Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: Everpress
Magik berkolaborasi dengan Pepaya Records untuk membuat produk t-shirt “A Journey to the Magik Sounds” yang diluncurkan di Everpress. Bersamaan dengan peluncuran ini, Sawi Lieu dari Pepaya Records juga membuat mixtape sesuai dengan konsep produknya, yaitu shaman dan psychedelic.
Kolaborasi ini berangkat dari ide untuk membuat simulasi “realita baru” dan mengkritisi arus informasi di Internet yang dapat mengubah persepsi publik secara instan. Perkenalkan Pepayote Records, sebuah label musik Indonesia yang dikemas seolah-olah nyata. Label musik yang berasal dari Medan ini berdiri pada 1973 setelah sang founder Bosti Kasihbuan berkelana mengelilingi Amerika Selatan, Asia Selatan dan Afrika. Label ini telah merilis musik psychedelic, keroncong, garage, dan folk Indonesia, juga telah merilis album dari Easy Tanamal, Orkes Melayu Kelab Sosial Pimpinan Ary Kadir, The Tamimis, dan Daud Bahwafi & Puspita Bersaudara.
Mixtape yang dibuat Sawi pun menghadirkan lagu-lagu dari Duo Ouro Negro, Tito Puente, lalu Corduroy dan David Crosby, hingga Charlie Rouse dan Mongo Santamaria. Pada intro, pendengar diiringi oleh ragam permainan perkusi dan chanting bernuansa musik Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Ritual mid-tempo tadi membuat pikiran pendengar termanifestasi, dengan mendadak berlanjut ke lagu energetik dengan sentuhan psychedelic rock yakni “Apple Pipe” oleh Corduroy, dengan efek buzz dari bass, nada khas dari organ Hammond, dan pukulan drum yang terus berlari.
Tempo lalu turun sedikit, ditemani oleh lagu-lagu blues dan psychedelic rock yang cukup progresif dengan solo-solo instrumen yang menohok. Permainan instrumen ini lalu membawa pendengar kembali ke lagu-lagu perkusi dan nyanyian-nyanyian. “Timbales & Bongo” oleh Mongo Santamaria menutup mixtape dengan permainan perkusi yang cepat. Seakan mengelak dari “ritual” di kota besar, sajian ini menjadi sebuah alternatif menarik untuk didengarkan di tengah kesibukan atau mungkin saat menembus lalu lintas.