Selamat Jalan dan Terima Kasih Ahmad Djuhara
Mengenang kepergian Ahmad Djuhara.
Words by Muhammad Hilmi
Minggu-minggu ini suasana sedang suram. Tapi hari ini terasa lebih muram dari biasanya. Gelap itu datang saat muncul berita tentang kepergian Ahmad Djuhara. Ini kehilangan besar, baik bagi perkembangan arsitektur, maupun kita sebagai bangsa.
Di dunia arsitektur, kiprah Ahmad Djuhara bisa dilihat pada bagaimana beliau mengabdikan waktu dan pikirannya melalui Ikatan Arsitektur Indonesia. Salah satu hasil perjuangan beliau adalah perancangan sistem jenjang profesi yang lebih sistematis dan bertanggung jawab. Menekankan pentingnya expertise dalam praktek arsitektur yang memang memiliki dampak besar pada pola hidup publik.
Dalam wawancara bersama kami, ada satu poin penting yang beliau sampaikan, “Kota yang baik diukur dari seberapa bahagia penduduknya”.
Kita sebagai bangsa juga akan kehilangan sosok yang memiliki perhatian mendalam pada hubungan manusia dengan lingkungan. Dalam wawancara bersama kami, ada satu poin penting yang beliau sampaikan, “Kota yang baik diukur dari seberapa bahagia penduduknya”. Bagi beliau, desain dan arsitektur adalah elemen utama yang membentuk peradaban bangsa. Sebuah hal yang akan semakin terasa relevan di masa-masa yang akan datang.
Secara personal, kami akan selalu ingat pengalaman saat beliau hadir dalam beberapa diskusi yang kami gelar. Di setiap kesempatan, beliau selalu datang dengan penuh atensi sambil sesekali ikut berbagi gagasan. Menunjukkan bagaimana beliau tak berhenti dalam usaha-usaha untuk menajamkan pikiran.
Dan untuk itu semua, kami merasa kehilangan. Di saat-saat seperti ini, kita membutuhkan banyak orang baik untuk bisa bersama-sama pulih kembali. Hari ini, kita kehilangan satu sosok penting di situ. Kami sampaikan turut berduka pada keluarga Ahmad Djuhara, sekaligus doa-doa terbaik atas kepergiannya.