Masa Depan Fashion dalam Serangan Trend Forecaster di Tiktok
Kekakuan konsep fashion bahwa hanya desainer terkenal yang boleh mendapat sorotan “diserang” oleh para forecaster yang membuat Tiktok menjadi “fashion crystal ball”.
Teks: Adinda R. Syam
Foto: Dezeen
Tipikal narasi fashion khas kerap kali melibatkan desainer terkenal untuk meroket. Namun, di baliknya selalu ada setiap nama yang digadang-gadang oleh para “kader” kolaborasi. Meskipun media sosial telah memungkinkan para desainer pendatang baru untuk mendapatkan penghargaan global, tetap banyak desainer yang berpikir kolektif—dan hiperlokal.
Melihat kekakuan konsep fashion ini, media sosial seakan mengenalkan serangan dari para forecaster yang membuat Tiktok menjadi “fashion crystal ball”.
Misalnya narasi yang seakan memprediksi tren seperti “indie sleaze,” “night luxe,” atau sesuatu yang disebut “2014 Tumblr girl aesthetic.” Tren inilah yang hadir dari konten snowballing para forecaster atau peramal tren di TikTok.
Bahkan ada sejumlah kreator muda yang membuat “nama” mereka sendiri untuk memproduksi konten berupa prediksi estetika spesifik yang unik. Tren seperti “Parisian Ballet” dan “coastal grandmother” atau “mocie Inspired look” menjadi hal besar di dunia fashion. Seakan satu-satunya hal yang lebih “panas” daripada tren yang sesungguhnya adalah prediksinya.
Dapat para peramal tren ini dianggap sebagai bagian dari bisnis yang mampu mewarnai runway fashion dengan berbagai tren dunia?