OATSIDE Hadirkan Oat Milk Ramah Lingkungan Tanpa Harus Mengorbankan Rasa Enak
Dibuat dengan bahan baku pilihan dan mempertimbangkan sustainability, tiga varian oat milk ini menawarkan rasa yang nggak shitty sama sekali.
Teks: MM Ridho
Foto: Courtesy of OATSIDE
Lima gelas berisi susu plant-based yang dihidangkan di hadapan saya kemarin adalah eliksir bagi sikap abai saya terhadap susu non-dairy. Tiga dari lima gelas itu diisi dengan susu gandum (oat milk) milik OATSIDE dengan varian rasa Barista Blend, Chocolate, dan Hazelnut Chocolate. Sementara sisanya diisi dengan susu plant-based yang tidak diketahui mereknya.
Sebelumnya, bagaimanapun susu nabati dikemas serta dipromosikan, dengan apapun ia disajikan, hingga seberapapun seringnya kerabat dekat saya merekomendasikan, saya tidak pernah sedikitpun merasa tertarik. Saya merasa tidak perlu mempertaruhkan selera hanya demi berpartisipasi dalam gimmick ramah lingkungan. Jadi, sebisa mungkin saya menjaga jarak.
Tiga gelas oat milk milik OATSIDE itu, bahkan sebelum menyesapnya ke dalam mulut, entah mengapa, terlihat memiliki konsentrasi cairan yang padat dan aroma yang menarik–tidak seperti susu nabati yang biasanya memiliki aroma apek. Setelah mencicip tiga varian rasa OATSIDE dan dua susu nabati bermerek lain sebagai perbandingan, barulah saya paham bahwa mereka tidak sekadar mempromosikan gurauan. Rasa manis alami dari oat, cokelat, dan juga hazelnut yang begitu kaya menyeruak di seluruh penjuru mulut. Setelah dihabiskan, rasa-rasa tersebut juga masih sekelibat menempel tanpa rasa lengket yang mengganggu.
Selain itu, saya juga mencicipi varian Barista Blend yang dipadukan dengan biji-biji kopi pilihan Common Grounds–yang saya kira akan terasa sangat aneh. Namun dugaan saya salah, mereka justru berpadu tanpa ada rasa yang bertumpang-tindih. Untuk beberapa biji, saya justru lebih merasa lebih cocok jika dicampurkan dengan OATSIDE ketimbang susu sapi. Rasa terbaik saya nobatkan pada Hazelnut Chocolate jika diminum secara langsung, dan Bali Natural OATSIDE Latter jika dipadukan dengan kopi.
Berdasarkan penjelasan founder dan CEO OATSIDE Benedict Lim, warga Singapura yang juga pernah menjabat sebagai Chief Financial Officer ABC, ia memang berniat mengenang masa kecilnya yang sangat suka meminum susu dengan tekstur yang creamy dan malty ketika meracik komposisi OATSIDE. Oleh karenanya, ia secara sengaja memasukkan lebih banyak cokelat dan hazelnut jika dibandingkan dengan mayoritas merek susu nabati lainnya.
Terkait bahan baku, ia juga memastikan OATSIDE hanya menggunakan bahan-bahan terbaik bersertifikat Rainforest Alliance, seperti oat yang ditanam, ditumbuhkan, dan dipanen di Australia, biji kakao yang bersumber dari Sulawesi dan Afrika, serta hazelnut “gianduja” yang berasal dari Turki. Untuk memastikan semua komposisi tersebut terpadukan dengan baik, ia memilih memproduksinya secara langsung di Bandung karena kemudahan akses terhadap sumber mata air berkualitas.
OATSIDE juga menjanjikan bahwa setiap produknya bebas dari perisa buatan, pengemulsi, pengawet, dan pewarna buatan sehingga ia baik untuk kesehatan jantung, mengurangi kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh, serta memiliki kandungan lemak jenuh yang rendah.
Secara pribadi saya tertarik akan apa yang ditulis OATSIDE dalam selebaran press release-nya. Mereka menulis, “Kami ingin hidup lebih lama dan lebih bahagia di bumi ini … sehat sentosa di usia 120-an, di Bumi yang tidak tenggelam karena pemanasan global. Kami tidak ingin menjadi pengungsi di Mars Base-nya Elon Musk, dan harus berbagi toilet hampa udara dengan Jeff Bezos.”
Jadi, dengan misi keberlangsungan kehidupan di Bumi yang dituliskan tersebut, mereka memastikan mengurangi 70% emisi dengan memerah oat secara langsung, mengurangi penggunaan air dan lahan hingga 90% jika dibandingkan dengan proses produksi susu dairy.
Membacanya menorehkan senyum di wajah saya. Akhirnya, ada cara berpartisipasi dalam kelangsungan hidup di Bumi tanpa harus berkorban mengonsumsi produk yang tidak enak sama sekali.
OATSIDE sudah tersedia di berbagai situs e-commerce dengan kisaran harga Rp47.000,- hingga Rp59.000 per kemasannya.