Tentang Usia Bumi Kita dan Cara Memperpanjangnya dengan Max Mandias
Berbincang dengan Max Mandias tentang dampak gaya hidup vegan terhadap lingkungan, seberapa buruknya kondisi planet kita, juga cara-cara untuk mempertahankannya.
Words by Emma Primastiwi
Foto: Ardi Widja
Didorong oleh rasa penasarannya akan manfaat dari pola makan nabati, Max Mandias memulai perjalanannya untuk menjalankan gaya hidup yang lebih sehat. Dalam percobaan tersebut, ia menemukan bahwa semua isu kesehatannya telah hilang selama 3 bulan tanpa intervensi medis. Terkejut akan hasil dari gaya hidup barunya itu, Max bertekad memperkenalkan gaya hidup ini kepada masyarakat Indonesia. Saat kembali ke Indonesia, ia memulai langkahnya melalui Burgreens. Kini ia menjadi salah satu pelopor gerakan gaya hidup ramah lingkungan di Indonesia. Kami berbincang dengan Max Mandias mengenai dampak negatif industri animal agriculture, sampai pentingnya kesadaran masyarakat akan menurunnya kondisi planet kita.
Burgreens merupakan salah satu pionir dalam mempromosikan kehidupan sehat di Jakarta, walau gerakan ini sudah lama ada, prevalensinya semakin naik dalam beberapa tahun terakhir, bagaimana Anda melihat masyarakat Indonesia sekarang semakin memperhatikan trend hidup sehat ini?
People who are working jadi lebih sadar kesehatan
Tren yang terjadi di tahun 2018 ini is the most positive that we have seen so far, from doing Burgreens for 5 years, kita sudah melihat perubahan tersebut dari awal sampai sekarang. Antusiasme orang-orang untuk makan sehat sudah melipat ganda dalam 5 tahun terakhir. Apart from Burgreens opening a branch once a year, we see that a lot of new players are coming out dan membangun industri ini bersama-sama. It’s a very positive trend rather than having another bar or a club that serves alcohol, I’d rather have restaurants that serve healthy food. An amazing fact about this trend is that it’s being led by the younger generation!
Even younger people yang baru umur 12 atau 13, mereka sudah menjadi vegan or vegetarian or pescatarian, conscious eating, and they’re still very small!
Kesadaran tersebut sudah sangat terlihat di tahun 2018 ini, people who are working jadi lebih sadar kesehatan, even younger people yang baru umur 12 atau 13, mereka sudah menjadi vegan or vegetarian or pescatarian, conscious eating, and they’re still very small. Sekarang kita melihat efek yang sudah menjamur, mereka mulai membawa orang tua mereka, jadi orang tua mereka pun tertarik untuk mengikuti lifestyle tersebut, walau tidak 100% tapi ada pengaruhnya. Itu sih yang sangat terlihat di tahun ini, sangat positif untuk kedepannya so I keep myself very optimistic.
Untuk Max sendiri, kapan munculnya keinginan untuk mempelajari dan mendalami fungsi makanan sebagai “alat” untuk menjaga kesehatan?
2012 was my turning point. I used to live in the Netherlands and in my last year I had depression and some really unpleasant health issues like insomnia and constipation. Because of those health issues I did a lot of research on methods yang bisa menyembuhkan dalam waktu yang cepat dan paling aman, tanpa side effect. I don’t like pharmaceutical medicine that much so I always opt for natural alternatives. I healed everything from a whole food, plant based diet. Back then sebenarnya belum banyak ya diskusi ini, tetapi saya pernah membaca artikel yang menyatakan bahwa a lot of important people like Steve Jobs already lived this way, without too much scientific evidence. So I decided to try it out, and turns out it had a lot of benefits, I lost weight, my health issues all disappeared within 3 months without any medical intervention at all. Dari situ terasa sekali bahwa sebenarnya, nutrition is key for your health. It was not emphasised enough, whether it was in my family or my inner circle so I had to learn it myself.
If I’m not mistaken, a research revealed that only 8% of Indonesians actually eat enough fruits and vegetables, that’s extremely low.
Lama tinggal di Belanda, setelah mengamati gaya hidup antara Indonesia dan Belanda, apa saja perbedaan yang terlihat?
Yang paling terlihat itu sebenarnya dari exercise ya, juga dari pola makan. Even though the Dutch eat a lot of meat, a lot of cheese, a lot of milk, in general they also eat a lot of fruits and vegetables in raw form like salads, so it’s very balanced. Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, di sini sebenarnya banyak sekali bahan sehat, tetapi people are not consuming it enough. If I’m not mistaken, a research revealed that only 8% of Indonesians actually eat enough fruits and vegetables, that’s extremely low.
Orang-orang yang sadar akan exercise di sini juga baru mulai, whereas in Holland everyone uses bikes, everyone walks. Namun di sana infrastrukturnya juga sudah sangat memungkinkan, good pavements and bicycle lanes so it’s more natural for them, sadly we don’t really have that here. Infrastruktur pastinya sangat berpengaruh, untungnya dari mulainya tren ini, it’s starting to change. Kita bisa lihat dari Car Free Day, I think it shows that the government gets a lot of pressure from people karena mereka butuh tempat untuk berolahraga.
Menurut anda, seberapa banyak dampak gaya hidup sehat/organik ini pada industri pertanian dalam negeri?
Dari awal memang Burgreens ingin menjadi social enterprise, bagi kita social impact itu as important as the financial performance. That’s why we decided from the very beginning that we wanted to source our produce locally, from organic farmers with fair trade prices. It makes a huge difference. Dari bekerja sama dengan petani-petani itu, mereka bisa maximise social impact tersebut, karena biasanya organisasi yang empower organic farmers tend to have more social cause than other organisations yang tujuan utamanya hanya produk yang konvensional. Salah satu kelebihan kerjasama ini bisa dilihat dari adanya vocational school, perpustakaan gratis untuk anak-anak di daerah-daerah yang membutuhkan.
Dengan menggunakan fair trade prices, kita sangat membantu daerah tempat tinggal mereka untuk menyempurnakan fasilitas seperti itu. Terutama kalau kita melihat dari segi statistik, a large part of our farmers are vegetable farmers rather than livestock or animal agriculture. Just by choosing to eat more sweet potatoes, more mung beans, more peanuts, it will directly impact these farmers. For instance, if you eat a lot of meat, kebanyakan daging itu di impor dari Australia atau negara-negara lainnya, sadly the origins of those meats have been institutionalised and not directly from the farmers, dan itu baru dari segi impact ke petani-petani saja, belum lingkungan. Dengan memilih untuk lebih banyak menyantap sayur-sayuran lokal, hal tersebut akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap petani-petani kita.
Banyak yang bilang bahwa makan sehat itu mahal, tidak enak, dan rasanya pun hambar, menurut Anda, mengapa masyarakat mempunyai pemikiran tersebut?
Instead of cranberries, why not try red dragon fruit? Instead of quinoa, have they tried to explore barley instead?
Menurut saya karena orang-orang hanya mengenali makanan sehat dari salad, almond, chia seeds, granola. If that’s the dictionary that we have, pastinya akan mahal. Namun saya selalu mengingatkan masyarakat untuk explore bahan-bahan lokal yang sudah tersedia. Instead of cranberries, why not try red dragon fruit? Instead of quinoa, have they tried to explore barley instead? itu lokal kok. Daripada almonds, kenapa tidak mencoba kacang lain yang kita punya di sini. Terutama kalau membandingkan nutrisi, orang-orang mencari antioksidan dari blueberry, kenapa tidak mencoba ubi jalar? Rasanya memang beda, tetapi antioksidannya sama. Misalnya blueberries itu kurang lebih harganya Rp 200,000 per kilogram, harga satu kilo ubi jalar ungu hanya Rp 15,000. Dari situ bisa terlihat, jika kita eksplor bahan-bahan lokal, sudah tidak mahal lagi, and that’s the idea. Kita bisa hidup sehat dengan menggunakan bahan-bahan lokal tersebut.
Beberapa menu andalan Indonesia berbahan dasar daging, misalnya rendang, sate, dll. Apakah hal tersebut merupakan faktor dalam penghambatan ini?
Kita selalu bisa meniru tekstur ayam dengan jamur tiram
Jika kita mempelajari sifat bahan dari jamur misalkan champignon, shiitake dan lain sebagainya, kita bisa menemukan bahwa teksturnya itu lebih superior
Mungkin karena kurang intuitif saja, karena jika kita bisa membuat rendang dengan daging sapi, kita juga bisa membuat rendang dengan kacang merah atau tempe. Bumbunya sama, tetapi proteinnya saja yang berbeda. Misalnya membuat ikan rica rica, pasti juga bisa membuat tahu rica rica atau bahan lainnya. Terutama in the age of advanced food technology, sekarang kita bisa membuat exactly the same texture of meat using plant based ingredients. Indonesia sendiri telah mengeksplor ribuan ton soy protein in dried form, namanya proteina. Proteina itu harganya murah sekali, jadi bagi orang-orang yang menderita kolesterol, mempunyai masalah hormon dan sangat menyukai ayam, mengganti protein tersebut dengan proteina dengan tekstur yang sama persis, it’s healthier and it’s the way to go. Proteina ini juga bisa ditemukan di pasar although it’s not in the fresh produce section. Very high in protein and fibers, so not only do you get the building blocks of life, it’s also very good for your digestion. If you have good digestion, you’ll feel happier!
Di samping itu, kita juga bisa menggunakan natural alternatives seperti jamur, nangka, atau bahkan tempe. Kita selalu bisa meniru tekstur ayam dengan jamur tiram dan jika kita mempelajari sifat bahan dari jamur misalkan champignon, shiitake dan lain sebagainya, kita bisa menemukan bahwa teksturnya itu lebih superior.
Indeks kesehatan Indonesia, dibanding negara-negara lain masih sangat rendah apalagi dalam kalangan kelas bawah, menurut Anda bagaimana Indonesia dapat mengimplementasikan gaya hidup sehat dengan harga yang lebih bersahabat?
Partly kan sudah terjawab dengan Proteina dan juga menggunakan bahan-bahan lokal yang lebih murah, seperti kacang merah, kacang hijau. Interesting fact about kacang hijau, di daerah-daerah, jika ada malnutrisi, hal pertama yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan salah satunya itu memberikan bubur kacang hijau, super nutritious, it’s filling and it’s so easy to prepare. You can feed a village with a fraction of the cost. Jadi pastinya, pertama itu harus mengeksplor local ingredients dan lihat bahan apa yang biasa kita buat dengan protein hewani, dan bagaimana bisa mengganti bahan tersebut menjadi more plant based proteins.
That’s the first thing, kita tidak perlu tiba-tiba hanya makan salad, ataupun quinoa. Sekali lagi, a lot of it has to do with your creativity in the kitchen. Kedua, saya sendiri tidak nge-gym, I usually just try to implement a more active lifestyle instead of exercising. Instead of taking cars, why not take the train? I like taking the train because it allows me to be more active, I walk during the transit, and it forces me to be in the sun, to get the vitamin D, and it’s so beneficial for our bodies. Tapi semua orang itu pasti berbeda, habit kita juga berbeda-beda. Untuk implementasi gaya hidup sehat itu bukan berarti harus mengganti atau merombak total habit kita, tapi pasti bisa di fine tune. So try to do that consciously, try to implement more active lifestyle and incorporate healthier choices. Not only is it good for you, it’s very cost effective.
Di negara-negara lain seperti Jepang, sekolah-sekolah mempersiapkan makanan bagi murid-muridnya untuk mempertahankan dan memperbaiki nutrisi anak-anak, menurut Anda dapatkah Indonesia melaksanakan hal tersebut dalam sistem sekolah kita?
Kalau ditanya bisa atau tidak, tentu jawabannya pasti bisa. Namun, saya kurang tahu Kementerian Pendidikan itu se-progresif apa, karena mereka harus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan juga, I don’t know how close they are, or how open they are to the idea. I do know that they’re doing some kind of food program, but I don’t feel that it’s the right one. Contohnya, mereka menjalankan food program di NTB atau NTT dengan kerjasama Indofood, so it’s instant noodles. How do you expect people to be healthy through that? I don’t mean to criticise but I can’t help but do it. If you think about it, it’s so much better to stick to the traditional diet of each region, so you don’t have to eat tempe if you’re not used to. But I know di daerah-daerah tersebut, they consume a lot of sweet potatoes, cashews, a lot of nuts that grow wildly there. It’s important to focus on those ingredients.
Hopefully one day Burgreens or even I have the privilege to work on this project because I will totally do that, I will explore those local ingredients in each region and expand that to create menus that cater to them. Itulah yang disayangkan, terkadang pemikirannya masih sangat short term. Salah satu hal yang juga bisa dilakukan itu to engage the mothers, setiap daerah pasti ada ibu-ibu yang bisa masak, and that’s the strength of our culture. Wherever we are, ibu-ibunya pasti masak. So if we’re ever aiming for a food reform, kita harus bisa engage mereka.
You can’t be an environmentalist and still eat meat, as simple as that.
Salah satu topik yang sedang hangat pula selain gaya hidup sehat juga gaya hidup “sustainable”, apakah kedua hal itu dapat berkorelasi?
Definitely, both a healthy lifestyle and a healthy diet. This is a fact that most people don’t know, we have 12 years left. The earth is warming up, IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) reveals that in those 12 years we will reach another 1.5 degree increase in temperature. Dari tahun 1880 sampai 1977, 97 tahun pertama saat data iklim baru saja dicatat, temperatur dunia itu hanya naik sebanyak 0.2 derajat, untuk 100 tahun pertama. Dari poin tersebut, sampai 2017 kita sudah naik 1 derajat hanya dalam 40 tahun. IPCC memprediksi jika kecepatan dari 0 ke 1 itu 40 tahun, dari 1 ke 1.5 itu 12 tahun. Dari 1.5 ke 2 is even shorter, 2-3 will be even shorter. United Nations Reports juga sudah menyatakan bahwa animal agriculture is the leading cause of climate change. You can’t be an environmentalist and still eat meat, as simple as that. This angered a lot of people, because people care so much about the environment, tapi buat mereka ini adalah topik yang sangat sensitif, karena so many people love meat. Richard Branson actually put it really beautifully, “I love my meat, but I love my planet even more, so I’m going to eat a meat free diet for at least once or twice a week”.
What we eat directly impacts ourselves and also our planet.
It’s about consciousness, kesadaran untuk menjadi bagian dari solusi. So if you are concerned about the environment, secara otomatis pasti berhubungan dengan pola makan. Bagi orang-orang yang memang sudah makan sehat, mungkin mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka sudah berkontribusi untuk lingkungan. I think it’s very interlinked, there’s more and more advocates for healthy food and the environment, they always say that when you talk about nutrition or food choices, it’s not a matter of individual nutrition anymore, it’s collective. What we eat directly impacts ourselves and also our planet.
Salah satu limbah terbanyak di Indonesia adalah limbah makanan, bagaimana Anda atau melalui Burgreens menyikapi isu tersebut?
Untuk Burgreens, kita melakukan beberapa hal. Kami biasanya menggunakan daun dari bayam hijau dan batangnya terbuang. Di Burgreens, sisa produce itu akan dikirim kembali ke central kitchen, and will be used for other dishes like spinach patty or something else. Pokoknya, semua makanan yang masuk ke Burgreens harus dipakai sepenuhnya. Selain itu, kita juga bekerja dengan waste management company called Parongpong. They educated us in reducing 70% of waste that we have. Dari segi material, kita selalu mempertanyakan bagaimana kita bisa menggunakan satu packaging untuk semuanya.
Nah, kalau kita masih ada sisa limbah, kita bisa mengolah sampah itu ke dalam mesin hydrothermal, istilahnya seperti memasak sampah. Jadi kita bisa masukkan semua sampah organik dan non organik, hanya saja kapasitasnya kecil jadi kita memang harus mengurangi volume sampah terlebih dahulu. Setelah di proses, mesin itu menghasilkan pupuk kompos dan juga petrol yang bisa dipakai untuk mesin itu sendiri. So this hydrothermal machine is something we aim to do more in January karena kita masih dalam proses untuk melihat berapa banyak sampah yang kami hasilkan. Sekarang kami sudah ada datanya, dan memang sampah yang paling banyak itu limbah makanan, sekitar 50%. Limbah tersebut juga akan kami pilah lagi, dan semoga dengan menggunakan mesin hydrothermal ini, kita bisa membuat sebuah sistem.
Kalau Anda sendiri sebagai individu, apa saja cara-cara yang digunakan menyikapi gaya hidup “sustainable” ini?
Well first of all, I always bring a water bottle with me, a shopping bag. I also bring an empty lunch box because just in case throughout the day saya take-away makanan, I buy a lot of fruits as well and I usually just put it there. Saya lebih suka membeli buah-buahan di street stalls karena mereka tidak menawarkan plastik, tapi tentu saja kalau belanja di supermarket memang lebih susah. Jika membeli satu atau dua hal saya pasti menolak menggunakan plastik, tapi kalau banyak mau tidak mau saya harus menggunakan plastik itu. With that, I do it very consciously, I repurpose the plastic for other uses. However, I find that it’s also a big issue, people want to eliminate plastic altogether, it’s a bigger commitment. Just by being conscious to reduce our personal waste it’s already a big contribution.
Apa langkah anda kedepannya untuk mempromosikan gaya hidup sehat lebih lanjut?
Sekarang ini kita sedang sangat aktif dalam program Burgreens goes to School and goes to Office. We partnered with WWF (World Wide Fund) for this, and we are both part of a bigger program called Live Greener, where we promote the eco-lifestyle, juga pola makan yang sehat to encourage them to participate, especially in Jakarta. It’s crucial that we try to promote that here because it’s very easy to do, and it can be very fun. The idea from the food or nutrition perception is we want to encourage them to at least be green for one day a week, we call that Green Monday. Some say it’s Meatless Monday, but for Indonesian people, the word meatless can be very intimidating, so that’s why we encourage them to do it just for a day a week. Kalau untuk edukasi, sekarang banyak sekali festival, movie screening. Seperti festival musik lain kita juga membuat eco festival, eco-market untuk memperkenalkan orang Jakarta kepada movement ini.