Things We Like: Movies About Love
Kami mengumpulkan film dan TV series bertemakan cinta favorit tim kami.
Words by Whiteboard Journal
Hari ini adalah Hari Valentine. Hari ini kerap menjadi kesempatan untuk merayakan kasih sayang. Tidak ada halangan untuk merayakan cinta; baik bersama kekasih, keluarga, hingga sahabat terdekat. Tidak lupa kita juga menggunakan hari ini untuk mengapresiasi diri sendiri. Turut merayakan, kami mengumpulkan film dan TV series bertemakan cinta favorit tim kami untuk dinikmati bersama orang-orang terkasih!
GHINA HANA SABRINA
Editorial Staff
What:
The Lobster
Description:
Not necessarily a love story – more of an absurd, surrealist take – but it tells a story of a dystopian world where single people are given 45 days to find a romantic partner or otherwise be turned into animals and sent off in the woods.
It begs the question, when single people are looked down upon by both the society and the state – will you be looking for a partner for love or to simply not be single?
FEBRINA ANINDITA
Editorial Staff
What:
Flipped
Description:
Film ini manis banget dan cara ceritainnya juga gemes. Gue belum pernah baca bukunya, tapi suka sama filmnya. Coba nonton deh. Gak tau bisa nonton dimana sih huahauha.
Honorable mention: Love Me If You Dare. Film ini bikin gue ngefans sama Guillaume Canet!
SHADIA KANSHA
Editorial Staff
What:
This is Us
Description:
I think this series is so underrated.
“This is Us” has been with me through the thick and thin of the pandemic. It teaches me that love is not perfect but that’s the best type of love. You don’t have to stop pursuing your dreams for the person you love, you don’t have to share the same blood to become a family, and friendship can come from unexpected moments and places.
This series is so precious. It’s so full of conflicts yet I always feel warm everytime I finish watching this.
“The happiest moments will also be a little sad” – Rebecca Pearson, This is Us
MM RIDHO
Editorial Staff
What:
Certified Copy
Description:
Seorang penulis dan seorang pemilik toko. Keduanya mempunyai kecocokan kemudian memutuskan untuk menghabiskan hari bersama. Mereka melakukan perjalanan ke kota terdekat, minum kopi, dan mengunjungi museum. Tetapi ketika percakapan semakin intens, hubungan mereka tiba-tiba menjadi membingungkan. Apakah mereka benar-benar pasangan yang sudah menikah selama 15 tahun atau hanya orang asing yang berpura-pura ngedate? Berdasarkan percakapan mereka, sepertinya mereka sudah akrab mengenal satu sama lain. Seperti judulnya, penonton akan dibuat bingung, yang mana yang sesungguhnya asli?
Sepanjang film, Kiarostami mengaburkan batas antara yang nyata dan yang tidak nyata. Sungguh, terserah pada penonton untuk memutuskan mana yang harus mereka percayai: the copy or the original? Dan, sekali lagi, manakah yang original?
Certified Copy bisa ditonton secara legal di sini.
CLARISSA AMABEL
Art Director
What:
Blue Period
Description:
Have you ever discovered a new… thing that opens up a world of possibilities? How did you never know about this before? You get little highs that not only give you momentary bursts of excitement, but they leave you feeling maybe you like yourself a little better afterwards.
I think that’s what drew me back into painting, and to Blue Period. It’s an anime about art—but it’s also about someone who fell in love with this new language, a new way of seeing the world… but has to work very, very hard to actually be any good.
That sets Blue Period apart from most heroes’ journeys in anime. The main character is not especially gifted, nor was he “chosen” by some random prophecy—he’s just like us! He doesn’t understand what’s so good about Picasso! But every time he learns something new, his mind is a little blown. The manga does a better job of explaining the principles of art (took some notes myself). But even if you don’t like “ArT”, I’m sure you know that thrill of falling in love with a new world.
HAFIZA DINA
Editorial Intern
What:
Till We Meet Again
Description:
Konflik yang diangkat dalam film ini sangat kompleks, tapi tersampaikan dengan sangat compact, tanpa terasa berlebihan sama sekali. Emosi yang dibangun sangat seimbang: dari senang sampai tegang, dari humoris sampai melankolis, dari manis hingga magis. Lengkap. Oh, dan satu lagi, semua lagu yang menjadi soundtrack di film ini ENAK.
TITANIA CELESTINE
Editorial Intern
What:
Tim Burton’s Corpse Bride
Description:
Pasti kalian pernah liat that one screenshot of the final wedding scene in Corpse Bride when Emily says: “I love you Victor, but you’re not mine.” Pasti pernah. Pasti.
Gue udah nonton film ini belasan kali, karena it’s one of my comfort movies. Beberapa scenes nya bikin gue ketawa banget dan banyak wordplay sama puns gitu di naskahnya yang bikin geleng-geleng sendiri.
But beyond that, the story is so beautiful to me– apalagi pas Emily mulai ngerendahin diri dia sendiri, terus temen-temennya starts gassing her up kayak “Noo girl, you’re great– if only you can see yourself from our perspective.”
That’s where it gets me sih, jadi ujungnya film ini bukan cuma tentang cinta terhadap orang lain, tapi juga tentang punya self-love dan self respect buat maafin diri kita sendiri dan move on dari kejadian masa lalu yang menyakitkan. Ehm.
NANCY RUMAGIT
Editorial Intern
What:
The Shape of Water
Description:
Gue selalu suka fairytale dari kecil, dan menurut gue cara Guillermo del Toro menyampaikan kisah-kisah di filmnya really speaks to the child within me. Karena fairy tales gak selalu keliatan Disney pretty — it’s something foreign and alien and maybe scary at times? Tapi gue nonton The Shape of Water dan menurut gue ini adalah salah satu kisah cinta favorit gue.
Dan kisah cintanya pun bukan cuma antara Elisa dan the Amphibian Man, tapi juga cinta dalam persahabatan Elisa dengan dua temennya yang akhirnya membuat seluruh kisah ini bisa terjadi. Film ini juga bahkan menunjukan cinta Dr. Hoffstetler terhadap sains dan profesinya, what love can do to people, and to what extent are they willing to prove their love? And do they need validation for their love?
I just think love is one of the biggest forces in this story.
Dan kisah ini diakhiri so, so lovely dengan puisi, “Unable to perceive the shape of You, I find You all around me. Your presence fills my eyes with Your love, It humbles my heart, For You are everywhere.”