Abaikan Rohingya, Penghargaan HAM Aung San Suu Kyi Dicabut
Pembantaian kaum Rohingya di bawah masa kepemimpinan Suu Kyi mengubah pandangan Museum Holocaust dan akhirnya mencabut penghargaan hak asasi manusia yang ia terima.
Teks: Livina Veneralda
Foto: The Independent
Aung San Suu Kyi merupakan tokoh politik penting di Myanmar. Selama bertahun-tahun, ia telah melawan kediktatoran pemerintah dan memenangkan Nobel Peace Prize pada 1991. Namun, hal tersebut berkebalikan dengan kenyataan yang terjadi saat ini.
Pembantaian kaum Rohingya di bawah masa kepemimpinan Suu Kyi mengubah pandangan publik akan sosok yang dulunya dianggap sebagai Mandela bagi Myanmar tersebut. Museum Holocaust pun, yang menunjukkan keprihatinannya terhadap para Mulism Rohingya, akhirnya mencabut penghargaan hak asasi manusia yang telah diberikan kepada Suu Kyi. Dengan otoritas yang ia miliki, Suu Kyi diharapkan untuk dapat memberikan dukungannya terhadap kaum Rohingya, namun komentarnya terhadap masalah ini justru dirasa seperti upaya untuk ‘mencari aman’ saja. Kekecewaan pun dilayangkan oleh pihak pemerintah terhadap keputusan museum Holocaust dan menambahkan bahwa museum ini tidak memiliki pandangan objektif terhadap pemerintah Myanmar yang sedang mengalami kesulitan.