Beautiful Chaos, Queer Friendly, hingga Less Hyped Tech Industry, Kumpulan Spekulasi Masa Depan
Kumpulan spekulasi tentang masa depan dari Rara Sekar, Danny Wicaksono hingga Angeeta Sentana.
Words by Whiteboard Journal
Saleh Husein
Musisi/Seniman
Masa depan itu beautifully chaotic.
Masa depan itu beautifully chaotic. Di antara semua skena kreatif dan industri agar bisa berjalan dan lebih panjang, kita juga nggak bisa memungkiri kalau 2023 juga tahun persiapan untuk kampanye presiden. Jadi, visual kita akan ditabrak sama banyak visual. Apalagi kota Jakarta, bakal jadi momen peperangan visual dalam konteks partai.
Semoga dari industri kreatif ada yang membuat itu jadi komedi, atau satir. Semoga itu bisa jadi bagian yang cukup menyenangkan buat mereka. Tapi gue rasa juga sekarang sudah banyak anak-anak muda yang pintar, kreatif, dan tahu bagaimana caranya berkampanye yang cantik—yang nggak “nyampah” secara visual maupun cara menyampaikannya.
Jerome Kurnia
Aktor
Yang gue takutkan adalah bagaimana cinema is going to be a niche market.
Yang gue takutkan adalah bagaimana cinema is going to be a niche market—sama halnya seperti vinyl. Orang-orang hanya menonton film yang ingin mereka tonton.
Di industri film, dulu semua orang itu cinema-minded. If you want to make something great, you have to make a cinema movie. Tapi sekarang, terutama anak-anak muda, mereka lebih nyaman nonton film di rumah. Sedangkan di luar negeri, kita juga sudah melihat prestigious film festivals yang memenangkan film-film yang hanya tayang di OTT (streaming platforms). Jadi, gue merasa kalau di masa depan, especially for the movie industry, akan lebih mengarah ke sana.
Angeeta Sentana
Musisi
I expect many queer-friendly spaces in 2023, especially here in Jakarta.
Looking back at 2022 and how progressive things have been, I expect many queer-friendly spaces in 2023, especially here in Jakarta. Also, just a general sense of acceptance for everyone, and being more mindful of one another because it’s better to leave all that hate back in the past and step into the future—or the present—with a more compassionate and mindful approach to things.
Andhyta Firselly Utami
Ekonom
Orang muda akan membentuk proses politik menuju 2024 and beyond.
Ada banyak alasan buat jadi pesimis ke depannya, seperti akan seperti apa wajah ekonomi dan kebijakan publik di Indonesia? Tapi, kalau benar-benar melihat trend line ke belakang, aku cenderung optimis, terutama di tiga hal.
Pertama, kesadaran orang muda untuk peduli sama politik atau apa yang terjadi di sekitar mereka, khususnya dalam konteks kebijakan publik, itu trennya meningkat. Tahun depan itu kan 2024, dengan jumlah vote anak muda yang relatif mayoritas, itu bisa banget membentuk debat politik. Jadi, spekulasinya adalah orang muda akan membentuk proses politik menuju 2024 and beyond.
Kedua, konteks aksi iklim. Ini mungkin satu isu kebijakan publik yang sangat besar, berdampak sama semua orang, dan solusinya kompleks banget. Aku melihat bahwa sudah mulai bergeser diskusinya dan ke depan akan semakin bergeser ke arah solusi.
Ketiga, ada bibit-bibit rebellious dari pada pelaku bisnis yang menolak untuk berbisnis secara konvensional. Misalnya, sudah tahu akan sedikit lebih mahal kalau mau melakukan bisnis dengan cara yang eco-conscious, tapi they’re willing to take the additional cost. Hopefully, mereka juga akan menjadi force untuk aksi-aksi yang lebih banyak lagi, dan di level individu juga, semakin banyak orang yang mau melakukan sesuatu untuk aksi iklim.
Rara Sekar
Musisi/Peneliti
Mari kita rebut tanah kita untuk masa depan yang lebih adil, dan bagaimana kita bisa hidup di dalamnya sehingga nggak mati muda.
Bagaimana kita menggunakan sumber daya kita yang sangat terbatas ini, yang adalah tanah, akan sangat menentukan masa depan kita ke depannya.
Salah satu contohnya, bagaimana tanah-tanah yang sebelum dijadikan persawahan, pertanian, dan perkebunan yang menyediakan sumber pangan kita dari dalam negeri itu banyak dialihfungsikan menjadi perumahan, mall, bandara, dan lain-lain. Jadi, kita harus mulai mempertanyakan lagi tanah-tanah yang ada sekarang ini harus kita pertahankan dan digunakan untuk kemaslahatan bersama. Kalau hanya menguntungkan segelintir orang, memperkayakan yang sudah kaya, kemungkinan besar ya, kiamat.
Jadi, mari kita rebut tanah kita untuk masa depan yang lebih adil, dan bagaimana kita bisa hidup di dalamnya sehingga nggak mati muda.
Danny Wicaksono
Arsitek
Mengingat situasi kehidupan kita belakangan sebagai spesies manusia, rasanya penting buat kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam membuat bangunan.
Mengingat situasi kehidupan kita belakangan sebagai spesies manusia, rasanya penting buat kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam membuat bangunan. Baik itu rumah tinggal, maupun bangunan-bangunan publik lainnya. Sumber daya alam yang kita pakai sudah terlalu banyak.
Kita mesti mulai lebih bijak dalam pemakaian bangunan yang sudah ada. Bagaimana caranya kita tidak lagi selalu menghancurkan bangunan yang sudah ada, tapi bisa memanfaatkannya ulang, meningkatkan kualitas yang sudah ada, atau mengalihfungsikannya menjadi yang bisa lebih bermanfaat untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Lalu, bagaimana membuat ruang-ruang hidup baru yang kualitasnya bisa lebih baik dari yang sudah ada. Jadi, tidak melihat pengembangan daerah-daerah baru itu sebagai sesuatu yang tabu, tapi sesuatu yang harus dilihat sesuai dengan konteksnya, bahwa setiap pemukiman yang sudah ada, daerah-daerah yang sudah ada itu bisa jadi sebuah kesempatan untuk dikembangkan sebagai tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik dari yang sudah ada.
Ferry Dermawan
Promotor Musik
Di 2023, buat yang suka dengan international artists, peluangnya cukup besar.
Keputusan untuk hadir atau datang ke acara musik akan lebih spesifik, karena dengan banyaknya opsi yang ditawarkan, gagasan dari para pembuatnya, mana yang paling pas di masing-masing.
Di 2023, buat yang suka dengan international artists, peluangnya cukup besar untuk mereka tur ke sini. Karena yang gue alami di 2021 itu, masih banyak tur yang cancelled di Amerika Serikat dan Eropa. Di tahun 2022, mereka cukup sesuai rencana, jadi seharusnya tahun ini akan mulai ke Asia lagi.
Teguh Wicaksono
Promotor Musik/Tech industry worker
Sudah saatnya positioning industri tech itu sama dengan industri lain—tidak usah diglorifikasi.
Melihat apa yang terjadi di akhir tahun 2022, dan di Kuartal 1 2023, di masa depan akan ada pivot atau ada pergeseran apresiasi terhadap tech industry, atau apapun yang berhubungan dengan teknologi. Menurut gue, di Indonesia, mungkin 3–4 tahun terakhir itu tech industry terlalu diglorifikasi. Ada hal-hal yang nggak relevan dan harus dimusnahkan secara point of view terhadap tech industry, karena, mungkin kalau kalian lihat: ada banyak layoffs, banyak restrukturisasi di industri teknologi global dan juga lokal.
Sudah saatnya positioning industri tech itu sama dengan industri lain—tidak usah diglorifikasi, dan gue excited banget untuk masuk ke era itu di masa depan karena memang sudah seharusnya industri ini dianggap sama seperti yang lain. Privilege-privilege spesial industri tech dari apa yang sudah ada di 5–10 tahun sudah tidak relevan lagi. Tentunya, di-trigger oleh perubahan-perubahan pandemi, pergeseran point of view masyarakat.
Jadi, di masa depan, industri teknologi akan sama seperti industri perikanan, entertainment, tekstil, dan industri-industri lainnya. Dan memang sudah saatnya kayak gitu. Dan gue juga excited melihat di masa depan, waves selanjutnya, pekerja teknologi di industri teknologi dengan mindset mereka yang jauh lebih equal, jauh lebih inklusif, jadi romantisme-romantisme 2010-an terhadap industri teknologi sudah diselesaikan di masa depan.