Merasakan Kedekatan Hidup bersama Tanaman melalui Pameran “Back to Earth” di Serpentine Gallery, London
Pameran “Back to Earth” di Serpentine Gallery, London, pamerkan kekayaan tanaman obat dengan konsep berupa undangan untuk menikmati keintiman hidup bersama tumbuhan.
Teks: Adinda R. Syam
Foto: Jane Englefield/Dezeen
Arsitek Yussef Agbo-Ola dan petani kakao Tabita Rezaire merancang sebuah instalasi unik di Serpentine Gallery, London yang memamerkan kekayaan tanaman obat di Bumi. Dengan mengeksplorasi berbagai tanaman obat, pameran ini seakan mengundang keintiman dan hidup berdampingan bersama tumbuhan.
Instalasi utama disebut dengan nama “Ikum: Drying Temple” yang menyajikan ikatan kabel daur ulang yang dirajut dengan serat kapas membentuk struktur menyerupai semut di atas sebuah bingkai kayu. Terdapat juga stek tanaman rosemary, lemon, dan chamomile yang diikat menjadi bouquets dan dikaitkan pada bentangan serat kapas tersebut.
Selama durasi pameran “Back to Earth” ini, tanaman perlahan-lahan akan mengering dan mengeluarkan aroma bak orkestra yang dapat memberikan pengalaman refleksi dalam sebuah kontemplasi. “Ikum is a living medicinal entity. What I perceive as medicinal in my works is how matter transforms,” kata sang Arsitek.
Bentuk pola semut pada serat kapan juga diartikan sebagai isyarat bahwa semut adalah wujud peran serangga dalam penyerbukan tanaman dan menjaga kesuburan tanah. Sementara melodi imersif yang memenuhi ruangan adalah “Plant Lungs in River Dust” yang juga buah karya arsitek tersebut.
Susunan instalasi dalam pameran ini adalah representasi sebuah simbol tekstil tradisi khas masyarakat Yoruba dan Cherokee. Uniknya lagi, di akhir pameran, instalasi ini akan dibongkar dengan menarik rajutannya dan akan disumbangkan ke Amakaba, yaitu pusat penyembuhan yang didirikan oleh Rezaire di hutan hujan Amazon, Guyana, Prancis.