Dari Terpecahnya Rekor Pemenang Grammys Terbanyak Hingga Teraihnya EGOT Ke-18, Grammy Awards 2023 Dipenuhi Momen-momen Bersejarah
Grammy Awards mempersembahkan berbagai penghargaan yang tidak terlupakan dan berpengaruh besar terhadap berbagai komunitas.
Teks: Reiko Iesha
Photo: Kevin Mazur/GI (Getty Images)
Sejak tahun 1958, The Recording Academy telah mengadakan acara penghargaan Grammys untuk merayakan industri dan komunitas musik yang terus berkembang. Di tanggal 5 Februari kemarin, berbagai penghargaan telah dipersembahkan di Grammy Awards yang ke-65. Dari sekian banyaknya penghargaan dan penampilan para musisi, berikut adalah 5 momen Grammy Awards yang bersejarah:
Beyoncé Menjadi Musisi Dengan Grammys Terbanyak
Beyoncé memenangi Grammy pertamanya bersama Destiny’s Child di tahun 2001 untuk lagu “Say my Name”. Sejak itu, Beyoncé terus mendapatkan penghargaan di Grammy Awards, antara lain Best R&B Song untuk “Crazy in Love” di tahun 2004, Song of The Year untuk “Single Ladies” di tahun 2010, Best Music Video untuk “Formation” di tahun 2017, dan Best Music Film untuk “Homecoming” di tahun 2020. Pada tahun 2023, Beyoncé telah menerima empat penghargaan yang terdiri dari Best R&B Song “Cuff It,” Best Traditional R&B Performance “Plastic Off The Sofa”, Best Dance/Electronic Recording “Break My Soul,” dan Best Dance/Electronic Album Rennaisance. Empat penghargaan ini memberikan Beyoncé total 32 Grammys dan membuatnya musisi yang memecahkan rekor Grammys terbanyak sepanjang masa.
Not white enough for an AOTY, Beyoncé is now the most awarded artist in #GRAMMYs history with 32 wins. pic.twitter.com/LqFRbHvAMh
— Beyoncé Press. | Fan Account (@beyoncepress) February 6, 2023
Viola Davis Meraih Status EGOT
Viola Davis, seorang aktris asal South Carolina, Amerika Serikat telah memenangi berbagai penghargaan atas prestasinya yang luar biasa dalam industri film, antara lain penghargaan Oscar Best Supporting Actress untuk Fences di tahun 2017, Emmy untuk penampilannya sebagai pemeran utama di serial TV How to Get Away With Murder, dan dua penghargaan Tony untuk King Hedley II dan penampilan drama Fences di tahun 2010. Pada Grammy Awards ke-65 kemarin, Davis juga memenangi penghargaan Grammy dalam kategori Best Audiobook, Narration, and Storytelling Recording untuk memoirnya yang berjudul Finding Me. Kemenangan ini memberi Davis status EGOT karena telah memenangi penghargaan Emmy, Grammy, Oscar, dan Tony. Sepanjang sejarah industri entertainment, baru ada 18 orang yang menerima status EGOT, antara lain Alan Menken, Andrew Lloyd Webber, dan Audrey Hepburn. Selain memegang posisi ke-18 dalam penerimaan EGOT, Davis merupakan wanita berkulit hitam ketiga dalam daftar pemegang EGOT, setelah Whoopi Goldberg di 2002 dan Jennifer Hudson di 2022.
Perayaan dan Dedikasi Bagi Genre Hip-Hop
Tahun 2023 merupakan anniversary ke-50 untuk genre musik hip-hop. Pada tahun 1973, seorang DJ Jamaika bernama DJ Kool Herc memainkan musik untuk pesta adik perempuannya. DJ Kool Herc menggunakan metode breaking/scratching ketika memainkan piringan hitam dengan turntable dan mulai rapping sebagai MC. Hal ini dianggap inovatif pada masa itu dan dikatakan sebagai asal muasal genre hip-hop. Menurut CEO The Recording Academy, Harvey Mason Jr., genre hip-hop merupakan pengaruh besar bukan bagi industri musik saja tetapi juga untuk budaya, seni, fashion, dan politik. Mason Jr. memberi suatu tribut dan menunjukkan apresiasinya terhadap genre hip-hop di Grammy Awards 2023 dengan mengumpulkan ikon-ikon genre hip-hop dari berbagai dekade, antara lain Busta Rhymes, Missy Elliott, Future, Grandmaster Flash, Ice-T, Method Man, Nelly, Queen Latifah, dan RUN-DMC untuk tampil bersama di panggung Grammys. Penampilan ini disutradarai oleh Questlove, dan dimulai dengan perkenalan dan narasi dari LL Cool J dan Black Thought.
50-year anniversary of hip-hop performance at the #GRAMMYs by some of the greats including RunDMC, LL Cool J, Salt N Peppa, Ice T, Queen Latifah, Wu-Tang, Big Boi, Busta Rhymes, Missy Elliott, Nelly, Too Short, GloRilla, The Roots, and more… pic.twitter.com/HmGB0bvGZX
— Leon Carrington (@LeonCarrington) February 6, 2023
Lizzo Memenangi Grammy Record of The Year
Melissa Viviane Jefferson, atau yang dikenal sebagai Lizzo adalah seorang musisi asal Detroit, Michigan. Ia merilis album pertamanya yang berjudul Lizzobangers di tahun 2013 dan telah mengeluarkan total 4 album, Big GRRRL Small World di tahun 2015, Cuz I Love You di tahun 2019, dan Special di tahun 2022. Ia memenangi tiga penghargaan Grammy di tahun 2020 dalam kategori Best Urban Contemporary Album untuk Cuz I Love You (Deluxe), Best Pop Solo Performance untuk “Truth Hurts”, dan Best Traditional R&B Performance untuk “Jerome”. Pada Grammy Awards ke-65, Lizzo memenangi penghargaan Grammy sekali lagi dalam kategori Record of the Year untuk lagunya yang berjudul “About Damn Time”. Kemenangan ini membuat Lizzo wanita berkulit hitam pertama yang memenangi Record of the Year di abad ke-21. Wanita berkulit hitam terakhir yang diberikan penghargaan ini adalah Whitney Houston untuk “I Will Always Love You” di tahun 1994. Tribut bagi genre hip-hop dan prestasi-prestasi yang diraih oleh Lizzo, Viola Davis, dan Beyoncé di Grammy Awards 2023 kemarin merupakan kemenangan bagi black community pada masa Black History Month yang dirayakan dari tanggal 1 Februari hingga 1 Maret setiap tahun.
Kim Petras Menjadi Pemenang Grammy Transpuan Pertama
Kim Petras, seorang penyanyi asal Cologne, Jerman memenangi penghargaan Grammy dalam kategori Best Pop Duo/Group Performance bersama Sam Smith untuk lagu mereka yang berjudul “Unholy”. Dalam pidato penerimaan penghargaan ini, Smith memberi mik kepada Petras dan memberinya kesempatan untuk berbicara atas prestasinya sebagai transpuan pertama yang mendapatkan penghargaan Grammy. Dalam kemenangannya yang bersejarah ini, Petras mengucapkan rasa sayangnya kepada Smith karena telah mendukung Petras, dan ia berterima kasih kepada Madonna karena telah menjadi advokat untuk komunitas LGBTQ+ sepanjang karir musiknya. Ia juga berterima kasih kepada semua musisi transgender yang telah menjadi inspirasi baginya dan memberi Petras kesempatan untuk berkarir dalam industri musik. Sebelum mengakhiri pidatonya, Petras bercerita tentang mendiang temannya yang telah percaya bahwa Petras akan sukses dalam karir musiknya, serta ibunya yang semenjak ia muda menerima dan mendukung jati diri Petras. Pidato Petras yang mengharukan ini mendapatkan standing ovation dan tepukan tangan yang meriah dari musisi lain.