Alexander Pleninger
Alexander Pleninger memutuskan untuk menggunakan model Buchla dari Buchla Electronic Musical Instruments (BEMI) karena tidak puas dengan model-model synthesizer yang cenderung mahal.
Teks: Ibrahim Soetomo
Foto: InRussia
Menjelaskan Alexander Pleninger harus dengan dua sebutan, komposer musik dan engineer otodidak. Artinya, ia bukanlah seorang komposer konvensional, atau pun seorang engineer remeh temeh, karena dengan dua latar belakang ini, ia mampu menciptakan inovasi instrumen musik yang tidak terduga.
Alexander Pleninger tergabung di kolektif perancang synthesizer Moscow bernama Keen Association. Secara bersama, ia berdedikasi untuk mengembangkan synthesizer module model Buchla. Salah satu penemuannya adalah Polyphonic Touch’n’Run Voltage Array Model 220, sebuah perangkat keyboard controller polifonik canggih dengan ragam fungsi seperti arpeggiator dan sequencer, artinya, ini bukanlah keyboard biasa.
Alexander kerap tidak puas dengan model-model synthesizer yang cenderung mahal, maka ia memutuskan untuk menggunakan model Buchla dari Buchla Electronic Musical Instruments (BEMI), sebuah perusahaan perakit synthesizer module. Selain pengguna Buchla, ia merupakan penggemar chiptune dan perangkat 8-bit seperti Gameboy dan Nintendo Entertainment System (NES). Menurutnya, ada banyak musik yang bisa diciptakan dari perangkat ini, lebih dari soundtrack ikonik Mario Bros tentunya.
Pada festival Synthposium 2017 di Moskow, Alexander hadir untuk membicarakan praktik inovatifnya terhadap penemuan-penemuan instrumen musik elektronik alternatif. Ia juga memberi kuliah di SoundArtist Studio di Moscow, sebuah studio yang fokus pada riset bebunyian eksperimental.