Gimme 5: Siapa yang Menginspirasi Gianni Fajri dalam Membuat Video
Dari Terrence Malick sampai Wong Kar-wai, berikut adalah sutradara yang ikut membangun karakter karya Gianni Fajri sebagai videografer.
Nama Gianni Fajri sudah tidak asing berkat deretan karya yang ia buat. Mulai dari film pendek untuk band Elephant Kind, hingga untuk We The Fest. Adanya kesan dreamy dan permainan warna yang dalam tiap video yang ia buat, membuat karakter Gianni menonjol. Tentu karakter ini hadir berkat adanya referensi, maka dari itu pada episode Gimme 5 kali ini, kami mengajak Gianni Fajri untuk membagi 5 tokoh yang menginspirasinya dalam membuat video.
Terrence Malick
Malick was graduated as a philosopher. Karya -karya Malick bisa dibilang sangat puitis. Bahkan butuh beberapa kali ditonton untuk mengerti. Pengambilan gambar dengan konsep ‘ghostly’ selalu membawa penonton berandai-andai dan menikmati imajinasinya. Teknik directing yang unik, kadang pemain tidak tahu akan seperti apa hasil jadinya, dan kadang suaranya saja yang diambil. Emotion, simple gesture, nature and scoring kurang lebih yang ia tonjolkan di tiap karyanya. Bagaimana memvisualkan puisi dengan sinematografi yang indah tapi sangat raw. Karakter Malick ini yang membuat beda dari sutradara-sutradara lainnya, justru membuatnya spesial dan punya makna mendalam. Seperti contoh filmnya yang berjudul “Tree of Life”, “Knight of Cups”, “To The Wonders” dan “Voyage of Time”.
David Lynch
Sisi misterius yang selalu menjadi karakter Lynch, selalu menarik. Dia pernah bilang pintu setengah terbuka lebih menarik daripada pintu yang sudah terbuka. Selain filmmaker, dia juga memproduksi lagu, salah satunya sama Lykkle Li dan menjadi guru spritual untuk transcendental meditation. “Lost in Highway” dan “Blue Velvet”, film yang menemani saya beranjak dewasa. Lynch salah satu filmmaker yang membantu saya membentuk karakter personal maupun di karya.
Sofia Copolla
Selain anak perempuan dari filmmaker Francis Ford Copolla, The God Father goddes (love his movie too!) Sofia, mempunyai karakter dreamy yang secara personal membuat saya cepat terikat. Karyanya yang berjudul “Lost in Translation” adalah karya yang menarik perhatian saya. Dengan sempurnanya dia bisa mengemas ‘kekosongan’ dengan tepat dan juga pemilihan lagunya juga membuat aku jatuh cinta. Yes, I’m a shoegaze lover. Dia membawa beauty, empty, but mysterious di setiap karya-karyanya itu yang sangat menginspirasi saya.
Spike Jonze
Love his vision all the way. Selain mem-package sebuah cerita, Jonze juga mempunya sisi seni yang tinggi dan out of the box. Saya suka Gondry dan Terry Gilliam yang heboh dengan set-setnya. Tapi Jonze mempunyai spesialisasi sendiri dan masih sangat relatable di dunia nyata. “Being John Malkovich”, “Her”, “Where the Wild Things Are”, dan karya lainnya, menurut saya relatable walau bermain di ruang imajinasi. Selain film dia juga menyutradarai beberapa iklan seperti dengan Apple dan FKA Twigs dan salah satu pemimpin program VICE yakni, VICELAND. Menurut saya dia sangat menginspirasi dalam segala hal.
Wong Kar-wai
I LIVE WITH HIS VISION! “Chungking Express” and “In the Mood for Love” was totally my first love. Dan untuk keseluruhan film, ia cuma memakai 1 soundtrack yang menempel dengan semua adegannya. Seperti mendengar 1 lagu saja bisa ingat semua adegan filmnya. Storytelling dan pemilihan karakter minor membuat film ini selalu menarik dan tidak mudah ditebak. Treatment-treatment pengambilan gambar yang mempunyai maksud menyampaikan sebuah rasa dan pesan juga tersalurkan dengan baik olehnya. I think it’s one of my favorites of all time.