Menyambut Kelahiran Perdana Perhelatan Seni Kontemporer Baru, Art Bali 2018
Sebagai perhelatan perdana, Art Bali mengangkat “Beyond The Myths” sebagai tema.
by Amelia Vindy
Teks: Amelia Vindy
Foto: Art Bali
Seperti halnya Yogyakarta, bagi Heri Pemad kota Bali yang dikenal sebagai salah satu pusat wisata di Indonesia, perlu memiliki sebuah perhelatan seni seperti halnya ArtJog yang telah rutin dilaksanakan olehnya selama 11 tahun. Kabar baiknya tahun ini, masih bersama rekan lamanya yakni BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), Heri Pemad Art Management kembali melahirkan sebuah pameran seni kontemporer baru bernama Art Bali.
Selain itu yang membuat perhelatan ini spesial adalah sebagai perkenalan, opening Art Bali akan bertepatan dengan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF – World Bank Group 2018. Sehingga besar harapannya, Art Bali dapat menarik perhatian para peserta IMF yang mencapai 15.000 orang dari hampir 200 negara. Tidak hanya itu, kehadiran Art Bali pun menjadi salah satu usaha penyelenggara untuk memperlihatkan sejauh mana progresivitas karya dari para seniman lokal hari ini, yang nantinya melibatkan 39 seniman lokal dan mancanegara. Tidak lupa, juga untuk membangun dan mengembangkan ekosistem seni dan budaya di Bali.
Meskipun secara konsep dan program yang dipersiapkan oleh Art Bali tidak jauh berbeda dengan apa yang dihadirkan pada ArtJog, namun perbedaan lokasi tentu akan menghadirkan suasana dan isu yang jelas berbeda. Sebagai perhelatan perdana, Art Bali mengangkat “Beyond The Myths” yang mana tiap karyanya merupakan bentuk respon sang seniman, terhadap perubahan di dalam praktek seni rupa, terkait dengan perubahan sosial politik dan ekonomi, pada masyarakat di Indonesia maupun global. Untuk tim kurator yang terlibat adalah Rifky Effendy dan Ignatia Nilu.
Ada pun seniman-seniman yang akan mempresentasikan karyanya dalam berbagai medium, mulai dari lukisan, patung, fotografi, instalasi, hingga new media art di antaranya, Adi Panuntun, Agan Harahap, Agung Mangu Putra, Agus Suwage, Eko Nugroho, I Made Djirna, I Made Wianta, I Made Widya Diputra, I Made Wiguna Valasara, I Nyoman Erawan, I Nyoman Nuarta, I Wayan Upadana, dan masih banyak lagi. Mengingat daya tarik Bali sebagai tempat wisata sangat diakui oleh masyarakat baik lokal hingga mancanegara, tentu akan sangat menarik untuk melihat bagaimana perhelatan ini membukakan peluang yang lebih luas bagi para pelaku hingga art scene di Indonesia.
–
Art Bali “Beyond The Myths”
9 Oktober – 9 November 2018
AB.BC Building
Bali Collection – Nusa Dua Bali