati kejadian di sekitarnya. Pengalaman ini kemudian diolahnya menjadi sebuah pertunjukan sejak dua tahun terakhir.
Dengan latihan yang intensif selama tiga bulan dan dibantu oleh tim Fitri Dance Work, pertunjukan ini berhasil menghadirkan suasana yang misterius serta mencekam lewat instrumen yang repetitif dan bersuara keras. Selain itu, perasaan emosional turut ikut hanyut selama pertunjukan ini berlangsung.
Selain “Sleep Paralysis” oleh Fitri Setyaningsih, Komunitas Salihara masih menyediakan dua pertunjukan luring yang dapat disaksikan setiap Sabtu dan Minggu hingga 04 September 2022 nanti. Di antaranya “Amongraga” oleh Komunitas Sakatoya dengan Ugo Untoro dan “Let’s Save the Earth” oleh Wayang Motekar. Tiket kedua pertunjukan ini bisa dipesan lewat musimseni.salihara.org.